Mata

41 3 0
                                    

Aku meraba dinding dingin ini, berjalan mengendap memasuki kamar itu. Aku mendengar dengkuran halus orang terlelap. Ah, sepertinya dia sudah tidur. Aku berjalan mendekat ke arahnya, lalu perlahan naik ke atas kasur, dan tepat menduduki perutnya.

Aku tak tahu setajam apa ujung pisau di tangan kananku ini, namun aku yakin karena dulu aku pernah menggiris jari tanganku.

Kuraba wajahnya dan akhrinya tanganku naik menyentuh kulit tipis yang menutupi bola itu. Sangat tipis, sehingga aku mudah menggirisnya tanpa tahu darah membanjiri wajahnya.

Taganku mengeluarkan bola itu dari sarangnya, menggenggam erat, dan mengklaim itu sebagai milikku. Aku tak peduli, aku hanya ingin melihat.

©FYP

The JournalDove le storie prendono vita. Scoprilo ora