Chap 1

24.6K 2K 32
                                    

Season, London 1818

Pesta dansa Duchess of Westmoreland memang selalu dinanti-nantikan setiap tahunnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa pesta dansa itu selalu menjadi yang termegah di kalangan bangsawan. Kate tersenyum membungkuk memberi hormat ketika dikembalikan lagi kepada ibunya, setelah berdansa dengan Lord Colin. Sudah beberapa kali ia berdansa dengan Lord Colin, ia juga tahu pria itu menunjukkan ketertarikannya pada Kate sejak season ini dimulai.

Usia Kate tidak muda lagi, ia bukanlah gadis debutan yang baru saja diperkenalkan ke masyarkat. Satu bulan lagi Kate akan berusia dua puluh satu tahun, usia dimana ia seharusnya menyandang status perawan tua. Untungnya ia terselamatkan oleh statusnya sebagai tunangan Earl of Rochester, meski ia sendiri tidak yakin apakah ia akan berganti nama Countess of Rochester satu bulan lagi, karena hingga detik ini ia tak mendengar kabar dari pria itu.

Terakhir kali ia melihat Simon adalah saat pemakaman ayah Simon, Earl terdahulu, empat tahun yang lalu. Saat itu saja mereka tidak saling menyapa, Kate berusaha memaklumi berpikir mungkin Simon dalam suasana berkabung sehingga mengabaikannya. Tapi tak sampai seminggu kemudian pria itu sudah kembali ke petualangannya, ia hanya mengirim pesan membosankan untuk Kate, menegaskan status pertunangan mereka. Tentu saja keluarga Kate tidak berpikir membutuhkan waktu selama ini bagi sang Earl untuk kembali menepati perjanjian yang dibuat ketika Kate berusia lima belas tahun.

Ibu Kate sudah mulai was-was jika Simon tidak menepati janjinya. Ia sudah mulai mendesak ayah Kate supaya menegaskan pria itu untuk segera menikahinya. Kate sendiri sudah muak dengan pertunangan ini, enam tahun selama pertunangan mereka tak pernah berkomunikasi selain surat yang ditinggalkan Simon sebelum pergi meninggalkannya hanya dengan janji pernikahan yang mulai diragukan. Lagipula apa yang membuat ayah dan ibu Kate percaya pria itu akan kembali, sementara sang Earl terdahulu sudah wafat.

Tentu saja keberadaan Earl yang sampai saat ini tidak jelas rimbanya membuat Countess of Malborough uring-uringan. Bagaimana tidak, hal yang paling ditakutkannya akan menjadi kenyataan, putri sulungnya akan menjadi perawan tua, dan prospek pernikahan Rosalyn mungkin akan terganggu. Sungguh pemikiran konyol menurut Kate, ia sama tahunya dengan semua orang bahwa adiknya merupakan wanita paling cantik dalam pasar perjodohan. Fakta gadis itu belum menikah hanya Rosalyn sendiri yang tahu alasannya. Sikapnya itu membuat orang menebak-nebak siapa yang akan menjadi pria beruntung tersebut.

Kate sendiri heran apa yang membuat Rosalyn belum menerima satu pinangan dari sekian kiriman bunga yang selalu menghiasi ruang tamu townhouse mereka.

"Aku menunggu seseorang yang tepat," ujarnya.

"Dari sekian banyak gentleman yang datang?" dahi Kate berkerut dalam berusaha memahami cara berpikir adiknya.

"Kau tentu tahu Kate, aku menunggu seseorang yang membuatku jatuh cinta,"

Dahi Kate berkerut semakin dalam, ia memandang adiknya heran.

"..Jangan memandangiku begitu, kau sendiri percaya cinta itu ada kan?"

Memang ia percaya cinta itu ada di dalam novel-novel, tetapi memikirkan pernikahan yang didasarkan rasa cinta dalam pernikahan khas bangsawan, rasanya sama mustahilnya menunggu hujan di musim kemarau. Ia mendesah panjang.

"Sebaiknya kau tidak membuang-buang waktumu,"

Rosalyn mendengus, "..Hanya karena tunanganmu tidak datang, bukan berarti pangeranku tidak akan datang kan?"

Kate memahami sengatan rasa ganjil itu di dadanya. Ia tidak membutuhkan lagi satu pengingat bahwa mungkin sebentar lagi ia akan berakhir menjadi perawan tua, mungkin pergi ke Eropa hanya satu dari alasan Simon ingin mengenyahkannya. Lagipula, tidak ada alasan bagi Simon mempertahankan pertunangan ini. Ia adalah pria tampan dengan kekayaan yang dapat membuatnya memilih wanita manapun untuk menjadi Countessnya, kenapa ia harus menikahi dirinya yang biasa-biasa saja.

The Temptation of a ScoundrelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang