Fourthtips: Kreasi Deskripsi

7.6K 865 26
                                    

Alur yang Tak Tertebak Hanya Akan Hambar Tanpa Deskripsi yang Kuat. Menyajikan Akhir Cerita di Awal Pun Tidak Serta-Merta Membuat Ceritamu Akan Ditanggalkan. Gaya Deskripsilah yang Memegang Kunci Pikatan Hati Pembaca.

Esensi dalam menulis cerita adalah mendeskripsikan sesuatu. Merekayasa kenyataan dengan kata-kata yang mengikat pembaca di tempat duduknya. teknik narasilah yang membawa pembaca dengan apakah dengan berenang di permukaan, menyelami atau menunggu dengan bosan di pinggir kolam.

Sesuaikan gaya deskripsi dengan segmen pembaca dan genre cerita yang kamu tulis.

Genre cerita tertentu memerlukan gaya deskripsi yang berbeda pula. Menulis cerita dengan genre roman misalnya, tentu lebih pas memakai deskripsi yang puitis dan mendayu. Sebaliknya menuliskan genre aksi cenderung lebih tegas dan tergesa untuk menghidupkan suasana. Meski begitu sebaiknya tidak mendeskripsikan sesuatu secara bertumpuk atau mengulang-ulang. Hal itu akan membuat pembaca merasa bosan.

Jika menuliskan dialog, sesuaikan dengan keterangannya. Yang sering menjadi koreksi adalah menuliskan cerita dengan dominasi dialog, dan narasinya hanya seperti ini, "Di sekolah...," "Sesampai di rumah..." Jika memang begitu sebaiknya diubah ke format drama.

Deskripsi erat kaitannya dengan gagasan. Berikut contoh gagasan sederhana dengan deskripsi yang dramatis:

"Pak Burhan sedang di kelas mengajar mahasiswanya saat ponsel itu berdering. Tititiiitt tititiiit! Bunyi kuno itu membuat semua kening mengernyit. Seketika kelasnya yang dipenuhi gelak tawa menjadi hening. Semua mata saling pandang sambil menahan tawa, dari mana bunyi jadul itu berasal. Sementara Pak Burhan berdiri kaku. Wajahnya pucat. Akankah aku terpergok dengan ponsel butut ini, batinnya grogi. Sementara mata para mahasiswanya seolah menanyakan 'bapak masih pakai hape begituan?'"

Menulis Fiksi Juga Butuh Teknik!Where stories live. Discover now