"Jika aku bertanya, sebaiknya kau menjawabnya..." tangan Shania terulur, lalu tanpa aba-aba memijit pelipis Boby, membuat laki-laki itu tersentak sambil membuka matanya. Mata mereka bertemu, Boby seperti terhipnotis dan diam membeku sambil terus memperhatikan wajah Shania.

"Kau tau Boby..?? Sesuatu yang selalu di pendam itu tidak lah baik. Ketika kau memendam sesuatu, kau akan merasakan sakit walaupun samar. Dadamu akan sesak dan saat telah mencapai puncaknya, kau akan meledak." ucap Shania, deru nafasnya yang berbau mint menerpa wajah Boby.

Aromaterapi dan wangi tubuh Shania sukses membuat emosi yang sedari tadi membungkus Boby kini perlahan mulai mencair. Tangan lembut Shania yang telaten memijit pelipis Boby membuat laki-laki itu merasakan nyaman yang tak terkira. Sudah sangat lama dia mengidam-idamkan suasana seperti ini. Bahu Shania yang putih mulus terekspos, membuat sesuatu dalam diri Boby bergejolak hebat.

"Nju..." Boby menatap Shania, perlahan tangan Boby bergerak dan memeluk pinggang ramping wanita itu, Shania sedikit kaget namun dia langsung bisa menguasai dirinya. Pijatan di pelipis Boby berhenti. Jarum jam yang berdetak menjadi satu-satunya suara yang terdengar, wangi aromaterapi rosemary membuat suasana yang tadinya biasa saja, sekarang berubah menjadi lebih romantis.

"Kenapa?? Kenapa semua ini terjadi padaku...??" tanya Boby. Dia menatap dalam mata wanita di hadapannya ini, sedangkan Shania langsung membelai rambut Boby dan membenamkan kepala Boby ke dalam dadanya. Memeluk laki-laki itu dengan pelukan terhangat yang dia punya. Wangi aroma tubuh Shania benar-benar memabukkan, emosi Boby benar-benar menguap begitu saja.

"Semua manusia mempunyai ujiannya masing-masing. Karena memang itulah tujuan kita hidup. Tuhan memberikan kita semua ujian pasti tidak akan melebihi batas kemampuan hambaNya." ucapan Shania sukses menembus telinga dan merasuk ke dalam sanubari Boby. Boby sekali lagi melepas topengnya, membuangnya entah kemana. Perlahan dada Shania mulai basah, dan isakan lirih terdengar dari mulut Boby. Laki-laki dengan wajah super angkuh itu menangis, membiarkan dirinya terlihat lemah untuk kali ini saja. Shania semakin memeluk Boby dengan erat, berkali-kali mencium pucuk kepala Boby, memberikan energi positif untuk laki-laki yang selama ini merajai hatinya.

Perlahan Boby meregangkan pelukannya. Dia kini duduk tegap sambil menghadap ke arah Shania yang tengah menatapnya. Jejak-jejak air mata masih terlihat di wajah Boby, membuat Shania dengan spontan menghapusnya menggunakan jempol tangannya. Ada perasaan hangat yang langsung mengalir ke dalam hati Boby, jantungnya berdetak kencang dengan sensasi yang membuatnya candu.

"Kau sangat jelek bob jika menangis.." Shania terkikik geli, membuat eyesmilenya terlihat dan itu membuat Boby gemas. Oh Tuhan! Kemana saja Boby selama ini? Kenapa dia baru menyadarinya??

"Menikahlah denganku...." kata-kata yang meluncur dari bibir Boby sukses membuat Shania menghentikan tawanya. Dia terdiam dengan raut wajah yang keheranan bercampur terkejut. Kedua matanya berkedip cepat.

"Shania Junianatha.. menikahlah denganku." Boby berkata sekali lagi, kedua tangannya sudah memegang tangan Shania dengan sorot mata yang penuh keyakinan.

"Shanju menikahlah denganku..." tiga kali Boby mengulang kata-katanya.

"Boby ⎯  "

"Harus berapa kali aku mengatakannya hum??" Boby memotong ucapan Shania.

"Shania Junianatha. Shanju. Menikah ⎯  "

Cup!

Shania membungkam Boby dengan ciumannya yang mendarat mulus di bibir laki-laki itu. Tangan Shania mengalung sempurna pada leher Boby, sedangkan tangan Boby sudah memeluk pinggang Shania. Mereka berciuman dengan sangat lembut, tidak ada nafsu yang menggebu. Hanya perasaan cinta dan sayang yang menguar dari keduanya. Shania sempat menarik sedikit kepalanya, membuat benang saliva yang terlihat menggantung di bibirnya juga bibir Boby.

GOOD BOY || JKT48 Ver.Where stories live. Discover now