Chapter 1

1.7K 50 3
                                    

Jam dikelas menunjukkan pukul 09.15, tetapi Pak Hermawan selaku guru mata pelajaran Fisika saat itu belum juga menunjukkan batang hidungnya. Padahal Fisika merupakan mata pelajaran favorit seorang gadis blasteran Amerika yang bernama Chelsea Elisabeth, yang sekarang duduk di pinggir dekat jendela, dan sedang mengamati kondisi kelasnya. Saat itu kondisi dikelasnya sangat ribut, ada yang ngegosip, ngobrolin tentang bola, game, ada yang sibuk sendiri. Ada juga yang lagi sibuk ngaca, seperti teman sebangkunya yang bernama Kimberly.


"Udah cantik kok, Kim.." kata Chelsea sembari menggambar-gambar kertas yang ada dihadapannya.


"Aduh Chels.. cantik darimana coba, lo gak liat nih jerawat segeda kacang di jidat gue? Mana tar malem gue ada date lagi sama Kemal, gimana gak pusing coba" Chelsea yang mendengar itu cuma tertawa kecil, Kimberly dan Kemal yang pengurus OSIS itu memang baru jadian. Waktu malam Inagurasi yang dilaksanakan oleh panitia MOS di sekolahnya. Rupanya Kemal memang sudah tertarik dengan Kimberly sejak pandangan pertama. Karena Kemal yang sifatnya humoris dan selalu ngebantuin Kimberly saat MOS, Kimberly pun langsung luluh hatinya. Makanya saat Kemal menyatakan cintanya, Kimberly tidak perlu berfikir 2 kali dan langsung menerimanya. Menurut Chelsea moment itu merupakan moment yang paling sweet di malam Inagurasi.


"Hmm, nyesel gue kemaren mesen gado-gadonya Mbak Darsih." Gerutu Kimberly


"Hahahaha.. lagian elo juga sih, dimana-mana kalo orang mesen gado-gado itu sayur-sayuran pake bumbu kacang, bukannya bumbu kacang pake sayur-sayuran" jawab Chelsea sambil tertawa.


Tanpa sengaja tatapan Chelsea terarah keluar jendela, dia melihat di lapangan sedang ada anak-anak yang lagi main basket. tetapi mata Chelsea langsung tertuju kepada seorang pria yang sedang mendribble bola. Entah kenapa tatapan Chelsea lagsung terarah ke pria itu, Chelsea pun memperhatikan badannya yang tinggi dan tegap, kulit kecoklatan, dadanya bidang, dan matanya yang tajam. Ketika pria itu berhasil memasukkan bolanya ke ring basket, Chelsea langsung tersihir dengan senyumannya. Tanpa sadar Chelsea pun ikut tersenyum.


"Chels, Chels, CHELSEAAA!!!" teriakan Kimberly sontak mengejutkan Chelsea yang sedang sibuk mengaggumi cowok basket yang entah siapa namanya.


"Aduh Kim.. apaan sih, gue gak budek kali. Biasa aja manggilnya kan bisa"


"Dih.. elo nih ya, dari tadi gue ngajakin lo ngomong Chels. Tapi elo malah nyuekin gue. Mana pake senyum-senyum sendiri lagi.."


Chelsea kaget dan merasa malu karena udah kepergok senyum-senyum sama Kimberly gara-gara ngeliatin cowok basket itu. Muka Chelsea pun langsung menjadi merah


Mampus.. si Kim gak boleh tau nih, kalo gue lagi ngeliatin My ideal man. Chelsea berucap didalam hatinya.


"Nah ya, siapa tuh yang lo liatin? Kok muka lo jadi merah gitu?" Tanya Kimberly sambil melihat ke lapangan basket dan kemudian kembali menatap Chelsea penuh curiga, kayak detektif yang lagi introgasi penjahat.


"Hah? Gak ada kok. Beneran." Ucap Chelsea sambil nyengir. "Gue senyum-senyum itu karena mikirin gimana ekspresinya Kak Kemal nanti, waktu ngeliat jerawat lo yang super gede itu, hahahahaha.."


"Ahh, rese' lo Chels" Kimberly cemberut karena mengingat tentang big troublenya dan melupakan apa penyebab Chelsea senyum-senyum sambil melihat ke arah lapangan basket.


Pffttt.. Thank God.


***


Chelsea menutup bukunya, ketika dia menyadari dilapangan basket sudah mulai ramai dengan anak-anak yang mau main basket. Dia melihat ke arah lapangan basket dan menemukan.... Dia. Chelsea seketika langsung merasa senang. Yes, he was her crush. Her first crush ever.


Sudah 2 minggu semenjak kejadian dia tidak sengaja melihat si cowok basket itu, Chelsea mulai memperhatikan cowok itu. Ini merupakan tahun pertama Chelsea berada di SMA, dia selalu memimpikan ini semenjak dia SMP. Memiliki gebetan dan mengaguminya dari jauh. Dia terkadang iri melihat teman-temannya, terutama Kimberly. Yang mempunyai pesona dan keberanian untuk memancing perhatian gebetannya.

Sebenarnya, Chelsea sudah beberapa kali ditembak sama cowok-cowok semenjak masih SMP, tapi dia selalu menolak mereka. Memang benar kalau dia merasa senang dengan pernyataan perasaan cowok-cowok itu, tapi itu hanya sebatas perasaan senang. Nothing more. Dia ingin merasakan perasaan seperti kupu-kupu sedang terbang didalam perutnya. Like people and Kimberly selalu bilang kepadanya, jadi dia berusaha menolak mereka dengan sopan dan pada akhirnya menjadi teman saja.


Kalau mau dibilang, Chelsea sama sekali tidak mengetahui si cowok basket itu. Dia tidak pernah berada di satu lantai dengannya, dan dia selalu bergaul dengan senior. Jadi Chelsea mengambil kesimpulan kalau orang itu adalah kakak kelas. Tetapi Chelsea tidak pernah mencoba untuk mencari tau siapa nama laki-laki itu. Dia hanya membiarkan seperti ini, mengaguminya dari jauh. Tanpa laki-laki itu dan orang lain disekitarnya tau tentang perasaan nya kepada laki-laki itu. Dia hanya menginginkan menikmati perasaan baru ini, and so far, it was quite enough for her.


Siang ini, dia kembali bermain basket bersama teman-temannya. Chelsea memonyongkan bibirnya karena itu. Sebenarnya Chelsea gak suka ngeliat anak-anak yang bermain basket menggunakan seragam, karena nanti pasti akan bau keringat dan bau matahari pastinya, tetapi Chelsea hanya bisa menarik nafas. Dia berencana kembali ke kelasnya dan mengemaskan buku yang dia bawa untuk dibaca di taman sekolah tadi.

Saat dia hendak kembali ke kelas, dia melihat Kak Ade bersama dengan kedua temannya.


"Hai Chelsea.." Ade menyapanya sambil melambaikan tangannya ke Chelsea

Ade adalah pacarnya Pevita. Dia sangat manis dan selalu memperlakukan Chelsea seperti adiknya sendiri. Sebagai sepupu yang baik, Chelsea merasa senang karena Pevita mempunyai pacar yang baik seperti dia.


"Halo Kak Ade.." Chelsea membalasnya tapi dia langsung merasa shock, karena salah satu temannya Ade adalah... Dia.


DEG!!


Chelsea langsung ngerasa jantungnya berdetak kencang.


"Siapa De?" Chelsea dapat mendengar cowok tinggi yang dia tau adalah bernama Bimo, bertanya kepada Ade.


"Sepupunya Pevita" jawab Ade pendek.


Chelsea tidak dapat melihat ke arah cowok basket itu, tetapi dia tidak tau darimana power ini berasal sehingga membuatnya melihat ke seseorang yang ada di depan Ade dan......


Cowok itu tersenyum kepadanya.


Hanya sebuah senyum tapi....


DIES... teriak batinnya Chelsea.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang