"Tidak, tidak terjadi apapun semalam. Dia memang mudah lelah," ucap Jaekyung. Jelas dia berbohong.

Sang Dokter mengangguk mengerti, kemudian meresepkan obat untuk (Name) dan memberikannya pada Jaekyung. "Ini resep obat yang harus di minum oleh (Name), apa ada yang ingin ditanyakan sebelum saya pergi?"

Jaekyung menggeleng, "tidak. Terima kasih, Dok." Katanya.

Sang Dokter pun pergi. Jaekyung menatap (Name) yang tertidur dengan keringat di pelipisnya, kemudian menghela nafas.

"Merepotkan.."

.
.

"Mmm.." (Name) membuka kedua matanya perlahan, kemudian menoleh ke arah Jaekyung yang tengah duduk disebelahnya sembari membaca sebuah majalah.

"T-tuan?"

Jaekyung menoleh, kemudian menaruh majalah yang ia baca di sebelahnya. "Jangan bergerak, kompresnya bisa jatuh."

(Name) terkejut, kemudian meraba bagian keningnya dengan tangan. Ternyata benar. Ada handuk kecil disana.

"Maaf, tuan. Apa tuan yang mengompres saya?"

"Ya, kau itu sangat merepotkan. Hanya dengan beberapa ronde seks kau jadi demam? Lemah sekali," ucap Jaekyung.

".. maafkan aku."

Jaekyung menghela nafas pelan, kemudian mengambil termometer di atas laci dan memberikannya pada (Name). "Cek suhu tubuhmu sekarang, jika sudah turun pergilah ke dapur. Aku akan memanaskan bubur yang aku beli untukmu."

Setelah mengucapkan itu, Jaekyung keluar kamar dan pergi ke dapur. Meninggalkan (Name) yang bingung serta khawatir takut di hukum atau bagaimana.

(Name) mengambil handuk dari keningnya, kemudian menaruhnya di atas laci dan duduk bersandar pada kasur.

(Name) mengecek suhu tubuhnya dengan termometer, angka 37,3° tertera disana. Demamnya sudah agak turun. Karena angka awal suhu tubuh (Name) adalah 38,2°.

(Name) pun bangun dan pergi ke dapur untuk sarapan. Tidak lupa ia membawa bungkus plastik berisi obat-obatan untuknya.

Di dapur, (Name) duduk di depan Jaekyung yang baru saja menaruh bubur hangat di meja. "Makan ini," ucap Jaekyung.

"Terima kasih, Tuan." (Name) menyendok bubur, lalu meniupnya sejenak sebelum memasukannya ke dalam mulut.

(Name) menatap Jaekyung yang membaca majalah, kemudian berucap. "Apa anda sudah makan?"

"Hm."

(Name) mengangguk pelan, kemudian kembali makan dalam diam. Canggung. Itulah yang terlintas di otak (Name). Tidak ada percakapan sama sekali di antara keduanya.

"..."

"..."

"Besok aku ada pertandingan, mau datang?" Tanya Jaekyung membuka suara. Tatapannya beralih menatap (Name).

(Name) menatap Jaekyung, "boleh?"

Jaekyung mengernyit, jelas-jelas ia mengizinkannya. "Tidak mau yasudah--"

"Aku mau, Tuan!" Potong (Name) semangat.

Jaekyung menatap (Name) serius. "Jangan katakan pada siapapun kalau kau adalah istriku, bilang saja pembantu. Aku tidak mau orang-orang tau kau adalah istriku," ucapnya.

(Name) mengangguk pelan, meskipun hatinya sedikit sakit akibat perkataan Jaekyung padanya. Namun ia mengerti, lagipula pernikahan mereka itu hanya kontrak agar hutang-hutang keluarga (Name) lunas.







































Brugh~

"T-tuan, tunggu--ahh!" (Name) tersentak ketika Jaekyung mendorongnya ke kasur. Jaekyung berdiri di depan (Name), kemudian membuka celananya dan mengeluarkan miliknya yang besar dan tegang.

"Hisap."

(Name) terkesiap menatap milik Jaekyung yang berdiri tegak di depan wajahnya. Ini benar-benar besar, (Name) tidak berbohong.

"Hey, hisap."

(Name) menelan ludahnya, "t-tapi aku tidak tau bagaimana caranya, Tuan.."

Jaekyung mendengus, kemudian berucap. "Buka lebar mulutmu, lalu masukan penisku ke dalam mulutmu."

(Name) mengangguk, kemudian membuka mulutnya dan memasukan milik Jaekyung ke dalam mulutnya. Semuanya tidak dapat masuk, setengah pun tidak bisa.

"Mmmphh.."

Tenggorokan (Name) penuh. Rahangnya sakit akibat milik Jaekyung yang begitu besar. Padahal setengahnya saja tidak masuk.

"Hngh.. perhatikan gigimu," ucap Jaekyung.

(Name) mengangguk, kemudian memaju mundurkan mulutnya. Rasanya benar-benar aneh. Jaekyung menyipitkan matanya, kemudian menjambak rambut (Name).

"Hey, kau benar-benar sangat buruk. Lakukan seperti ini," ucap Jaekyung kemudian mendorong miliknya kedalam mulut (Name). (Name) terkejut. Pasalnya milik Jaekyung masuk begitu dalam di mulutnya. (Name) ingin muntah.

"Mmphh! Mmm! Mmmmphh!"

Air liur (Name) menetes keluar, kedua mata (Name) mengeluarkan air dan wajah (Name) memerah akibat sakit.

Jaekyung mempercepat tempo dorongan kepala (Name) yang tengah mengulum miliknya, membuat ia mendesah berat sembari mendongak. "Ahh... sedikit lagi--ahh.."

Splurrttt...

"Mmpwahh! Uhuk-uhuk!!"

Jaekyung menyeringai, kemudian menyeka mulut (Name). "Muntahkan itu, jangan ditelan."

(Name) memuntahkan cairan Jaekyung, kemudian mengambil nafas sebanyak yang ia bisa. Sial, ia pikir karena ia sakit tidak akan ada seks atau apapun. Tapi ternyata ia salah.

"Kau harus banyak berlatih. Kau sangat buruk dalam blowjob," ucap Jaekyung sembari memakai celananya dan pergi berjalan meninggalkan (Name) yang menunduk.

"M-maaf, Tuan."

Absen absenn~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Absen absenn~

𝐂𝐎𝐍𝐓𝐑𝐀𝐂𝐓 𝐌𝐀𝐑𝐑𝐈𝐀𝐆𝐄 : Joo JaekyungWhere stories live. Discover now