Jakarta-Tokyo

472 66 69
                                    

Helaan nafas keluar dari mulut Geisha sembari menatap kosong kolam ikan yang ada di halaman tengah rumahnya... atau rumah Dave? Entahlah, Geisha juga tidak tau sebenarnya ini rumah siapa.

Yang jelas ini tidak terasa seperti rumah, melainkan penjara. Iya sih, semua kebutuhan Geisha dipenuhi dengan sangat-sangat baik oleh para pelayan utusan kakeknya, tapi itu juga membuat semua pergerakan Geisha terbatas.

Handphone lamanya disimpan oleh kakeknya, ia diberikan handphone baru agar ia mudah dipantau oleh kakeknya.

Kurang terjajah apa lagi hidup Geisha?

Di saat seperti ini, Geisha hanya memikirkan satu nama

Mahen.

Apakah lelaki itu sudah sukses membencinya?

Atau yang lebih buruk, apakah ia sudah 100% melupakannya?

Bagaimana hasil ujiannya? Apakah ia berhasil mengalahkan Zara di peringkat paralel?

Lalu bagaimana rencana selanjutnya setelah ia lengser dari ketua OSIS? Apakah ia akan sibuk les sana-sini seperti apa yang ia katakan dulu?

Apakah Mahen masih sering minum susu milo?

Apakah Mahen masih—

"Lo mau hadiah Natal apa?"

Geisha mendongak ke kiri dan menjumpai Dave yang berdiri tegap di sana.

"Ga mau—"

"Kakek yang nanya"

Gadis itu menghela nafasnya "Bilang sama dia, hadiah Natal gue selama dua tahun nanti mau gue tuker sama satu permohonan."

"Lo mau minta apa emang?"

"UGM"

"UGM?"

Geisha mengalihkan pandangannya pada kolam ikan di depannya, kemudian ia mengangguk.

"Gue mau kuliah di UGM, terserah caranya gimana. Gue bakal nurutin semua perintahnya dia, asal gue diizinin buat kuliah di Indonesia." Ucap Geisha pelan

Dave tau, ini bukan masalah UGM-nya, tapi Mahen nya.

"Gue ga yakin itu bakal dikabulin sama kakek lo" ucap Dave

"Ga ada salahnya nyoba kan?" Geisha mengerdikkan bahunya

Dave menarik nafasnya "Kenapa lo ga nyoba terima aja sih, Sha?"

"Terima?" Geisha mengerutkan dahinya "Lo bisa dengan gampang bilang gitu karena lo ga merasa terpaksa di hubungan ini, Dave. Tapi gue engga! Gue cintanya sama Kak Mahen! Lo ga bisa nyuruh gue buat duduk dan nerima semuanya, sementara gue ga ngerasa bahagia sama sekali!"

"Tapi lo tau kan resiko yang bakal lo hadapi kalau lo ngelanggar perintah kakek lo? Gue nyuruh lo terima bukan semata-mata karena gue pengen lo suka balik sama gue, tapi gue juga khawatir hal buruk bakal menimpa lo!" Dave berseru dengan helaan nafas lelah

"Hidup gue udah fucked up, Dave. Apa lagi yang bisa lebih buruk dari ini?" Geisha mengerutkan dahinya

"Oke... Sekarang coba lo pikirin lagi alasan kenapa lo terima buat pindah ke Jepang! Yakin hidup lo ga akan lebih buruk dari ini?" Dave mengangkat satu alisnya dan menatap Geisha yang masih setia duduk di tempatnya

Karenanya Geisha terdiam.

Semua yang dikatakan Dave benar adanya, hidupnya pasti akan jauh lebih buruk kalau ia macam-macam.

"Kenapa gue harus lahir di keluarga gila kayak gini sih?!!!!" Geisha mengusap wajahnya dengan dua tangan secara kasar

Dave kembali menatap Geisha yang frustasi dengan keadaannya. Kemudian ia berjongkok dan menaruh Kitkat matcha di sisi gadis itu.

#1 From : MahenWhere stories live. Discover now