"Aku bukan nya tidak sayang sama diara tapi aku masih mau menggapai cita cita aku. Kamu tahu kan usia ku masih 20 tahun belum mendapat gelar sarjana" ucapku sambip mengelus rambut diara yang tertidur akibat lelah menangis.

"Aku janji walaupun kita menikah nanti kamu masih bisa meraih cita cita kamu. Dan memperbolehkan kamu untuk tetap kuliah seperti biasa nya. Atau menutupi status kita nanti kepada teman kamu dan aku" janji nya terdengar meyakinkan.

Aku mengangguk pasrah. Ya, menerima lamaran seorang Ali Syarief pria tampan dan kaya raya ini. Sedikit keraguan muncul dibenakku.

"Tapi kamu tidak akan menuntut aku untuk cepat hamilkan?"tanuaku ragu. Dia tertawa dan ku hadiahi jeruk di nakas samping ranjang. Menyebalkan.

"Itu aku tak bisa janji" jawaban apa itu?

"Kalau diara mau dedek bayi ya kamu harus hamil masa aku yang hamil?"ledeknya membuatku kesal.

"Gak lucu! Sudah aku mau tidur sana pergi biar aku gak mimpi buruk kalo kamu ada" aku berusaha memejamkan mataku. Namun satu pertanyaan muncul.

"Tunggu! Pernikahan masih lama kan?"tanyaku menghentikan langkah ali yang hendak keluar.

"Iya masih 3 minggu lagi"teriaknya meninggalkan aku yang menganga mendengarnya. Apa apa coba baru saja aku menerima dia yang secara tidak langsung melamarku tapi dia sudah menentukan hari pernikahan? Egois-_-

*****

2 minggu kemudian...

Aku terdiam menatap langit diatas balkon. Cerah walaupun matahari tertutup awan. Aku tak menyangka pernikahan aku dan ali tinggal seminggu lagi. Aku hanya memberitahu ini kepada gritte dan ali hanya memberitahu kepada sahabatnya itu.

"Bundaa!!"

Aku menoleh mendapati diara berlari kearahku. "Bunda aku sudah bisa ngomong ' R ' loh yey!"serunya karena telah berhasil berbicara lancar tanpa cadel sedikitpun.

"Tapi kata ayah diara gak boleh ketemu bunda dulu sampai nanti bunda resmi jadi istri ayah"desis nya sedih.

"Diara tetap boleh ketemu sama bunda kok atau diara mau tinggal disini?"tawarku.

"Boleh bunda?"

Aku mengangguk. "Yaudah sana kamu bilang sama ayah kamu kalau mau tinggal disini"ucapku dan diara langsung berlari keluar.

Tak lama Ali dan diara datang menghampiriku. "Ngapain kamu nawarin diara tinggal disini?"tanya ali dingin. Aku mengacuhkannya dan sibuk menatap langit.

Tanganku tiba tiba ditarik kepelukan nya. Aku meronta meminta dilepaskan. "Lepasin"pintaku memukul dada ali agar melepaskanku.

"Ayah jangan peluk bunda erat gitu dong"sindir diara menolongku.

Ali pun melepaskan pelukan nya yang membuatku sesak nafas. "Aku tanya kamu tadi"bentak nya pelan. Aku menepis tangannya yang menggenggam erat tanganku.

"Dia gak mau kalau gak boleh ketemu aku selama seminggu ini daripada dia harus sendirian dirumah kamu lebih baik diara disini sama aku"balasku tak mau kalah. Dan membuang muka segan untuk melihatnya.

"Aku gak terima"

"Lohh kenapa? Gak masalahkan kamu jadi tidak repot urus diara"balasku.

"Enak aja, diara boleh ketemu kamu dan tinggal sama kamu bisa peluk kamu tiap mau tidur sedangkan aku? Diam dirumah, kangen sama kamu aku gamau kalau aku gabisa ketemu kamu yasudah diara tidak boleh ketemu kamu juga"

Stres kali ya? Dia dan aku yang dipingit kenapa diara juga ikut tak boleh bertemu dengan ku?

"Ayah mah gitu ish kan kata oma ayah dipingit tidak boleh ketemu bunda sampe saksi bilang sah nanti padahal ya, bun. Diara malas seperti ini apalagi kalau aku hanya berdua sama ayah yang ada aku bosan lihat ayah memegang foto hmhhmhphp" ali membungkam mulut diara dengan tangannya.

"Kamu hampir bongkar rahasia ayah dir"bisik ali masih terdengar olehku.

--------------
 
Ada yang mau cuplikan chapter selanjutnya?

Ini dia....

"Aku belum siap...."ucap prilly menyembunyikan tubuhnya. Ali lantas turun dari atas tubuh istrinya itu. Dia mengacak rambutnya frustasi karena disaat gairahnya memuncak prilly merusaknya.

Prilly terdiam melihat punggung telanjang ali. "Maaf aku su...dah siap untuk....ka...mu nikmati"suara prilly terdengar takut.

Ali membalikan tubuhnya dan langsung menindih kembali istrinya itu. Tapi saat sudah berhasil menerobos masuk kedalam istrinya terdengar suara dibelakang ali.

HAhaha kepo ya???

Love My DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang