09. Miciela

504 64 0
                                    

Mereka kini sudah kembali dari Thailand, semua mulai menjalankan aktivitasnya masing-masing. Seperti Naeva yang mulai kembali ke kampusnya. Dia datang dan pulang diantarkan oleh supir yang disiapkan Jenan.

Sedangkan Jenan menggunakan waktunya ini untuk istirahat dirumah, Mave sedang ada keperluan sehingga dirinya terpaksa pulang ke rumahnya sementara.

Suara bel mengalihkan atensinya yang sedang bersantai menonton tv. Dengan langkah malas Jenan berjalan ke arah pintu, siapa yang menganggu waktu santainya.

"Hello bro!" Jenan tersenyum tipis lalu berjabat tangan seperti anak remaja saat bertemu dengan teman lamanya, selain Mave ada satu lagi yang menjadi teman kampusnya dia Harvey.

Harvey Guillermo, Jenan dan Harvey sama seperti Mave. Namun karena Harvey saat semester ketiga dirinya terpaksa pindah ke London atas permintaan kedua orangtuanya. Harvey sama seperti Mave yang selalu mendukung Jenan dengan kesukaannya.

Senyum Jenan luntur saat melihat seorang wanita muncul dari balik Harvey. Dia Miciela, mantan kekasih Jenan saat dikampusnya. Jenan hendak menutup pintunya namun cepat ditahan oleh Mici.

"Jenan.. kumohon jangan ditutup." Mici memandang memohon pada Jenan. Jenan mendengus lalu masuk ke dalam mansionnya diikuti oleh Harvey dan Mici. Namun saat hendak Harvey duduk Jenan menatapnya tajam seolah harus mengikuti nya ke dapur. Harvey meneguk salivanya lalu berjalan mengikuti Jenan.

"Kau mengapa membawanya kemari?!" Sentak Jenan menarik kerah baju Harvey mencengkeram kuat dan menatapnya tajam.

"Jen jen aku serius tidak tahu apa-apa, kita tidak sengaja bertemu saat digerbang aku benar-benar tidak tahu harus apa." Jenan melepas cengkramannya sambil mengusap wajahnya gusar.

"Shit." Umpat Jenan sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Sudahlah tak apa, ada aku disini." Harvey berjalan ke arah kulkas dan mengambil beberapa kaleng minuman dengan santainya lalu berjalan lebih dulu keluar dari dapur.

Hingga akhirnya Jenan terpaksa mengikuti Harvey, dia berjalan ke ruang tv dimana Harvey dan Mici kini berada.

Jenan duduk di bagian ujung dan Harvey ditengahnya namun ternyata Mici berpindah ke samping Jenan.

"Harvey! Bisakah kamu ambilkan beberapa barang dimobilku?" Harvey menatap Jenan. Jenan menggeleng kecil namun belum sempat Harvey menjawab dirinya sudah lebih didorong keluar.

"Jenan.." Mici memanggil Jenan pelan. Jenan masih terdiam mengabaikan Mici.

"Aku benar-benar minta maaf saat itu, tidak bisakah kamu memaafkan aku?" Mici mulai melingkarkan tangan dilengan Jenan.

"Sudahlah ci, aku sudah lupa dengan itu." Jenan menunduk menatap Mici yang juga menatapnya. Kedua pandangannya bertemu, Mici masih cantik seperti sebelum Jenan bertemu.

Jika dikatakan rindu Jenan memang merindukan wanita disampingnya ini. Kedua orangtuanya sudah mengenal betul tentang Mici yang berpacaran dengan Jenan.

Jenan membelakan matanya saat Mici menarik tengkuknya dan mencium bibirnya lembut. Karena tidak tahan Jenan akhirnya membalas ciuman itu menarik Mici agar lebih mendekat hingga keduanya terlibat dalam ciuman panas. Bibir Mici yang manis sejak dulu selalu membuatnya candu, dan kini dia benar-benar merindukan bibir ini.

Naeva yang baru saja pulang dari kampusnya lebih awal mengerutkan kening saat seorang pria yang tidak dia kenal sedang mengeluarkan beberapa barang dari mobil yang dia juga tidak tahu mobil milik siapa.

Harvey berkali-kali mengumpati Mici yang seenaknya menjadikan dirinya menjadi pembantu. Harvey sedikit kesusahan saat membawanya, namun dirinya terkejut saat seorang wanita datang dan bertanya padanya.

(✓) My Patient | nominWhere stories live. Discover now