.Forget-me-not.

1K 99 15
                                    

-Darimu yang dulu menyakiti ku-

***

Satu tahun berlalu, saat ini sekolah sedang mengadakan acara perpisahan.

"[Name] ayo foto bersama." Ucap Bachira saat melihat [Name] yang baru selesai berfoto dengan teman sekelasnya.

"Baiklah tapi aku di tengah, ya?"

"Apapun untukmu princess." Sahut Bachira dan tersenyum jahil.

[Name] hanya terkekeh mendengar itu dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Beri jarak lagi ditengah, akan ku edit 'orang itu' berdiri di sebelahku." Ucapnya lagi dengan santai.

Temannya yang lain sedikit kaget melihat [Name] yang sepertinya sudah mulai menerima kejadian itu, disisi lain mereka juga terlihat senang karenanya.

"Baiklah-Baiklah.." ucap Isagi yang berdiri disebelah [Name] dan dia bergeser sedikit.

"Say cisss...." Ucap salah satu siswa yang memotret mereka.

Tawa mereka terdengar sangat bahagia meskipun ada kesedihan yang terselip saat melihat hasil fotonya.

"[Name], ayo pulang."

"Chigiri rill cuy... Uuuu" ejek Bachira.

"Kaga, gak akan gue nikung temen sendiri." Sahutnya dan pukulan kecil mendarat di bahu Bachira, tawa mereka muncul lagi karenanya.

***

Saat sampai dirumah [Name] sedikit bingung dengan tingkah ayahnya yang seperti merasa bersalah.

"Ayah?"

"Maaf, saat itu ayah menemukan ini di depan pintu rumah. Ini untukmu, ayah ingin membuangnya tapi tidak jadi karena ayah tidak ingin kau terus membenci ayah." Ia memberikan boneka katak hijau dan secarik kertas itu pada [Name].

"Aku tidak merasa punya-.." ucapannya terhenti saat nama 'Itoshi Rin' tertulis di surat itu. "Terima kasih.." katanya lagi dan langsung pergi masuk kedalam kamar.

Ia menaruh boneka itu di kasurnya dan duduk sembari perlahan membuka kertas suratnya.

Hai...

Bingung mau nulis apa, tapi yang pasti maaf dulu. Heheh...

Maaf ya? Aku selalu buat [Name] sakit, pasti bosen banget denger kata maaf dari aku. Tapi sekarang udah enggak lagi kok, ini permintaan maaf terakhir dari aku untuk [Name].

Maaf aku udah gak kuat lagi, capek. Sakit. Aku gak sekuat itu[Name]... Tapi sekarang udah enggak, jadi cintaku gak perlu khawatir, oke?

Kamu adalah cinta pertama dan terakhirku, [Name]... Terima kasih karena selalu memaafkan kesalahan-kesalahan yang aku buat... [Name] pasti sakit banget, maafin Itoshi Rin ya??

Cintaku harus janji, setelah ini... Kamu harus bahagia dan gak akan ngerasain sakit kayak dulu, aku harap kamu bertemu dengan lelaki yang menyayangimu, dan tidak pernah sekalipun menyakitimu seperti aku yang selalu menyakitimu...

Aku bakalan selalu ada di sampingmu mulai saat ini...

I love you... My love...

"Jahatnya..." Air matanya keluar perlahan setelah membaca surat itu.

"Tapi itu adalah pilihanmu, syukurlah jika kamu sudah tidak merasakan sakit lagi... Rin.." ucapnya lirih.

***

Bertahun-tahun berlalu dan kini [Name] sudah menjadi mahasiswi dari kampus impiannya, kehidupan [Name] saat ini sudah mulai stabil lagi. Saat ini dirinya tengah membaca sebuah novel fiksi yang baru-baru ini dikeluarkan.

Usianya kini menginjak dua puluh dua tahun, dan sampai saat ini juga ia masih sendiri. Kepergian Rin beberapa tahun yang lalu masih membuatnya susah untuk membuka hati pada orang baru.

"Yo, [Name].." sapa Nagi. "Masih belum selesai membacanya? Sei mau makan, mau ikut?"

"Ah, Nagi? Tunggu sebentar." Ucap [Name] tanpa berbalik dan masih fokus membaca novelnya.

"Dia memang hobi membaca fiksi. [Name]? Sei bawa teman loh, ayo makan." Masih tak ada jawaban dari [Name]. "Reo dan yang lainnya sudah menunggu, [Name] ayo makaaaaannnn.." ucapnya lagi sambil terus mengguncangkan tubuh [Name] pelan.

"Ano... [Name]-san?" Suara teman Nagi yang berada disampingnya ini membuyarkan fokusnya pada buku, [Name] terkejut melihat lelaki yang berdiri disebelah Nagi.

"Rin?"

"Huh? [Name], kau salah lihat. Dia teman baru Sei, bukan Rin."

"Eh? Hahahah maaf, maaf.." [Name] menggaruk kepalanya yang tak gatal karena merasa malu dan langsung pergi dari sana menuju kantin, tempat teman SMA nya berkumpul untuk makan lebih dulu.

Mirip Rin! Gak mungkin reinkarnasi? Aduh, [Name] kamu tu kebanyakan baca fiksi... Batinnya saat masih berjalan menuju kantin.

"Jangan khawatir, Rin. Aku udah cukup bahagia disini..." Langkahnya terhenti dan dia menghela nafas untuk mengatur nafas juga pikirannya kembali sembari menatap tenangnya langit.

"Aku masih mencintaimu.."

"Rin juga..."

[Name] melanjutkan langkahnya dengan senyuman lembut terlihat di wajahnya.

"Aku tau.."

Tamat...

***

Gak terlalu sedih, masih harus terus belajar buat bikin cerita sad end diriku...

Gak terlalu sedih, masih harus terus belajar buat bikin cerita sad end diriku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Makasih ya, guys yang udah baca dan vote ceritaku... Maaf kalau gak sesuai ekspektasi kalian🙏🏼🙏🏼

Sampai ketemu lagi di cerita lain👋

Forget Me Not || Itoshi Rin Where stories live. Discover now