Dalliance

125 21 2
                                    

Seharusnya waktu libur di sela-sela kesibukan menjadi hal yang akan Karina nikmati dengan beristirahat. Melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri, tidur, dan menikmati waktu bebasnya sendiri.

Sayang sekali, di gedung apartemen yang ia sewa mahal dengan keamanan super ketat masih bisa ditembus dengan mudah oleh Yoshinori. Lelaki itu tiba-tiba saja datang dan mengganggu pagi cerah dan bebas nya Karina.

"Bagaimana kau bisa masuk?" Karina yang masih dalam posisi berdiri sembari menodongkan payung ke arah Yoshi yang duduk di sofa. Tadinya payung itu Karina gunakan untuk memukul orang yang dengan tidak sabaran menekan bel pintu apartemennya. Menjadi publik figur membuat Karina tak bisa asal menerima tamu, itulah alasan mengapa ia berkali-kali berpindah tempat tinggal dengan alasan privasi.

Yoshi menatap ujung payung yang diarahkan kepadanya, tanpa aba-aba, lelaki itu langsung menarik ujung payung hingga Karina juga ikut tertarik dan jatuh tepat pada pangkuan Yoshi. Setelah mendapatkan payung itu, Yoshi membuang nya ke sembarang arah,

Karina terpaku, tubuhnya mendadak hilang kontrol untuk beberapa waktu. Saat dirinya sadar, semua telah terlambat sebab Yoshi telah mengunci pergerakannya.

"Lepaskan sialan!" Karina terus memberontak, tapi tenaga nya tak sebanding dengan Yoshinori.

Butuh beberapa menit sampai akhirnya Karina menyerah karena lelah. Gadis yang masih berbalut piyama satin itu memilih berhenti memberontak, kepalanya ia sandarkan kepada bahu Yoshi. Karina masih mengantuk dan masih ingin tidur sejujurnya.

"Gedung ini milikku." Ucap Yoshi tiba-tiba.

"Hah?" Meskipun memejamkan mata, Karina tetap merespon ucapan Yoshi. Karina sempat bingung sebelumnya sampai ia sadar maksud dari ucapan Yoshi.

"Kau membeli gedung ini untuk menyelinap masuk ke dalam unit ku?" Tanya Karina menuduh.

Yoshi terkekeh kecil, dari tempatnya ia mampu mencium sedikit aroma sabun dengan kombinasi mawar yang tidak terlalu kuat. Sangat pas dan tidak terlalu menyengat.

"Tidak kok, awalnya memang hanya karena bisnis. Tapi keputusan ku membeli gedung ini ternyata bermanfaat. Aku bisa masuk sesuka ku." Ujar Yoshi sebagai penjelasan.

Tidak ada lagi percakapan setelah itu, yang terdengar hanya deru napas teratur dari Karina. Yoshi juga belum ingin mengubah posisi mereka.

"Kau menyewa Black Thunder untuk membunuh ku?"

Karina membuka mata dengan cepat, saat ia akan menegakkan kepalanya, Yoshi menahannya agar Karina tetap pada posisi bersandar. Karina sedikit terkejut karena rencana jahatnya ternyata terendus oleh Yoshi.

Black Thunder adalah sebutan untuk sindikat mafia yang lumayan terkenal. Posisi mereka di dunia gelap cukup kuat. Hanya orang tertentu yang bisa mengakses jasa pembunuh bayaran dari anggota Black Thunder. Selain karena harga nya yang tidak murah, butuh banyak proses untuk bekerja sama dengan organisasi ini.

"Jangan Black Thunder."

"Kenapa? Kau takut?" Lagipula sudah terlanjur basah, Karina tak harus menutupi apapun dari Yoshi karena ia memang sangat ingin membunuh Yoshi. Terutama karena sifat lelaki itu yang pemaksa.

"Tidak." Sanggah Yoshi.

"Aku hanya mengingatkan karena percuma saja memakai Black Thunder. Mereka tidak akan berani melukai ku."

Karina kali ini mengangkat kepalanya. Ia menatap Yoshi penuh selidik.

"Jangan-jangan kau pemimpin Black Thunder?"

Yoshi tertawa keras mendengar tuduhan Karina. Ia menggeleng kecil.

"Sayang sekali Aku tidak suka dengan dunia gelap. Merepotkan. Tapi kebetulan saja pemiliknya adalah——eum, bisa dibilang teman ku. Aku membantunya membangun Black Thunder."

SCENIC || YORINAWhere stories live. Discover now