INTRO: SUNOO

1.2K 72 31
                                    

WARNING!
Konten dewasa!
Bijaklah dalam memilih bacaan!

BELLA'S POV

"Menginap lah malam ini di apartemenku!" bujuk seorang laki-laki di tengah kegiatan mengukir tanda kepemilikannya di daerah perutku. Aku pejamkan mata sambil mengigit bibir bawahku guna menahan rasa sakit dan geli yang aku rasakan. Sadar atas diriku yang tak menjawab ucapannya, lelaki berwajah cantik itu hentikan kegiatannya untuk menangkup wajahku di bawah kuasanya.

Dengan senyuman yang selalu ia berikan untuk menutupi jati dirinya yang asli, lelaki bernama Sunoo ini berkata, "Akan aku berikan bonus jika kau ingin bermalam di apartemenku. Tak baik gadis secantik dirimu pulang larut malam." Sunoo tak henti berusaha keras untuk terus membujuk diriku menginap di apartemen miliknya.

Aku gelengkan kepalaku sambil mengelus dada lelaki bernama Sunoo ini dengan perlahan. "Tak bisa, kucingku belum aku beri makan sejak pagi." jawabku selembut mungkin agar tak menyakiti hati lelaki berwajah cantik ini. Sangat cantik dengan sekujur tubuh yang terlihat sangat mulus terawat. Namun, jangan pernah menilai kepribadian seseorang dari penampilannya, terutama vibes wajah Sunoo yang terlihat sangat menenangkan dan penuh kasih sayang.

Terkadang, aku lupa kalau lelaki inilah yang terus mengukir lebam dan rasa sakit di tubuhku. Ah! Jangan lupakan uang yang sangat banyak Sunoo berikan atas jasaku memuaskannya dalam hubungan ini. Jika aku tak membutuhkan uang tersebut mungkin sudah aku laporkan lelaki ini ke pihak berwajib atas tuduhan penyiksaan dalam berhubungan seksual.

Ya, Sunoo merupakan salah satu pelangganku yang hampir setiap hari memesan diriku untuk memanjakan dirinya. Tak peduli walau harga yang aku tawarkan lebih tinggi dari jalang lain di luar sana. Sunoo terus memesan diriku agar mau melakukan hubungan badan yang ekstrim bersamanya.

Ya, Sunoo bukan penyuka sesama jenis seperti rumor yang beredar di antara teman-teman kami. Lelaki itu normal, masih nafsu dengan wanita, apalagi wanita cantik yang hanya bisa menangis saat ia berikan rasa sakit di tubuhnya. Itulah sebabnya ia sangat menyukai diriku sampai terus memesan ku selama beberapa bulan terakhir.

"Besok, sepulang ngampus, kita ke mall untuk mencari tempat makanan kucing otomatis yok? Kalau tak salah aku pernah melihat iklannya, sebuah tempat makan yang akan memberikan makanannya secata otomatis!" tawar Sunoo dengan nada bicara yang sangat menggemaskan sambil menyingkirkan helaian surai yang menutupi wajahku.

Aku berikan senyuman lemah padanya, "Tak perlu repot-repot, Sunoo-ya." dalam hati merutuki niat baik lelaki itu.

Sudah cukup beberapa temanku mencurigai gerak-gerik kami yang sangat mencurigakan, aku tak ingin semua orang tahu aku dekat dengan lelaki cantik ini. Bisa jatuh pasaran ku jika para pelangganku tahu aku dekat dengan seorang laki-laki. Walau untuk sekedar berteman, tapi terkadang para pelanggan itu bertindak berlebihan. Seperti pacar atau penguntit yang sangat terobsesi dengan diriku, mereka tak suka aku dekat dengan lelaki lain, termasuk lelaki yang kini menanggalkan satu per satu pakaian di tubuhnya.

Tubuhku? Sudah terekspose sejak Sunoo baringkan aku di atas kasur apartemennya. Tak lupa lelaki itu cekoki diriku obat yang mampu meningkatkan gairahku hingga berpuluh kali lipat. Itulah sebabnya aku tak bisa melawan saat ia ciptakan rasa sakit di tubuhku, karena pada dasarnya aku sangat menikmati kegiatan tersebut berkat obat yang ia berikan.

Sementara Sunoo menunggu gairahku naik ke titik maksimal, Sunoo pasti akan mengajakku berbicara perihal random seperti ini atau sekedar memberikan manjaan ringan untukku. Sungguh, sepertinya aku mulai ketagihan atas obat dan kenikmatan yang ia berikan padaku, walau sekuat tenaga aku berusaha menyadarkan diriku sendiri.

"Tak repot sama sekali! Kenapa sih kau selalu menghindari ku saat di kampus?!" tanya Sunoo lagi sambil menekan lebam di daerah dadaku, tepatnya di antara kedua payudaraku yang putingnya telah mengeras. "Aku tak menghindar Sunoo!" jawabku diselingi desahan pelan yang menandakan manjaan lelaki itu sukses aku terima. Aku tertawa pelan saat Sunoo mendekat ke arah payudara kananku untuk menghisap putingnya keras. Sesekali lelaki itu pukul payudaraku sebelah kiri sebelum memintaku.

"Bisakah kau bersikap seperti menyukaiku saat si kampus, perlukah aku memberikan uang jajan lebih padamu untuk service itu?" tanya Sunoo yang langsung aku jawab dengan, "Tak semua hal bisa kamu sangkut pautkan dengan uang, Sunoo!" dengan nada bicara yang kesal karena merasa lelaki ini semakin menginjak harga diriku.

Sunoo tertawa pelan sambil melebarkan kedua kakiku agar ia dapat menggesekkan miliknya yang telah menegang pada bibir kewanitaanku. Aku hanya bisa menatap lelaki ini dengan atensi yang berkaca-kaca sebelum ku rasakan satu pukulan keras yang Sunoo layangkan di pipi kiriku. "Kau kesal denganku?!!" tanya lelaki itu yang langsung aku jawab dengan gelengan kepala. Air mata telah membasahi wajahku, sementara darah mulai terasa mengalir di ujubg bibirku bekas pukulan Sunoo.

"Maafkan aku, Sunoo." pintaku dengan sangat. Takut ia layangkan lagi pukulan di sisi wajahku yang lain, namun Sunoo malah mendekat untuk menghisap darah di pinggiran bibirku menggunakan bibir miliknya. Lelaki ini terlihat sangat menyukai darahku sehingga membuatnya tertawa lagi dengan tangan kanan yang terus mencubit puting payudara kananku.

"Kenapa? Kau merasa harga dirimu terinjak karena segala hal selalu aku bayar? Bahkan perhatian yang kau berikan padaku, harus ku bayar lebih dulu agar kau mau memberikannya. Bukankah sudah ku minta untuk berhenti menjajakan tubuhmu ke orang lain? Aku sudah memberikan banyak hal untukmu, apa itu masih kurang cukup?!" tanya Sunoo begitu bertubi-tubi.

BACA CHAPTER INTRO (FULL DEWASA) PADA LINK DI PROFILEKU DENGAN JUDUL, SADISTIC.

FANFICTION INI MERUPAKAN. FANFICTION KOLABORASI ANTARA DIRIKU DENGAN KAK ilana_rue DENGAN MENGGUNAKAN NAMA OC
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA DAN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN JIKA MENYUKAI CERITANYA.

The Honey's Trap Where stories live. Discover now