#2 - my heart breaks a little when i hear your name

37K 2.7K 28
                                    

Sebagai sahabat yang sudah bersama-sama untuk waktu yang lama, Kama jelas mengetahui sejarah percintaan Mika dan Nicholas. Apalagi dialah yang menjadi mak comblang mereka berdua.

Kama mengenal Nicholas tak sengaja dari mutual friend-nya di kampus. Pria itu membantu Kama dan temannya mengerjakan tugas kuliah--dimana Nicholas tengah mengambil S2 pada saat itu. Berawal dari sana, mereka berteman. Karena Mika sering berkunjung ke fakultasnya, akhirnya Mika juga berkenalan dengan Nicholas. Dan sudah bisa ditebak, Mika jatuh cinta duluan lalu meminta Kama membantunya mendekati Nicholas.

Kama awalnya menolak. Bukannya apa, dia jelas tahu bagaimana Mika. Gadis itu gampang jatuh cinta. Satu minggu setelah putus, dia akan langsung mengenalkan pacar barunya pada Kama. Tidak masalah jika Nicholas hanya temannya, tapi Nicholas adalah teman dari temannya. Pria itu juga sangat baik dan sering membantu Kama bila ia kesulitan dengan tugas kuliah. Jika sampai Nicholas menjadi korban Mika yang kesekian, Kama juga akan mengalami kerugian.

Sayangnya, Mika sahabatnya. Apalagi Mika selama ini sudah menjadi agen rahasianya untuk mengetahui kehidupan Ethan. Mau tidak mau, Kama akhirnya membantu Mika mendekati Nicholas. Toh, tidak mungkin Nicholas mau sama Mika. Walaupun Mika cantik dan tinggi. Tetap saja, tipe Nicholas pasti bukan Mika yang cablak. Terus bawel lagi. Sedangkan Nicholas kebalikan dari Mika. Pria itu tidak banyak bicara dan cukup serius.

Namun cinta memang bisa datang dan tumbuh pada siapa saja. Satu bulan kemudian, mereka jadian. Dan hubungan itu bertahan sampai enam tahun lamanya dan sekarang mereka akan menikah.

How lucky.

Sedangkan Kama harus berjuang mati-matian agar di-notice Ethan. Entah sudah berapa banyak effort yang Kama keluarkan. Dari yang memalukan sampai yang nekat. Sebab Kama percaya, tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Makanya, waktu Ethan akhirnya menaruh perhatian padanya, Kama senangnya luar biasa. Satu tahun masa pacaran mereka mungkin menjadi masa paling membahagiakan untuk Kama.

Semua terasa seperti mimpi.

Sampai kenyataan pahit membangunkannya.

Dan Kama menyadari itu semua memang hanya mimpi.

"Udah cantik kok,"

Kama mengerjap. Dengan canggung dia tersenyum pada Aren yang terang-terangan memperhatikannya yang sedang touch up liptsik.

"I know," balas Kama berusaha santai. Dia menyimpan lipstik Dior-nya, lalu kembali mendongak untuk menatap Aren sebab laki-laki itu memang tinggi sekali—yang kamu tahu, tinggi Aren 189 cm, lebih tinggi 4 cm dari Ethan—membuat Kama merasa seperti kurcaci setiap kali berdiri di samping mereka.

What? Kok tiba-tiba Ethan sih, Kam? Sambil menggeleng-geleng, Kama menghalau sosok Ethan di dalam kepalanya.

"Sorry ya, aku jadi ngerepotin kamu." Ucap Kama menyesal. Dia sudah berkata pada Aren jika Aren tidak perlu menemaninya hanya karena Ode. Tapi tiba-tiba Aren mengabarkan sudah memesan tiket dengan jadwal penerbangan yang sama sepertinya. Dan Kama tidak kaget lagi kenapa bisa begitu. Pasti ada campur tangan Ode. "Serius, deh. Kamu nggak perlu nemenin aku, kok. Toh, ini pesta nikahannya sahabatku. Memang siapa yang mau jahatin aku di sana?"

"Jahatin kamu mungkin nggak ada. Tapi yang mau deketin kamu di sana pasti banyak," Aren tersenyum miring. Lalu pria itu merunduk, mensejajarkan wajahnya dengan Kama. "I don't want you to be taken by someone else."

Kama mendengus. Membuang wajahnya. Meskipun dia tidak menyukai Aren. Hal yang wajar dia salah tingkah, kan? "Apa, sih? Memang aku kucing diambil-ambil."

"You indeed as adorable as a cat," timpal Aren sambil meluruskan lagi punggungnya. Dia menggigit bibir gemas melihat Kama yang sengaja menghindari tatapan darinya.

Feel My HeartbreakWhere stories live. Discover now