"Udah sampe."

"Loh, Rel? Lo ada di sana juga?"

"Varel daritadi disini, emang tu anak males ngomong aja," ucap Danu dari sebrang telepon.

"Kai ada Kai? Tu anak mulutnya bisulan apa?" Tanya Gibran saat telinga nya belum mendengar suara milik Kaisar.

"Ada ni bocah, lagi fokus desain spanduk. Udah lo jangan nanyain dia, lagi sariawan," Kavin menjawab lalu melirik sahabatnya yang memang tengah menatap layar iPad.

Fyi, Kaisar, Azril, Danu, Ade dan Kavin sedang berada di sekolah mereka. Tahun ini akan ada penerimaan murid baru, dan pastinya akan di langsung kan kegiatan MPLS.

Para anggota osis sedang sibuk untuk mempersiapkan semuanya, di mulai dari menyiapkan kelas mana saja yang akan di pakai untuk MOS, lalu menyalin data nama nama murid baru yang akan bersekolah di SMA TRISATYA.

Sebenarnya masih banyak yang harus di kerjakan, anggota yang lain pun sibuk dengan apa yang di tugaskan, jadilah Varel sebagai ketua osis meminta bantuan para sahabatnya untuk turut membantu.

Sudah 89% persiapan untuk hari H, semakin dekat dengan kegiatan MPLS maka semakin sibuk anggota osis. Itu yang membuat Varel terpaksa meminta bantuan para sahabatnya. Dan mereka pun bersedia dengan lapang dada, membantu sahabat itu adalah yang sering mereka lakukan. Tak salah kan jika teman meminta bantuan lalu kita menolong?

Lagian Varel ini tipe anak yang jarang bahkan hampir tidak pernah meminta bantuan, selain dirinya bisa maka tidak akan ia ikut sertakan orang lain. Namun, karna mendesak, mau tak mau Varel pun meminta kerjasama dengan para sahabatnya yang lain.

Ara termasuk dari murid baru yang akan menempati sekolah itu untuk menimba ilmu. Awalnya Arion hendak menyekolahkan anaknya di sekolah milik pria itu, namun karna bujukan Ara yang ingin bersekolah di sekolah yang sama dengan abangnya, maka Arion hanya menuruti.

Dan tadi, saat Kavin menelpon Gibran. Cowok itu sedang berebut kursi dengan Ade, ya memang sifat keduanya sama, iya sama sama mirip anak kecil. Apa apa pasti di ributkan.

Kavin beserta yang lain tengah berada di warung mang Ujang guna beristirahat, mereka memilih untuk pergi ke warung belakang sekolah daripada ke kantin yang jelas jelas lebih dekat. Katanya sekalian modus mau ngutang.

Arion tengah keluar kota untuk mengurus suatu masalah di perusahaannya yang berada di sana. Memang ada banyak sekali perusahaan keluarga Ax di beberapa kota, bahkan hampir ada banyak yang berdiri di luar negeri. Itu sudah tidak aneh.

Dirinya di bantu oleh Azri, sang adik untuk pergi kesana. Nanti jika sudah sampai maka kedua Kaka beradik itu akan berbelok ke perusahaan yang berbeda. Mereka mempunyai perusahaan masing-masing, dan ada banyak lagi di kota kota lain. Sedikit kewalahan untuk mereka yang hanya berdua.

Tapi, karna tidak mau mengecewakan orang tua mereka yang sudah mempercayakan semua itu, Arion dan Azri pun akan berusaha semaksimal mungkin.

Lalu Anin tidak ada di rumah karna sedang berada di butik milik nya. Kata Anin bosan jika harus di rumah saja saat suami dan anak anaknya pergi dengan urusan masing-masing. Jadi, dia meminta Arion untuk membangun butik supaya Anin jika gabut bisa berkunjung kesana.

Dari Ara masih SD kelas 1 sampai sekarang, butik yang di bangun hanya karna gabut itu bisa menjadi terkenal dan sukses.

Arion pun sempat kaget dan tidak menyangka, bisnis modal gabut bisa sukses dan pendapatan nya melonjak tinggi seperti itu. Tapi saat dirinya teringat masa muda Anin yang penggila kerja, maka Arion pun tidak heran lagi. 

Ketua Osis Manja Is Mineحيث تعيش القصص. اكتشف الآن