Chapter 5

803 36 9
                                    

Chelsea melihat jam tangannya dan menarik nafas panjang. Sudah hampir jam 6 sore. Dia baru saja menyelesaikan latihan teaternya bersama dengan teman-teman klubnya. Masih ada 3 hari sebelum hari H.


Dia merasa sangat lelah, tetapi dia sangat menikmati sekali. Pertama, dia agak ragu mengambil peran utama yang ditawarkan padanya, dia berfikir dia masih baru di klub teater itu dan masih belum berpengalaman. Tetapi Kak Reza memberinya kepercayaan bahwa dia pasti bisa memerankannya. Akhirnya dia menerima peran itu.


Tetapi tiba-tiba dia merasa sedih, setelah mengingat apa yang dikatakan Pevita tempo hari yang mengatakan Deva sangat disukai oleh semua orang. Deva akan mempunyai banyak fans setelah pensi weekend ini. Dia ingin sekali menanyakan kepada Pevita, tetapi dia mencoba menahannya.


Gimana kalo Kak Deva benar-benar jadi populer? Dan Alexa, siapa dia? Emang benar, dia bakalan nembak Kak Deva pas pensi nanti? Apa cukup ya cuman kayak gini, mengagumi dia dari jauh? Atau gue mesti ngambil langkah selanjutnya? Gimanaaaa??


Dia emang benar-benar sibuk akhir-akhir ini, tetapi masalah itu mengembalikan fikirannya dan sukses membuat dia bingung dengan perasaannya sendiri.


"Yahh, dia ngelamun lagi," tiba-tiba dia mendengar seseorang berkata disampingnya.


Chelsea kaget dan langsung menoleh kesampingnya. Tetapi tiba-tiba jantung berdetak tidak karuan. Bagaimana bisa orang yang menjadi masalahnya dia tiba-tiba bisa muncul didepan dia kayak gini?


"K..Kak Deva.." Chelsea tidak bisa berkata apa-apa.


"Hai Chelsea.." sapa dia sambil dia menstandarkan motor gedenya. "Gue liatin akhir-akhir ini lo sibuk banget ya.. berarti udah nikmatin masa-masa SMA donk"


Dia tau kalo gue sibuk?


Muka Chelsea langsung seketika merona. Tapi dia menarik nafas.


Dia baik ke semua orang. Chelsea berusaha mengingatkan dirinya.


"Ahh.. Iya" Ini semua karena Kak Deva...


Chelsea melanjutkan jawabannya di dalam batinnya.


"Ini udah mau malam lho, nungguin bokap lagi?" Deva kembali bertanya.


"Emm, nggak kak. Ini lagi nungguin taksi mau pulang.."


"Oh ya? Temen-temen lo kemana?" Deva bertanya terlihat seperti cemas.


"Rumah mereka berlawanan arah semua kak.."


"Oh gitu.." Deva seperti memikirkan sesuatu dan kemudian, "Yaudah yuk gue anterin, udah keburu malem. Kasian ntar lo nyampe rumah kemaleman."


Chelsea belum bisa mempercayai pendengarannya, sebelum "Apaa??" Dia kaget atas tawaran Deva yang tiba-tiba.


First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang