3. Demam?

182 8 10
                                    

Assalamualaikum..

✥بِســــــمِ اللَّهِ الرَّحمَنِ الرَّحِيــــــمِ✥





Tok
Tok
Tok

Suara pintu kamar Athar terketuk.

"Assalamualaikum.. " Salam seseorang yang mengetuk pintu kamar Athar itu.

"Waalaikumsalam.. " Balas Athar dengan membukakan pintu kamarnya.

Pintu kamar perlahan terbuka, hingga terlihat seorang pria berjubah putih, Kyai Ali.

"Ayah? Ada apa? " Tanya Athar.

Kyai Ali tersenyum, "Ayah ingin bicara denganmu."

Athar menutup pintu kamarnya, lalu mengikuti langkah Kyai Ali.

Ada apa Ayahnya mengajak bicara? Apakah ini berhubungan dengan kedua orang tuanya?

"Duduklah, nak. " Perintah Kyai Ali.

Athar menurut, ia duduk di sebelah Kyai Ali.

"Intinya saja. Ayah ingin menjodohkanmu. "

Deg
Menjodohkannya? Apakah ia tidak salah dengar?

Alhasil, Athar terkejut dengan ucapan yang barusan Kyai Ali sampaikan kepadanya.

"Menjodohkan Athar? Apa Ayah tidak bercanda? " Tanya Athar yang masih tak percaya dengan apa yang diucap oleh Ayahnya.

"Ayah tidak akan bercanda. Bukankah kamu telah dewasa? Untuk menikah? " Lagi dan lagi ucapan Kyai Ali diluar dugaan Athar.

"Ayah, bukankah ini terlalu cepat? " Athar masih dengan rasa terkejutnya.

"Tidak, Nak. Apakah kamu belum siap? " Tanya Kyai Ali.

"Maaf, Ayah. Athar belum siap. "

"Mengapa belum siap? Bukannya kamu sendiri yang berkata bahwa kamu telah dewasa? "

"Athar memang sudah dewasa, tetapi Athar belum siap untuk itu. " Ucapnya.

"Baiklah, Ayah mengerti. Tetapi, Ayah akan tunggu keputusanmu. " Ucap Kyai Ali, lalu pergi meninggalkan Athar. Karena Kyai Ali tahu Athar butuh waktu sendiri, untuk memikirkan perkataan Kyai Ali.

"Menikah? Saya tidak pernah berpikir sejauh itu. " Gumam Athar.

"Tetapi, jika ini sudah waktunya, saya akan terima." Lanjutnya.

***

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.." Salamnya menutup shalat tahajud yang ia tunaikan.

Setelah usai shalat tahajud, Athar memanjatkan doa kepada sang Pencipta. Dengan khusyu' dia berdoa, mengharap doa doa yang selama ini ia panjatkan terkabul.

"Aamiin, Ya Robbal Alamin..""

Athar melipat sajadah yang ia pergunakan untuk menunaikan shalat tahajudnya. Diambilnya Al Quran di atas meja lalu dibacanya.

Detik jarum jam tak berhenti berputar, jarum jam dan jarum menit yang semula membentuk 90°, kini sudah berubah menjadi 30°, yang artinya kini pukul setengah 5 shubuh.

Athar terduduk di atas tikar yang menjadi alas untuk tidurnya. Duduk terdiam setelah menunaikan shalat shubuh, punggungnya ia sandarkan ke dinding kamar yang sederhana itu. Nampaknya Athar sedang tertidur dalam keadaan terduduk, entah karena kelelahan atau mengantuk.

ATHARAZKAWhere stories live. Discover now