Xandros menghela nafas lega. "Bagus lah kalau begitu. Aku harap kau bisa mengingatnya agar bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Kau murni jatuh sendiri atau dengan kata lain kau bunuh diri, atau ada seseorang yang sengaja membuatmu jatuh." Ujarnya dengan menepuk bahu Nathalia pelan.

"Dan kau harus berhati-hati, dengan orang yang berhubungan dengan istana." Tambahnya dengan nada yang cukup serius.

Thalia tersenyum tipis, ia tak menyangka Nathalia memiliki kakak banyak musuh, mengingat kata-kata sahabatnya saat bercerita tentang isi novelnya. Sampai saat ini ada tiga orang yang ia curigai, Putra Mahkota, Salsabila selingkuhannya atau Pangeran Kedua yang bucin akut ke Salsabila yang terlibat dengan kejadian 5 bulan yang lalu.

Andai saja ada di zaman ini sudah ada kamera CCTV di istana pasti akan segera terungkap, terkecuali memang ada yang sengaja melakukan kejahatan padanya.

Xandros berdiri mendekati Nathalia. "Kemungkinan di waktu terdekat ini Putra Mahkota akan berkunjung kesini untuk menengokmu!" Xandros menghela nafas panjang "Kau tahu Nat, kabar tentangmu yang sadar kembali benar-benar cepat sekali menyebar di istana,"

Thalia menggangguk dalam hati, ia membenarkan pasti salah satu pelayan di sini bermulut kaleng ember tak bisa di jaga. "Kakak tenang saja, aku bisa menjaga diriku," Jawab Thalia tersenyum manis.

"Kau memang adik tersayangku. Tapi aku merasa kau berbeda dengan adikku," Sahutnya tersenyum manis. Bulu kuduk Thalia meremang, apakah ia ketahuan.

"Kau sekarang lebih tenang, tegas dan waspada. Berbeda sekali dengan Nathalia sebelum koma yang barbar, egois, pemarah, manja, dan cinta mati ke Putra Mahkota." Tuturnya terkekeh. Thalia mencebik, ia memukul pelan lengan kakaknya karena kesal.

***___***

"Nona, Putra Mahkota akan segera tiba untuk menjenguk Nona. Mari saya bantu untuk bersiap-siap." Ujar Yasmin setelah merapikan tirai jedela dan ia ikat ke dua sisi samping.

Thalia melihat Yasmin, sejenak ia berpikir. Putra Mahkota kalau tak salah bernama Ricard Ellenius. Seorang pangeran yang tega berselingkuh dengan wanita tak jelas asal usulnya itu, hanya karena wanita itu lemah lembut, baik hati pada siapapun ia mendapatkan posisi sebagai tokoh utama wanita.

Thalia juga mendengar dari Yasmin kalau tunangannya tidak pernah datang sama sekali saat dirinya koma selama 5 bulan. Tunangan macam apa itu yang tidak pernah menjenguk calon istrinya yang tidak sadar selama 5 bulan. Thalia makin kesal di buatnya.

"Tentu, siapkan air mandiku Yas. Aku ingin benar-benar terlihat segar dan terlahir kembali saat berhadapan dengan dia." Jawab Thalia tersenyum tipis.

Yasmin segera mempersiapkan air hangat untuk mandi dan ia tambahkan aroma terapi lavender agar nonanya nyaman dan kembali segar seperti sedia kala.

Thalia merasa tubuhnya sudah kembali segar setelah mandi. Dengan berbalut pakaian seperti jubah mandi Thalia membuka pintu besar yang merupakan lemari pakaian milik Nathalia. Thalia terkejut dan menggelengkan kepalanya ketika tahu ruangan gantinya berisi banyak pakaian dengan segala pernak pernik penuh menghiasi tiap sudut gaunnya.

Ia tidak menyukainya, selain berat gaun itu terkesan norak. Pilihannya jatuh pada gaun berwarna hijau tosca, gaun yang simpel, tidak terlihat seperti model gaun yang sederhana dan tetap elegan saat ia memakainya.

'Aku akan mengganti semua isi lemari ini dengan gaun yang aku desain sendiri.' Gumannya dalam hati. Thalia mendekati Yasmin yang sibuk dengan gaun pilihannya.

Yasmin, bantu aku merias diri! Tapi jangan terlalu tebal dan menor ya. Buat senatural  mungkin, aku tidak mau wajahku terasa berat!" Keluh Thalia pada Yasmin.

"Baik, Nona!" Jawab Yasmin sambil mengangguk dan segera membantu merias nona mudanya.

Sebenarnya Thalia juga jago make up. Hanya saja untuk hari ini, ia terlalu malas untuk melakukannya sendiri. Mumpung ada Yasmin, Thalia tak segan untuk meminta bantuan Yasmin. Tak butuh waktu lama, Thalia menatap cermin.

Sosok perempuan asing di depannya sungguh amat sangat cantik. Ia bersyukur masuk ke dalam tubuh wanita cantik itu-tak peduli dengan kehidupan masa lalunya. Yang terpenting dia akan mempergunakan kehidupan keduanya ini sebaik mungkin dan ia bertekad untuk merubah nasib naas Nathalia. Mengingat di masanya, Thalia tewas mengenaskan di tangan Pamannya sendiri.

"Anda sangat cantik, Nona." Sahut Yasmin dengan mata berbinar.

Thalia tertawa pelan. "Kau benar. Aku memang sangat cantik." Ia menatap puas sosok di pantulan cermin besar, Nathalia memang benar-benar cantik nan anggun.

'Tapi, sayangnya dia sangat bodoh karena tidak bisa memanfaatkan anugerah dalam dirinya itu,' Batin Thalia mencela jiwa Nathalia asli.

I WANT YOUOn viuen les histories. Descobreix ara