21. Dreadful night

418 56 1
                                    

"Ada apa dengan kalian?" Tanya Naeva melihat Harvey dan Mave yang berkeringat seperti ketakutan.

Belum sempat Mave dan Harvey menjawab tiba-tiba shower dikamar mandi menyala sendiri dengan pintu berkali-kali terbuka tertutup terus berulang-ulang. Semua hanya saling pandang.

Mave dan Harvey berjalan ke arah Naeva menaiki ranjang. Sekarang semua berkumpul disatu ranjang, memperhatikan apa yang akan dilakukan Jenan.

Jenan berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Mereka semua hanya diam tidak ada yang berani hanya untuk sekedar membuka suara.

"Apa maumu untuk menganggu penghuni disini?" Tanya Jenan pada makhluk dengan wajah yang dipenuhi darah itu.

"Ini adalah tempatku, kalianlah yang seharusnya pergi!" Ucap makhluk itu dengan nada yang halus dan serak, jika orang biasa yang mendengar bisa membuat bulu kuduk merinding.

"Jika kau memang ingin disini, jangan ganggu kami! Kita punya kehidupan masing-masing." Ujar Jenan yang ternyata justru membuat makhluk itu marah.

Tiba-tiba Jenan dicekik oleh makhluk itu, kukunya yang panjang membuat kulit Jenan terdapat merah-merah. Dirinya terdorong ke pintu kamar mandi membuat bunyi yang cukup keras.

Jenan berkomat-kamit yang perlahan cekikan makhluk itu melonggar dan dia menghilang. Jenan menghirup nafas sebanyak-banyaknya. Namun setelahnya dia terkejut mendengar teriakan dari luar.

Dia keluar dari kamar mandi yang untungnya bukan dari teman-temannya. Teriakan itu berasal dari luar kamar hotel mereka. Saat mereka membuka pintu ternyata disana ada seseorang yang dirasuki arwah. Jenan dengan cepat pergi ke kamar tersebut yang memang pintu disana sudah terbuka dan disana juga ada temannya yang ketakutan.

Teman-teman yang lainpun akhirnya memberanikan diri untuk menyusul Jenan yang ternyata sedang coba menyembuhkan pasien didepannya.

Naeva melihat begitu intens pada pasien yang sedang Jenan tanangani. Wanita itu bola matanya begitu putih, rambut acak-acakan yang terus memberontak saat didekat Jenan.

"Siapa dia?" Tanya Naeva pada pada teman dari pasien Jenan.

"Dia Alice, saat baru saja aku selesai mandi aku melihat dia yang terus diam. Saat aku tanya tiba-tiba dia menatapku tajam dan mencekik leherku." Ungkap gadis itu. Naeva mengusap pundaknya lembut.

"Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja." Ucap Naeva mencoba menenangkan.

Jenan membanting tubuhnya kasar setelah berhasil menyembuhkan wanita tadi. Bagaimana bisa hotel semahal ini menjadi horor? Dia sudah meminta ayahnya untuk mencarikan hotel terbaik. Tapi lihatlah sekarang, terbaik dari sisi mananya?

Mave dan Harvey baru saja sampai dikamar karena membantu gadis tadi untuk dipindahkan ke kamar lain. Sedangkan Jenan sehabis itu memilih langsung ke dalam kamar.

Sedangkan Chloe dan Naeva sudah sedari tadi berada dikamar setelah Jenan mengeluarkan iblis dalam tubuh wanita sebelumnya.

"Wanita tadi sangat menyeramkan sepertimu." Celetuk Chloe sambil menatap Naeva. Naeva membulatkan matanya.

"Enak saja! Menyeramkan darimananya?" Tanya Naeva tidak terima. Jenan yang mendengar percakapan keduanya sontak menoleh.

"Dia benar, kau juga menyeramkan saat dimasuki iblis saat itu." Ujar Jenan. Naeva membalas tatapan Jenan dengan kening mengkerut.

"Seseram itukan?" Jenan mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Oh ya, aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Lanjut Jenan.

Jenan berjalan duduk dihadapan Naeva dan menatapnya dengan senyuman dibibirnya. Naeva melihat Chloe, Harvey dan Mave bergantian yang juga mereka tengah menatap Naeva.

(✓) My Patient | nominWhere stories live. Discover now