Shan kembali berteriak histeris membuat Boby langsung memeluknya kencang. Shan berontak, namun kekuatan Boby lebih kuat. Tak lama pemuda itu hanya terlihat menangis. Punggungnya naik-turun dalam dekapan Boby. Sambil meracau tidak jelas dan menyebutkan nama-nama yang tidak Boby kenali.

"Shan tenanglah. Tenanglah...." Boby mengelus punggung adik semata wayangnya itu.

"Kakak. Aku takut." ucap Shan di sela isakan tangisnya. Boby memejamkan matanya, entahlah rasanya seperti ada pedang yang megoyak ulu hatinya. Siapa yang mau memiliki adik penderita gangguan jiwa???

"Aku takut kak...." Shan kembali berucap, kini tubuhnya bergetar dan keringat semakin membanjiri tubuhnya. Boby melonggarkan pelukannya, dia sedikit mundur dan menatap adiknya itu. Shan terlihat berantakan, sorot matanya sayu dan terlihat ada kerapuhan disana.

"Aku bersamamu, jangan takut...." ucap Boby, lalu menggiring Shan untuk duduk di tepian tempat tidur.

"Kakak membenciku." ucapan Shan sukses menampar Boby secara tak kasat mata. Dia menghela nafasnya, lalu duduk di samping Shan.

"Kau lupa meminum obatmu lagi???" Boby mengalihkan pembicaraan. Dia tidak ingin larut dalam rasa bersalah.

Shan tidak menjawab, dia malah menunduk terpekur, memperhatikan lantai kamarnya yang penuh barang berserakan. Tak lama kepalanya menggeleng, sambil memainkan jari-jarinya.

"Aku melihat Hades. Aku takut kak.. Aku mendengar suara-suara mengerikan itu. Aku takut. Takut. Takut. Takut." Shan terus berucap seperti orang yang baru saja melihat hantu. Bahkan Boby bisa melihat jika tubuh adiknya itu kembali bergetar.

"Mau tidur di kamarku??" tawar Boby, tidak tega dengan keadaan Shan yang kacau seperti ini. Biasanya jika Shan kambuh seperti ini, dia akan tidur di kamar Sisca, namun kakak perempuannya itu sedang berada di luar kota karena urusan pekerjaan.

Shan menoleh ke arah Boby. Ada sorot keheranan di balik tatapan itu.

"Ayo tidur di kamarku saja!!" Boby menarik pergelangan tangan Shan begitu saja, lalu sedikit menyeret adiknya itu keluar dari kamar.

"Ya,, Hades tidak mungkin berada di kamar Kak Boby. Iya kan Jim.... Tave....?" monolog Shan, kepalanya menunduk dengan tangannya yang di seret Boby.

.

.

.

.

02.00

Playing with fire instrumental - Blackpink 🎶

🔞

Vino tengah berbaring sambil mengutak-atik ponselnya. Sekedar membuka akun sosmednya dan melihat-lihat berita yang sedang viral. Tak lama pintu kamarnya berderit pelan, seseorang masuk ke dalam dan Vino langsung tersenyum saat melihat orang itu.

"Chika sudah tidur??" tanya Vino.

"Ya,, Chika ketiduran saat menonton drama bersamaku. Dia kelelahan sepertinya." jawab Naomi, lalu duduk bersandarkan kepala ranjang di samping Vino.

"Kalian berdua sangat dekat. Bahkan kadang Chika lebih menurut padamu di banding denganku. Hmmmm dasar bocah itu...." Vino mengerucutkan bibirnya, tingkah yang hanya akan di perlihatkan pada orang-orang terdekatnya.

Naomi terkikik, lalu mencubit pelan bibir Vino yang tengah cemberut.

"Kau kan tau jika Chika sangat ingin mempunyai kakak perempuan, dan aku sendiri juga anak tunggal, sangat ingin mempunyai adik. Jadi yeah,, kami memang dekat." Naomi menaik-turunkan alisnya, tersenyum bangga ke arah Vino.

GOOD BOY || JKT48 Ver.Where stories live. Discover now