campfire

891 102 14
                                    

Prit! Prit! Prit! Prit! Prit!

Peluit yang menandakan untuk berkumpul menggema di seluruh lapangan. Meskipun event ini memang diadakan oleh para Bantara, OSIS juga turut andil dalam membantu mengatur para peserta agar mengikuti camping dengan baik

Apel yang menjadi pembuka acara mereka kali itu dilangsungkan dengan khidmat. Syukurnya orang-orang tidak banyak bertingkah.

"OSIS kumpul dulu yuk!" Mahen mencari tempat yang sepi untuk mengumpulkan anak-anak OSIS supaya bisa ia briefing

Tenang.

Hari ini ia tidak terlambat karena Kinara berangkat bersama papanya.

"Habis ini ada acara hiking, mereka bakal keliling sekitar sekolah. Gue mau kalian nyebar berdua-berdua ke titik-titik perbatasan kita, jangan sampe ada yang nyasar ke pemukiman warga. Sampe sini ngerti ga?" Tanya Mahen yang dijawab anggukan oleh orang-orang di sana

"Rutenya bakal agak esktrem karena harus nyebrang sungai dan masuk ke hutan pinus. Jangan sampe ada yang kelewat apalagi ketinggalan!" Mahen menatap seluruh anggotanya "Tugas kita di sini emang cuma harus bantuin Bantara, dan gue ga mau denger kalau ada oknum OSIS yang bikin acara ini ga lancar. Gue harap semuanya ngerti. Lo mau nambahin sesuatu ga, Zar?"

Zara mengangguk "Karena nanti gue sama Mahen ga ikut jaga di pos, gue harap kalian bisa ngelaksanain tugas kalian sebaik mungkin ya. Inget! Tugas kalian buat ngejagain mereka, bukan buat ngisengin apalagi tebar pesona! Gue ga mau ada di antara kalian yang nyari kesempatan buat dapet dede dede gemes!"

"Iya, Zar..." Jawab mereka pelan

"Oke... Sekarang kalian boleh nyebar!" Mahen memberi instruksi pada mereka semua hingga tersisa dirinya dan Zara di sana

Mereka mengamati apel pagi itu dengan seksama. Seperti nostalgia masa-masa mereka MPLS tahun lalu.

Tak terasa waktu begitu cepat berjalan, sekarang mereka ada di sini dan mengawasi adik-adik kelas.

"Nih"

Mahen menoleh dan mengerutkan dahi ketika Zara memberikannya sebatang coklat

"Lo kesambet apaan?" Mahen mengerjapkan matanya

"Bukan dari gueee! Tadi ada adek kelas, gue lupa gugus apa. Cuma dia nitip coklat ke lo, soalnya ga berani ngasih langsung" Zara merotasikan bola matanya "Congratz ya, nambah lagi tuh fans lo"

Mahen tertawa "Anehnya lo mulu yang selalu jadi kurir ya, Zar?? Jangan-jangan lo ada jasa kurir fans-fans gue?"

"Ide bagus!" Zara menoleh ke arah Mahen "Mulai sekarang kalo ada yang nitipin gue lagi, gue suruh mereka bayar! Ongkir coyyy!"

"Dasar perhitungan" Mahen menyikut lengan Zara

Gadis itu cuek saja dan menatap ke depan. Sejujurnya ide tadi bagus juga sih, mengingat ia bisa dapat uang jajan tambahan—

"Lo ga bener-bener mau ngasih biaya ongkir ke mereka kan?" Mahen membuyarkan lamunan Zara

"Liat ntar"

"Dih... Gue bilangin kakak lo nih? Adeknya mata duitan."

"Bilangin aja! Siapa tau gue jadi dapet uang jajan tambahan?"

"Benar-benar ni orang otaknya duit doang..." Mahen menggeleng heran

"Hidup itu tentang cuan." Zara mendelik "Dah ah, gue mau ngecek HokBen udah dateng belom"

"Ikut"

"Ya emang lo harus ikut! Gue bawanya gimana kalo lo ga ikut coba?!" Zara gemas sendiri, mau nampol

#1 From : MahenWhere stories live. Discover now