DROP INSIDE'07

556 71 23
                                        

     Sepanjang jalan menuju tempat tinggal baru, renjun berpikir keras bagaimana nanti kedepannya.

Tinggal berdua dengan sosok Na jaemin yang misterius itu sedikit banyaknya membuat ia takut. Apalagi dirinya dalam mode penyamaran.

"turun bawa barang-barang mu."

Jaemin berjalan lebih dahulu membawa langkah kaki mereka ke tempat yang dituju.

Bermodalkan semacam kartu identitas pemilik apartemen pintu masuk otomatis terbuka mempersilahkan sang tuan rumah. Renjun di belakangnya hanya ternganga takjub, hal yang ia lihat seperti di film-film dilihatnya secara langsung belum lagi saat masuk kedalamnya. Ruangan yang luas walau tidak seluas kamar asli jaemin di kediaman Na.

Renjun berdecak kagum, apa suatu saat nanti ia bisa memiliki tempat tinggal seperti ini? dengan hasil gaji yang di berikan tuan Na padanya.

"kamarmu ada disana," jaemin menunjuk salah satu kamar.

"bersihkan dirimu lalu temui aku di dalam kamar sebelah sana." ucapnya lalu pergi.

Renjun menunduk mengerti.

Bergegas renjun menggeret koper-kopernya masuk kedalam kamar tidurnya tidak mau jaemin menunggu lama dirinya, renjun hanya sempat mandi dan belum merapikan pakaiannya di lemari.

Tapi renjun melupakan sesuatu yang sangat penting sebelum masuk ke kamar jaemin.

Renjun mengetuk pintu kamarnya.

"masuklah Renata."

Masuklah renjun kedalam, tapi jaemin tidak ada disana tapi suara gemericik air dari dalam kamar mandi yang hanya di beri sekat kaca berembun menampilkan bayangan orang di dalamnya.

Renjun terdiam sedikit merinding melihat siluet tubuh jaemin yang besar itu, belum lagi siluet yang kurang ajarnya matanya melirik pada belalai yang menggantung di antara paha.

Jika renjun benar-benar perempuan dirinya yakin pasti akan takut dan menangis melihat ini. Sayangnya renjun laki-laki tulen yang hanya di buat merinding sekaligus iri dengan bentuk badan jaemin.

"sudah puas melihatku, hm?"

Tiba-tiba jaemin keluar dengan menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya. Perut kotak-kotak yang di idolakan kaum hawa itu terpampang jelas sekarang.

"ah...ti-tidak–

–maaf tuan muda." mengelak dengan alasan apapun rasanya tidak akan masuk akal karena jelas-jelas dirinya dengan tidak sadar terus menatap kearah kamar mandi.

Pipinya memerah menahan malu karena tertangkap basah. 'apa dia akan berpikir bahwa aku perempuan cabul?' batin renjun.

"tidak apa." jaemin mendekat hingga nafasnya berhembus jelas di depan wajah renjun.

Renjun sedikit panik karena tiba-tiba saja jaemin bersikap di luar pikirannya.

"tapi omong-omong penampilan mu agak berbeda, renata." bisiknya.

"berbeda seperti apa?" bata renjun.

Bulu kuduknya merinding seketika.

"tidak ada, cepat keringkan rambutku." dengan tidak pertanggungjawaban jaemin menjauhkan dirinya dari renjun yang terkejut setengah mati.

mengabaikan jantungnya yang berdetak cepat renjun mengambil handuk kecil khusus untuk mengeringkan rambut sekaligus hairdryer.

di tengah kegiatannya mengeringkan rambut jaemin, renjun baru sadar bahwa dadanya sangat rata karena lupa memakai bra kapas miliknya.

'sialan aku lupa memakainya!'

tanpa renjun tau jaemin melihat semua gerak gerik renjun yang sempat memegang dadanya panik melalui cermin.

"ada apa renata?" tanyanya.

"sepertinya aku melupakan sesuatu di dapur sebelumnya tuan muda, izin untuk pergi ke dapur sebentar."

"Ya silahkan, aku juga sudah mulai lapar renata, buatkan aku semangkuk mie instan kalau begitu."

"Mengerti tuan muda."

Renjun meletakkan kembali hairdryer yang dipakainya tadi di atas meja, dan pergi cepat keluar kamar jaemin.

Jaemin terkekeh geli. "sungguh memalukan membayangkan bagaimana dia memakai benda itu." guamamnya.

Sedangkan renjun mengobrak abrik isi kopernya dan menemukan benda yang ia cari, dengan cepat dirinya membuka baju nya untuk memasang sebuah bra dengan ukuran standar.

Dalam hatinya ribut 'apa ini yang dimaksud jaemin kenapa penampilan dirinya sedikit berbeda?'

"Apa aku akan ketahuan?"












TBC

13092023












Jaemren; Drop InsideWhere stories live. Discover now