(8)

59 7 0
                                    

Disarankan play 🎵 Polaroid Love - Enhypen

"Halo kamu" Seorang anak berumur 11 tahun tiba-tiba menyapa Vian yang tengah duduk di kursi taman rumah sakit.

Iya, Vian sudah sadar sejak dua hari yang lalu. tetapi dokter baru memperbolehkannya jalan-jalan sekarang.

"Halo juga kak" Vian menjawab sapaan tersebut dengan senyuman.

"Aku boleh duduk disini ngga?" Anak itu bertanya

"Boleh" Vian menyetujuinya dan anak itu pun duduk tepat di samping Vian.

"Nama kamu siapa?" Vian ingin berkenalan dengan anak di sampingnya ini.

"Reyvan Ardinata, kamu bisa panggil aku Rey" Anak itu memperkenalkan dirinya.

"Halo kak Rey, salam kenal" Vian mengulurkan tangannya pada Rey yang menahan gemas.

"Iya, nama kamu siapa?" Rey yang penasaran pun bertanya.

"Jovian Aprilio, kakak bisa panggil Vian aja" Vian memperkenalkan dirinya.

"Salam kenal ya Vian" Rey membalikkan ucapan Vian tadi.

"Eh iya, darimana kamu tau kalo aku lebih tua dari kamu?" Rey bertanya Karena terlanjur penasaran.

Vian berdiri dari duduknya, dan berdiri di depan Rey yang masih duduk.

"Kak Rey ayo berdiri" Vian menarik tangan Rey pelan, untuk berdiri di hadapannya. Rey pun berdiri menuruti ucapan si manis ini.

"Nah, karena kakak lebih tinggi dari Vian. mangkanya Vian tau" Vian menjawab pertanyaan itu.

Rey hanya tertawa gemas. ternyata anak ini menyimpulkan bahwa dirinya lebih tua dari Vian gara-gara tinggi badannya toh.

Vian yang melihat Rey tertawa pun bingung. perasaan dia nggak ngelucu deh, kok Rey ketawa ya?

"Kak Rey kok ketawa?" Vian menyuarakan isi pikirannya.

Rey pun semakin tertawa mendengar pertanyaan polos yang di lontarkan Vian padanya. dan tak lama berhenti.

"Habis kamu lucu deh" Rey akhirnya menjawabnya.

"Vian ngga ngelucu kok" Vian menjawabnya dengan polos

"Tuh kan, lucu banget" Rey yang tidak tahan dengan yang gemas-gemas pun mencubit pipi Vian dengan pelan.

"Kak Rey jangan cubit-cubit ih" Vian cemberut kesal.

"Iya-iya" Rey berhenti mencubit pipi milik Vian.

"Oh ya, kamu ngapain disini sendirian?" Rey bertanya sembari duduk kembali di kursinya.

Vian yang melihat Rey kembali duduk pun ikut kembali duduk di sebelahnya.

"Vian bosen di kamar kak" Vian mencurahkan kejenuhannya.

"Vian sakit?" Rey menatap Vian lekat

"Iya, udah dari dua hari lalu disini. sama Sean, tapi Sean tidur terus. aku ajak keluar ngga mau, malah nyuruh aku sendiri aja" Vian membalas pertanyaan Rey

"Sean itu..." Rey menggantungkan pertanyaannya.

"Sean itu kembaran aku. kapan-kapan deh Vian kenalin" Vian menjawab pertanyaan Rey yang menggantung itu.

Rey hanya mengangguk. dan tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya. sebuah permen coklat, dan memberikannya kepada Vian.

"Vian mau ini ngga?" Rey bertanya sembari menyodorkan permen itu

Vian menatap bungkus coklat yang berisi permen itu dengan mata berbinar.

"Buat Vian kak?" Vian bertanya dengan antusias

"Iya" Rey menjawabnya sembari meletakkan permen tersebut di atas telapak tangan Vian

"Makasih kak" Vian tersenyum sedang dan langsung membuka permen tersebut. dan tentu memakannya.

See you di chapter berikutnya

Jangan lupa vote dan komen

agar aku semakin semangat up-nya

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

One for eternityWhere stories live. Discover now