Chapter 1 : Start.

135 20 0
                                    

"Kamu benar-benar tidak ingin mengetahui siapa yang membeli rumah ini?"

So Junghwan, lelaki yang kini menoleh pada seseorang yang masih asyik memasak hanya menggelengkan kepala.

"Aku hanya ingin pergi. Mau rumah ini dijual atau tidak, itu bukan urusanku. Karena Ayah yang memiliki wewenang. Kamu tahu itu kan, Kak Junkyu?" Lanjut Junghwan kemudian.

Kim Junkyu, tengah mencicipi satu sendok kuah sup buatannya. Tidak terlalu peduli dengan perkataan Junghwan tadi.

"Kurang garam." Ucap Junkyu sembari meraih satu botol kecil berisi garam dan menaburkannya hati-hati.

Junghwan masih berdiri, memilah buku dari kardus dihadapannya untuk dipindah pada container box berukuran sedang disebelah kiri. Meja makan penuh oleh barang-barang yang Junghwan sudah pindahkan dari gudang dan sebagian sudah rapi tersusun disebelah kanan.

Melirik sebentar punggung Junkyu yang masih sibuk dengan masakannya.

"Tidak bertanya lagi? Biasanya kamu cerewet, Kak."

Junkyu mematikan kompor dan membalikkan badan.

"Itu privasimu. Aku dan Haruto tidak akan mengganggu pilihanmu. Selesai, kan?" Jawab Junkyu sembari melepas celemek. Meletakkannya asal di pantry dan mendekat ke arah Junghwan.

Walaupun sebenarnya ia berbohong.

Walaupun Junkyu sangat ingin tahu, tapi ia memilih untuk tidak mengganggu Junghwan.

Ikut sibuk memandangi beberapa buku yang sudah masuk dalam container box hingga kedua mata lecinya menemukan buku bersampul biru disebelah kardus tersebut. Buku itu sangat cantik. Covernya bergambar bunga dandelion dengan latar berwarna biru langit. Terlihat seperti buku yang sudah lama digunakan karena warnanya sedikit pudar. Tetapi tali pemisah halamannya tidak kusut.

Junghwan mengikuti arah pandang Junkyu. Lalu berdeham lirih.

"Itu buku catatan kesayanganku." Ucap Junghwan singkat.

Junkyu menganggukan kepala. Namun, pandangannya tidak beralih.

"Buku itu sangat berharga pasti."

Hening.

Benar-benar hening.

Bagi Junkyu, keheningan ini adalah jawaban. Ia tahu bagaimana karakter seorang So Junghwan yang tidak terlalu banyak bicara tentang "personal" sejak beberapa tahun terakhir.

So Junghwan yang ia kenal dulu dan sekarang sedikit berbeda.

Junkyu melihat ini secara pribadi.

Dulu, Junghwan sangat terbuka tentang apa yang ia rasakan.

Sekarang, jika Junghwan tak ingin membahasnya, ia memilih diam. Ia juga jarang menceritakan apapun yang ia rasakan. Hal sepele, semisal ia lelah bekerja atau ada halangan apapun, ia tidak pernah membicarakan ini sekalipun pada orang tuanya. Hanya memendam sendiri.

Hidup Junghwan pun terlihat biasa saja. Sama seperti kesehariannya. Bedanya, ia lebih banyak tidur saat sempat atau mendengarkan musik.

Bukannya tidak peduli, tapi bagi Junkyu juga Haruto tidak akan ikut campur urusan pribadi Junghwan, selama ia bisa mengatasinya dan juga masih dirasa baik-baik saja.

Namun, setiap hari Junkyu dan juga Haruto akan selalu mengirimi pesan singkat untuk selalu memastikan Junghwan baik-baik saja. Seringkali Junkyu juga spam telfon hingga ia bisa mendengarkan decak kesal dari Junghwan ketika akhirnya mau mengangkat telfonnya.

Setiap seminggu dua kali, Junkyu akan berkunjung untuk menemani Junghwan yang tinggal dirumah kecil pemberian Ayahnya ini.

Selebihnya, Junghwan masih sama.

Masih suka makan.

Masih suka tertawa keras jika melihat hal yang lucu.

Masih suka bertengkar dengan Milky, anjing golden retriever milik tetangga.

Masih suka menjahili Junkyu ketika tidur.

Dan lagi, masih suka bersikap "premanisme" ketika Haruto pulang dinas.

Kini, Junkyu menatap -tepatnya kedua kelopak mata Junghwan yang masih fokus menatap satu persatu buku yang ia buka sekilas.

Dalam lubuk hati paling dalam, Junkyu sangat amat meyakini satu hal.

Junghwan tidak baik-baik saja.

Sejak beberapa tahun terakhir ini.

Kelopak mata indah itu sebenarnya sudah diamati Junkyu sejak lama. Delapan puluh persen mata itu selalu sayu.

Sedih sekali? Atau berat sekali beban yang ia tanggung?

Seberat apa pekerjaan atau sosialisasi atau juga adaptasinya hingga ia bisa selelah itu bahkan hanya dengan melihat kedua matanya?

Itu yang selalu Junkyu tanyakan dalam hati.

Junghwan melirik pada Junkyu dan tersenyum tipis. Junkyu yang sadar menunduk sebentar dan membasahi bibir.

"Jangan berpikiran macam-macam tentangku, Kak. Aku tidak apa-apa."

Damn.

Seolah mampu menembus isi kepala.

Junkyu mendecih lalu mengulurkan satu tangannya pada rambut mullet Junghwan dan mengusapnya pelan.

"Iya, Anak Kecil."

Junghwan tersenyum dan menyatukan beberapa kardus dan memindahkannya ke bawah meja. Sementara membiarkan container box yang sudah tertutup itu ditempatnya.

Junghwan segera menatap Junkyu dengan wajah lucu dan kedua mata dibulatkan.

"Kak Junkyu, ayo makan. Aku lapar."

Junkyu tertawa dan menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Mengabaikan prasangkanya.

Berlari untuk meraih dua sisi panci kaca berisi sup ayam berwarna kuning dari atas kompor, sementara Junghwan menyediakan tiga mangkuk beserta sendok supnya.

Junkyu kemudian meletakkan panci yang tak terlalu panas itu pada tatakan di meja yang sudah disediakan Junghwan tadi.

Junghwan kini sudah duduk dan dengan wajah riang membuka tutup panci tersebut dengan mata terpejam. Menikmati aroma rempah bercampur gurih dari supnya.

Dan Junkyu kembali terfokus pada buku biru dandelion yang berada di pelukan Junghwan.

"Diletakkan dulu bukunya. Nanti kena tumpahan kuah."

Junghwan yang berniat menyendokkan sup tersebut ke dalam mangkuk seketika tersenyum malu dan meletakkan buku itu diatas container box.

Junkyu bisa melihat dengan jelas bagaimana cara Junghwan meletakkannya dengan hati-hati.

"Makan yang banyak. Jangan sampai tersisa."







































Notes :

Hai!

Akhirnya dengan modal nekat dan semangat ugal-ugalan, aku memutuskan untuk up cerita One Book One Shipper Focus.

Dimulai dulu dengan "WOOHWAN" ya.

Untuk "Hello, Kak!" akan aku jadikan selingan updatenya. Jadi aku juga fokus akan merampungkan book sana-sini biar bisa memberikan yang terbaik buat kalian.

Wuhu!

Aku akan spill tentang alur One Book One Shipper Focus ini. Jadi book ini akan saling memiliki keterkaitan, baik yang solid atau sebatas selingan. Begitupula dengan alur ceritanya. Ada yang maju dan juga ada yang mundur.

Setiap book akan selalu ada Prolog dan Epilog guna memudahkan kalian nanti untuk   -mungkin- melihat chapter selanjutnya.

Endingnya sad atau happy?

Kita lihat saja nanti.

Btw, kalau kalian mau tanya-tanya, kasih saran, ataupun sekedar curhat dadakan silakan bebas kirim pesan ke aku atau komen aja juga gapapa. Kadang aku tidak balas, tapi selalu aku baca dan jujur itu nambah semangat buat aku!

Sehat selalu dan selamat menikmati!

See My Point Of View, Love. (WOOHWAN)Where stories live. Discover now