Minum Air

156 16 1
                                    

POV Jungkookie

Suara dering telpon sangat keras membuatku tersentak bangun dengan terkejut, jantungku berdegub kencang dan nafasku memburu karena reaksi terkejut dari dering yang berbunyi.

Aku meraba-raba meja kecil di samping tempat tidurku mencari ponsel yang semalam kuletakkan di sana, hingga akhirnya berhasil meraih ponsel itu ke tanganku. 

Dengan mata yang buram dan samar-sama kulihat ada beberapa panggilan yang terlewat. Aku memeriksa pesan dari panggilan yang terlewat, ternyata dari Taetae, dia meneleponku beberapa kali, tapi sepertinya aku tidak dengar karena sibuk tidur.

 Aku memeriksa pesan dari panggilan yang terlewat, ternyata dari Taetae, dia meneleponku beberapa kali, tapi sepertinya aku tidak dengar karena sibuk tidur

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Good night katanya, Taetae mengirimiku bed selca karena ia mau tidur, mungkin sebelumnya dia ingin menelpon seperti janjinya tadi

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Good night katanya, Taetae mengirimiku bed selca karena ia mau tidur, mungkin sebelumnya dia ingin menelpon seperti janjinya tadi. Ah, sial aku benar-benar sudah tertidur.

Aku langsung melihat jam dan sekarang menunjukkan hampir jam 10 pagi di LA dan jam 12 malam di Korea, pantas dia baru mulai tidur.

Aku ingin menelponnya balik, tapi apakah dia sudah tidur?

Aku melakukan panggilan video, berharap dia belum tidur. Aku menunggu suara sambungan telponnya berdering hingga beberapa saat kemudian telpon itu tersambung.

"Yeoboseyo" panggilku padanya, layar ponselnya hanya terlihat wajahnya sebagian karena dia sedang tidur berbaring, matanya sayu dan mengantuk, sepertinya dia terbangun karena aku menelponnya

"Oh, Jagi.." jawabnya dengan suara berat dan mengantuk, suaranya besar dan lembut, mendengar itu, hatiku benar-benar hangat. Suaranya yang demikian itu agak memprovokasi kami, aku dan.. kau tahu kan.

Aku menjawab, "Apa kau sudah tidur?" tanyaku

Dia mengerang, "hm.. baru saja" jawabnya

Aku menguap menahan kantuknya, bagaimanapun dia sudah menepati janjinya untuk menelponku setelah selesai bekerja, "Aku baru bangun, sekarang jam 10 pagi disini, Mianhae jagiya, aku tidak mengangkat telponmu" kataku

Dia juga menguap, "aku tahu" katanya.

Kami hanya saling menatap melihat wajah kami yang masih mengantuk.

"Apa kau merindukanku?" Tanyaku padanya.

Dia memberi jeda lalu menjawab, "cepatlah kembali"

Taehyungie hyung selalu punya bahasa untuk mengucapkan apa yang ingin dia ucapkan secara tidak langsung. Dia benar-benar jenius.

"Apa kau sudah tidak cemburu lagi?" Tanyaku lagi

Dia menghela nafas berat melegakan tenggorokannya, "tentu, tapi hari ini aku merasa baik" jawabnya

"Bagus, kau harus selalu cemburu, harus"

"Ppho" katanya tiba-tiba. Ppho, jika kalian ingin tahu artinya adalah cium, Taehyungie hyung dan aku sering berciuman sejak kami masih trainee, kami sangat suka mencium leher, pipi atau bibir, ciuman demi ciuman kasih sayang perlahan berubah menjadi cinta seiring berjalannya waktu dan kini sebuah ciuman bukan hanya tentang cinta lagi, tapi gabungan dari cinta dan kebutuhan, kami satu sama lain menjadi lebih terangsang.

Disituasi yang nyaman dan hangat seperti di Korea, kami biasanya menjadi lebih sensual, kami melakukan itu lebih sering daripada yang kalian kira.

Tidak pernah ada lagi rasa malu atau segan saat kami menginginkannya. Oleh karena itu, banyak hal telah terjadi.

"😘" Tidak mau menjelaskan apa yang kulakukan pada Taehyung hyung,

Kami terdiam satu sama lain lalu tiba-tiba dia berkata, "Apa yang akan kau lakukan hari ini?

Aku menjawab, "Ya, masih melanjutkan syuting"

Dia mengangguk, "cepatlah pulang" katanya

Aku terkekeh, "Apa yang ingin kau lakukan saat aku pulang?"

Dia menjawab, "Makan makguksu di rumahmu" katanya

"Apa itu kalimat yang sama dengan ingin makan rameyon di rumahku?" tanyaku menggodanya

Dia tersipu lalu menjawab, "benar" dia melanjutkan, "Apa yang kau makan di Los Angles akhir-akhir ini?" tanyanya

Aku menggeser kamera dan mengarahkan kamera ke meja di dekat kasurku, menunjukkan ada beberapa daging bacon keju, juga roti kering yang sudah menyusut, "Aku hanya makan ini" jawabku

"Oh, American breakfast" serunya

"Uh hum, American breakfast"

"Apa kau menyukainya?"

"Aku lebih menyukaimu" kataku menggodanya

Dia hanya tersenyum, "Begitukah?"

Aku terkekeh, "menurutmu?"

"Nee" jawabnya lembut

Kami mengobrol selama kurang lebih 30 menit, kami berbicara banyak hal hingga pada akhirnya, dia tertidur dengan ponsel masih menyala, kulihat wajahnya yang lelap dan damai dengan mata tertutup seperti beruang musim dingin, dia selalu begitu indah dan mempesona. Bagaimana seseorang sepertinya bisa jatuh cinta padaku? Dia begitu sempurna melebihi planet venus dan bulan, V adalah favoritku.

"Jagiya.." panggilku, tapi dia tidak menjawab, dia lelap dalam tidurnya.

Aku memandanginya sebentar lagi, meski dia tidak bicara, aku tetap sangat menyukai melihatnya melalui panggilan video.

--

The DreamWo Geschichten leben. Entdecke jetzt