Chapter 5

4.7K 361 6
                                    

Sepulang Sekolah Ruang Klub SENI RUPA

Sehun duduk manis dikursinya sambil tak henti-hentinya memamerkan seringainya, menunggu gadis itu muncul dari balik pintu yang ia sengaja buka lebar-lebar. Ia bahkan lupa untuk berdebat dengan calon-kakak-iparnya untuk mengambil kakak kembarnya itu dan menjadi bodyguardnya untuk hari ini.

Seringaiannya makin lebar layaknya boneka Anabel yang akan membuat orang merinding kala mendengar namanya, karena mendengar suara seretan langkah kaki dari gadis yang ia tunggu-tunggu.

Haru—dengan tampang mau mati sekalian—muncul dan membungkuk sopan. "Hari ini, aku mohon bantuannya"

"Tentu."
.

.

.

Haru meraih buck cagayan dan reman dari HP untuk arsip dari wawancara. Ia kemudian mengeluarkan penanya, tissue dan cottonbud (?) Jaga-jaga kalau ia merasa naungan tawon seperti kemarin mengingat kemarin banyak sekali tawon yang menaung didekat telinganya & jaga-jaga juga kalau seniornya itu mengatakan hal yang diluar logika atau impossible. Istilahnya 'sedia payung sebelum hujan'

Pertanyaannya sudah ia ganti dengan pertanyaan yang lebih esensial dari sebelumnya. Ia kali ini berhasil membuat jantungnya tenang meski sadar kalau sejak tadi Sehun si freezer sedang menatapnya—

—dengan wajah iblisnya. Catat itu! Wajah Sehun seakan mengatakan ia sudah siap menyiksa Haru sejak gadis itu berdiri didepan pintu sana banian sebelumnya. Tapi Haru sadar kalau ia melarikan diri, maka Kang Minah-lah yang akan menyiksanya. Huh!

"Ekhm," Haru mendeham keras. Sengaja, karena sang tuan rumah—atau klub?—sama sekali tidak berinisiatif menyediakan minum. Tapi rupanya Haru salah jika mengira Sehun akan paham dengan kodenya. 

"Namamu Song Haru-kan?" Tanya Sehun kemudian, Haru hanya mengangguk ... oh Tuhan bagaimana ia bisa mengajaknya pacaran bahkan nama saja ia tidak ingat, cih.

Haru mendongakkan kepalanya menatao Sehun yang hanya datar melihatnya dengan tampilan tidak seperti biasanya.

"Ya." Akhirnya Haru berhasil menjawab pertanyaan Sehun. Dilihatnya sang senior mengedip sekali sebelum beranjak dari kursi dan berjalan menuju sebuah dispenser dan lemari kaca tempat menyimpan entah apa. Tak ada lima menit, di hadapan Haru sekarang ada segelas minuman dingin.

"Ehh - ... kamsahamida" Haru merasa tidak enak sudah bersikap tidak sopan tadi. Aduuh... mamanya di surga sana bisa menangis sedih melihat kelakuan putrinya yang kehilangan tata krama.

Sehun hanya meneguk air di gelasnya sambil bergumam kecil matanya tak lepas dari Haru, ia menatap gadis itu meneguk seluruh air yang diambilkan Sehun dari dispenser dengan gugup bercampur menyesal mungkin karena kelakuannya yang tak biasa... dan mungkin karena imejnya makin hari makin hancur -hingga air itu menetes ke dagunya. Melihat adik kelasnya itu acuh saja dengan cairan manis itu, tangan Sehun terulur untuk mengusapnya—.

"Pfffft!" Dan kelakuannya itu dihadiahkan dengan semburan dashyat kearah muka polosnya.

"Maaf sunbae!!!" kelabakan, Haru mencari-cari sapu tangan dari dalam tasnya dan langsung membersihkan wajah Sehun yang saking marahnya, sampai tidak tahu harus membalas bagaimana.

Sementara Sehun membatu, Haru masih juga memuntahkan ribuan kata maaf sambil terus membersihkan cairan yang disemburkannya. "Maaf, sunbaenim... aku tidak sengaja tadi...itu terjadi soalnya tadi sunbae-"

"Haru..."

"Ne?"

"Kamu kena pinalti.." ucap Sehun membuat sekujur tubuh Haru membeku seketika.

Don't Play With My Heart!(EXO Sehun Fanfiction)Where stories live. Discover now