Dariku, Untuk Vue (Lagi) #2

27 1 0
                                        

Bersamamu, bermenit-menit rasanya berdetik-detik, berbulan-bulan rasanya berhari-hari, sampai kapan waktu akan terasa sangat singkat diantara kita? Singkat yang ku suka, singkat yang ku senang, singkat yang dirasa tidak akan berterus terang akan harap-harapku. 

Jangan kau anggap remeh perasaanku, takkan ku godai pula keyakinanmu,  berjalanlah sebagaimana kamu menapaki masa-masa lampaumu, aku di sini hanya sebagai tokoh yang baru, jangan kau berubah sedikitpun, jangan kau berlari menggapai apa yang bukan untukmu, jangan kamu tinggalkan apa yang sepantasnya menjadi milikmu. 

Perihal siratan ini, aku ingin kamu abadi di sini, setidaknya di dalam salah satu dari berbagai tulisanku. Aku berjanji, kamu akan abadi di sini, selamanya, bersama kata-kata ini, yang mungkin bisa jadi membuat lengkungan tajam di salah satu sudut bibirmu, yang aku harap begitu.

Kalau memang hitam dan putih adalah favoritmu, aku tidak takut, monokrom kerap kali melambangkan hal-hal yang antik, kamu antik, kamu satu-satunya, dan aku yang harus memilikinya, sebut kamu antik, dan aku akan menjadi mesin ketiknya.

Tidak cukup sampai di sini, aku masih menantikan banyak hal yang mungkin akan kita lalui bersama-sama, seolah merangkai sebuah lagu. Perasaan solid yang kamu katakan tempo lalu nyatanya nyaris membuatku kehilangan diriku sendiri, maksudku.. Apa lagi yang bisa kulakukan selain mencintaimu?

Jangan takut, apa yang kita lalui adalah sepenuhnya milik kita, apa yang kita lalui adalah masa-masa paling jenaka yang pernah aku lalui, setidaknya hingga saat ini. Kamu benar, aku tidak akan hilang arah, kupercayakan kemudinya padamu, bawa aku sejauh mungkin, jangan biarkan orang lain melihatku sebagaimana kamu melihat aku, biarkan aku menjadi rahasia, rahasia yang seringkali kamu bocori satu persatu. Katamu, kamu ingin seisi dunia tahu, tapi aku gemar sekali bersembunyi. 

Jika kamu adalah sebuah buku, izinkan aku membuat daftar isinya, aku ingin semua yang ada padamu hanya tentang aku, sebut aku perempuan gila, Nadin tidak sepenuhnya salah.

Terima kasih ya, untuk semuanya. Walaupun aku tahu ucapan terkadang tidak telalu berarti tanpa sebuah tindakan, hingga tiba saatnya kita bertemu dilain waktu. 


From:

The Girl You Started To Care About Since March

Field Of VueWhere stories live. Discover now