LMD-9

23.8K 1.1K 25
                                    

Prilly POV

Aku mengerjapkan mataku yang terasa berat. Dan berusaha untuk duduk diatas ranjang rumah sakit ini. Mengedarkan pandangan ke segala sudut ruangan. Tidak ada siapa siapa, pikirku.

Aku menghela nafas. Kemana keluargaku? Kenapa aku sendirian? Tega sekali mereka. Hampir seharian penuh kemarin aku tak memainkan handphoneku ini. Aku pun mengetik pesan dengan cepat.

PrillyLtc: gritteee

Tak lama pintu ruangan terbuka perlahan. Dan terlihat gadis kecil berlari ke arahku. Aku mengangkat tubuh kecilnya agar bisa duduk disampingku walaupun sulit. Ketika sedang menaikan diara ke bangkar rumah sakit ini sepasang tangan membantuku.

"Jangan memaksakan kondisi" aku terdiam.

Lalu tangan kecil mengusap keningku yang terbalut kapas membuatku meringis. "Ini masih sakit ya,bun?"

"Sedikit besok juga sudah sembuh" Aku tersenyum melihat wajah lugu diara.

"Bunda tadi aku habis main ke lumah kinan dan telnyata sebental lagi akan punya adik bayi lucu deh bun kamal nya banyak hiasan mobil dan lobot kayaknya adiknya laki laki ya?"oceh diara.

Aku mengangguk "diara suka dedek bayi ya?"tanyaku iseng.

Diara mengangguk dengan cepat "iya, bahkan diala mau punya adik segini" jawabnya dengan jari terangkat empat.

"Minta sana sama ayah kamu suruh cari bunda baru" aku melirik ke arah ali yang tengah sibuk dengan laptopnya. Ali menoleh dan menghampiri kami, aku dan diara.

"Yakin? Kalau bunda baru buat diara itu kamu gimana?"aku terkejut. Apa barusan? Mimpi saja sana!

"Ogah!"

"Bunda...gak mau...jadi bunda balu...buat...di...ala...ya? Hiks"rengek diara bahkan air matanya telah membasahi pipi tembam nya.

Tanganku mengusap pipinya yang telah basah oleh air mata. "Bukan begitu sayang"

"Kamu tidak mau jadi bunda buat diara? Bunda yang jadi istri aku juga? Dira sudah menyayangi kamu layaknya seorang anak sayang kepada bunda nya sendiri. Ah, aku lupa. Aku telah melamar kamu semalam dan orang tua kamu telah setuju selanjutnya terserah kamu" ucapnya menatap mataku.

"Aku tahu itu. Aku juga sayang sama diara seperti adik aku sendiri. Tapi maaf aku belum siap untuk menikah" Balasku.

Kami terdiam yang terdengar hanya isakan diara. Aku bingung. Disatu sisi aku menginginkan kalau diara menjadi anakku tapi di sisi lain aku tidak ingin menikah dengan ali. Egois memang, tapi aku punya alasan untuk itu. Pertama diara anak yang ceria, cantik, pintar, lucu dan memiliki jiwa penolong yang sangat terlihat. Sedangkan Ali sangat dingin dan tegas terlihat pendiam malah. Mereka berdua memiliki sifat yang berbeda. Atau diara hanya kebagian wajahnya yang terlihat sangat mirip ali tapi sifat nya menuruni ibu nya? Mungkin!

"Prill..."

"Hemm"

"Aku melakukan ini untuk diara"

"Aku tahu"

"Hanya kamu wanita yang diara izin kan untuk berada didalam kehidupanku selain neneknya. Sebenarnya diara adalah gadis pendiam bahkan ia sempat tak mau bergaul atau sekedar bermain bersama saudaranya. Aku salah karena dulu sempat mengurung dia dikamar sendirian. Yang akhirnya membuat diara seperti itu" dia menghela nafas sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Kenapa wanita itu harus aku?"tanyaku pelan.

"Aku tidak tahu. Aku pikir kalau kamu hanya pengasuh si IILOVE SISTER tempat aku titip diara ternyata bukan"

Love My DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang