"Papa sudah menghubungi Gara sebelum kesini" lanjut Demario saat melihat keraguan di wajah Samuel

"Tapi Papa gimana?" Tentu Samuel khawatir dengan Demario. Apalagi dengan kondisi Demario yang tak membawa senjata apapun

"Jangan pikirkan Papa Samuel! Tugas kamu hanya membawa Kenniro pergi dengan selamat. Kamu bisa janji sama Papa, kan? Papa hanya memiliki Kenniro di hidup Papa"

Akhirnya dengan berat hati Samuel mengangguk setelah mendengar nada tegas dari Demario

"El janji Pa, El nggak akan kecewain Papa"

.

.

.

Keduanya berlari, sesekali bersembunyi saat ada bawahan Darwin yang lewat. Darwin benar-benar tak membiarkan mereka pergi dengan mudah. Ia juga tak menyangka anak buah Darwin akan sebanyak ini

"Sembunyi disini" mereka duduk bersandar di balik pohon besar kala tak sengaja melihat beberapa anak buah Darwin yang sedang berjaga. Kenniro berada di pelukannya, dengan air mata yang masih mengalir karena ketakutan juga sebagai pelampiasan akan rasa sakit di tubuhnya

"Gimana?"

"Aman"

Samuel hanya diam mendengarkan orang-orang itu berbicara sampai akhirnya melenggang pergi membuatnya menghela nafas lega

"Masih kuat lari?" Tanya Samuel pada Kenniro yang sudah banjir keringat juga raut wajahnya yang tampak lelah

Kenniro mengangguk dan berdiri. Tapi belum juga melangkah kakinya mendadak lemas tak bertenaga dan membuatnya jatuh

Bruk

"Ken, ada Apa?" Pekik Samuel pelan, ia tak mau orang-orang itu balik lagi.

"Siapa disana?!"

Sial.

"Kita harus pergi dari sini" ujar Samuel dengan panik

"Kakinya nggak bisa digerakin, Abang" ujarnya dengan tangis yang makin mengeras

Sedangkan beberapa langkah kaki kian mendekat. Tak punya waktu lagi, Samuel pun akhirnya berjongkok dihadapan Kenniro

"Naik ke punggung Abang"

"Cepat Kenniro!"

Kenniro pun menurut, menumpukan semua beban pada Samuel. Samuel berdiri dan berlari menghindari orang-orang yang sekarang sedang mengejar mereka

"Berhenti!!!"

Dor!

Dor!

Dor!

Dor!

Mereka saling adu tembak. Tak membiarkan orang-orang itu berhasil mengejar mereka. Bakat menembak Samuel tak bisa dikatakan remeh, ia bisa menembak tepat pada jantung orang-orang itu dengan keadaan berlari

Dor!

Dor!

Dor!

"Pegangan yang kuat" ujar Samuel pada Kenniro. Di depannya ada orang yang siap menghadangnya pun dibelakangnya ada orang yang mengejar

Tak punya pilihan lain, Samuel terus maju dan melawan mereka dengan otot. Sesekali ia juga menembak orang-orang yang mengejarnya yang semakin mendekat sambil membawa Kenniro dipunggung nya

Bugh!

Bugh!

BRAK!!

Dugh!

Melihat orang-orang dibelakangnya mendekat, Samuel menyempatkan diri mengeluarkan beberapa pelatuk yang ditujukan pada bawahan Darwin itu

Dor!

Dor!

Dor!

Tapi tembakan itu malah membuat beberapa bawahan Darwin datang ke arahnya. Melihat ada celah, Samuel pun kembali berlari. Tapi tiba-tiba, ia tak bisa merasakan rangkulan tangan Kenniro pada lehernya

"Kenniro! Pegang yang erat!!" Teriaknya kalut. Apalagi dengan anak buah Darwin yang semakin gencar mengejarnya

"Hiks...Abang....tangannya nggak bisa digerakin...hiks..." Tangisnya sambil melihat tangannya sendiri yang menggantung ke bawah. Samuel tak mengerti apa yang terjadi pada Kenniro. Mau tak mau, tangannya ia gunakan untuk menahan bobot Kenniro

Dugh!

Brak!

Samuel menendang seseorang yang menghalanginya untuk berlari hingga orang itu terhempas ke pepohonan

Dor!

Dor!

Dor!

Lagi, pistolnya ia gunakan untuk menembak orang yang hampir berhasil mengejarnya, tak ada satu peluru pun yang terbuang sia-sia. Semuanya tepat sasaran.

"Ab-ab-ang"

Tanpa Samuel sadari, dirinya memperlambat laju larinya saat mendengar lirihan Kenniro yang memanggilnya dan tampak seperti kesakitan

"Kenniro!! Kamu kenapa?!" Tanya Samuel dengan panik. Kepalanya hanya bisa menoleh sehingga tidak bisa melihat wajah Kenniro dengan jelas

"Sa-kit" ujarnya dengan susah payah

'srak'

'srak'

Samuel melihat kebelakang, bawahan Darwin benar-benar mengejarnya tiada henti. Bahkan sekarang ia sudah mulai kelelahan, ia arahkan kembali pistol pada pria yang mengejarnya

Klik..

Pelurunya habis.

Ia kembali berlari. Tapi percuma, dirinya sudah terkejar

Street

Jleb!

"ARKHHHH!!"

Samuel terjatuh, pisau yang dilemparkan padanya berhasil menancap di kakinya. Kenniro pun ikut ambruk, tapi Samuel berhasil melindungi agar tubuh adiknya tak bersentuhan dengan tanah

Nafas Samuel terdengar sangat memburu. Dadanya naik turun tak beraturan dengan peluh yang membanjirinya

"Hahahaha!! Mau lari kemana kamu bocah!!"

Mereka dikelilingi anak buah Darwin membuat Samuel refleks memeluk Kenniro dan menyembunyikan wajah adiknya di dadanya

Salah satu diantara mereka menodongkan pistol pada Kenniro. Mau bagaimana pun juga, yang mereka incar adalah Kenniro bukan dirinya.

"Jangan Macam-macam dengan adik saya!!" Teriaknya lantang dengan tatapan tajam

Tapi mereka menghiraukannya dan malah tertawa seperti orang gila.

"Jangan sombong, anak muda! Lihat keadaan mu, kakimu terluka dan kau tidak memiliki senjata untuk melawan kami. Lebih baik serahkan anak itu, dan pergilah dari sini!" Ujar salah satu diantara mereka sambil menatap Kenniro yang tak bergerak di pelukan Samuel

"Bahkan jika kaki ku harus patah sekalipun, aku tak akan menyerahkan adikku!!" Ujarnya dengan sungguh-sungguh

"KERAS KEPALA!!" Orang yang menodongkan pistol itu bersiap menarik pelatuknya. Dan Samuel pun sudah siap jika ia harus berakhir disini.

Tujuannya hanya satu, membawa Kenniro pergi dari sini dengan selamat. Demario mempercayakan Kenniro padanya, ia tak boleh mengkhianati kepercayaan Papanya padanya.

Iya, apapun yang terjadi Kenniro harus selamat. Bahkan jika nyawanya yang menjadi taruhannya

Dor!


























Yahh gantung lagi🙂
Janji nanti malam up lagi, biar nggak bikin anak orang penasaran 🙏



See you....
Nggak lupa jamurnya🍄🍄🍄




ALESSANDRO||END||Where stories live. Discover now