PROLOG

31.8K 2.4K 594
                                        

Halo teman-teman selamat malam 👋
Aku falcon_art, siap kembali publish cerita ini dengan alur baru setelah dirombak habis.

Alur sebelumnya di cerita But I'm Not Very Smart! (BINVS) sudah melenceng terlalu jauh dan menyebar nggak tentu arah. Jadi, aku putuskan untuk merombak ulang alurnya.

Setahun ini aku hiatus karena kesehatan tubuhnya terganggu. Tapi, syukurnya sekarang sudah kembali normal. Dalam masa itu juga aku memperbaiki alur  cerita ini. Jadi, tolong maafkan author kecil sepertiku atas hiatus satu tahun lamanya ya 🙏 mohon dimaafkan.

[ SEMOGA TEMAN-TEMAN SEMUA BISA MENERIMA ALUR YANG BARU INI ]

°
°
°

Aku update kalau target dari kalian memenuhi ya
[Boleh minta 2K vote + 1K komen? ]

HAPPY READING!

***

PROLOG

Malam yang biasa tenang, kini terasa gersang sebab kobaran api yang terus menyerang gedung perpustakaan Magnesium High School sejak tiga jam lalu. Peristiwa yang mendadak menggempur delapan murid Stupid itu membuat seluruh warga sekolah terkena imbasnya. Si jago merah tak henti-hentinya berkobar melahap gedung berisi kumpulan buku-buku tersebut hingga apinya melahap beberapa gedung di sekitarnya. Bahkan berhasil merenggut beberapa nyawa murid-murid sekolah ini.

Wiraha Dwi Kuncoro, siswa laki-laki berasal dari kelas 12 Stupid beserta enam temannya yang lain, kini benar-benar terjebak di dalam lingkaran api neraka yang siap merusak tubuhnya. Sulit bernapas, itu yang Wira rasakan saat ini. Tubuhnya tengkurap sebab tertindih oleh rak buku yang terbakar. Ia berusaha membuka mata untuk memastikan keadaan teman-temannya yang kini sedang berjuang di ambang kematian.

Sudut mata Wira menangkap jasad Angkasa dan Alip yang sedang dilahap api. Di bawah lemari yang rusak, Wira juga mendapati setengah tubuh Jack dan Alifah yang terpotong menjadi dua bagian akibat dilempar golok tajam. Lebih parahnya lagi ketika ia melihat Tsana yang sengaja digantung menggunakan rantai di dinding perpustakaan yang sekelilingnya terdapat kobaran api membentuk segitiga yang melahapnya. Mereka semua sudah tidak sadarkan diri.

Wira berusaha sekuat tenaga untuk bangkit, namun setengah tubuhnya masih tertindih rak besar. Bajunya setengah robek, wajahnya belepotan terserang asap api. Dari telinga kirinya, ia mendengar sebuah rintihan kecil yang terus memanggil namanya. Wira segera menoleh dan betapa terkejutnya ia mengetahui bahwa pemilik suara rintihan itu adalah Dai, teman satu kamarnya di asrama selama tiga tahun sekolah di Magnesium High School.

"Dai!" pekik Wira. Ia nekad bangkit tanpa memedulikan rasa sakit di tubuhnya. Tangannya menyingkirkan rak di atas tubuhnya secara paksa, meski ia tahu akan terluka. Wira merangkak meraih tubuh Dai yang tidak bertenaga itu. "Dai, bertahan. Kita pasti bisa selamat," bisik Wira diselimuti rasa panik, khawatir serta takut dalam waktu yang bersamaan.

"Gue bersumpah. Sampai kita ketemu di alam baka, gue nggak akan pernah mau memaafkan lo, Wira," lirih Dai dengan sisa tenaga yang ada. Ada rasa benci yang begitu dalam, dendam yang hanya bisa dipendam, serta rasa ingin membunuh yang tak pernah padam. Wira bisa melihatnya dari kedua mata Dainuri Malabis. Temannya itu sangat membencinya.

"Maaf...," tangis Wira memeluk erat tubuh lemah Dai.

"Lo lihat yang lain, semuanya mati gara-gara ulah lo!" pekik Dai sambil memukul kepala Wira. Tepat setelah melakukan itu, Dai benar-benar memejamkan matanya dan pergi meninggalkan dunia.

Wira memekik keras memanggil nama Dai agar segera bangun kembali dan membantunya menyelesaikan masalah ini. Namun, sudah terlambat. Bahkan, kini mungkin tubuhnya akan ikut hangus terbakar bersama mereka.

"Lo adalah manusia terbodoh yang pernah gue temui, Wira. Sampai berjumpa di alam baka nanti bersama gue, Anarkali Sam," ucap seorang perempuan yang sedang sekarat di belakang tubuh Wira. Dia Anarkali. Terkekeh mengejeknya.

"Sialan lo! Lo yang bakar tempat ini, lo semua yang bunuh mereka. Lo nggak boleh mati dengan mudah, Anarkali!" Wira mencekik leher perempuan yang sedang terbaring lemah di lantai. Emosinya membuncah saat melihat bahwa pelaku kebakaran ini justru tersenyum puas padanya seolah-olah tak memiliki dosa apa pun.

Anarkali hampir hilang kesadaran, cekikan tangan besar Wira begitu kuat. Ia pun meraba-raba sekitarnya untuk mengambil golok yang tadi digunakan untuk membelah tubuh Jack dan Alifah. Tanpa aba-aba, perempuan kejam itu mengarahkan golok ke arah perut Wira, hingga Wira tumbang seketika.

Anarkali tertawa melihat nasibnya. Ia menatap Wira yang tergeletak sampingnya. Laki-laki itu terluka namun tidak menjerit. Tatapan matanya kosong menatap langit-langit perpustakaan yang perlahan habis dilahap api. Sepertinya dia sudah pasrah akan takdirnya.

"Gue menyesal sekolah di Magnesium High School." Itu adalah ucapan terakhir Wira di akhir hayatnya. Setelah itu, seluruh tubuhnya tertindih oleh reruntuhan bangunan dan terbakar habis tak tersisa.

Mereka semua mati.
02 Maret 2020

02 Maret 2020

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Diketik 729 kata

Bagaimana Prolognya?
Semoga suka ya teman-teman semua

Teman-teman jika berkenan boleh bantu share cerita ini supaya teman-teman lainnya juga tahu informasi kalau cerita BUT I'M NOT VERY SMART! alurnya dirombak.

Jangan lupa penuhi 2K vote
1K komennya supaya update cepat.
Terima kasih banyak 💐

Sampai jumpa di part berikutnya

BUT I'M NOT VERY SMART! || [TELAH TERBIT] ✓Where stories live. Discover now