"lumayan buat ganjel perut." Ohm menyodorkan gelasnya.

"M-makasih ya Bang, sorry jadi ngerepotin." Nanon menerima dengan hati yang campur aduk.

"Santai, lain kali perutnya diisi dulu kasian tuh masa kosong gitu diajak mikir." Nanon tertawa kecil mendengar ucapan Ohm.

"Suka sakit sih Bang, tapi ya mau gimana lagi dari pada gua sakit perut." Keluhnya.

"Makan nya dikit aja Non, atau kalau mau roti bisa diubah ke roti gandum."

"Oh gitu ya, pantesan sakit perut orang gua aja sarapannya nasi kuning." Nanon tersenyum malu.

"Hahahaha, gak apa-apa gua juga suka sarapan itu kalo laper banget."

"Disini ada tau Bang, nasi kuning yang enak banget. Terus murah lagi."

"Boleh kali ya kapan-kapan lo ajak gua makan disitu." Goda Ohm.

"Boleh, boleh, mau kapan?"

"Dasar jiwa muda, kapan aja boleh lah asal lo ada waktunya." Ucap Ohm, Nanon mengangguk setuju.

"Non, ayo." Chimon melakukan hal yang sama yaitu menenteng sepatunya lalu duduk di sebelah Nanon.

"Pake dulu sepatunya."

"Iyaa"

"Pagi Bang Ohm, Nanon, Chi?"

"Chimon." Chimon tidak menatap yang memanggil namanya dia hanya fokus pada sepatunya saja.

"Oh iya, Pagi Chimon."

"Pagi, ayo Non." Chimon menarik Nanon ke depan untuk langsung berangkat ke kampus.

"Loh, padahal gua mau nawarin bareng.." Ucap Perth begitu ditinggalkan sepasang sahabat itu.

"Sabar ya." Ohm menepuk pundak mantan kekasihnya itu sebagai bentuk prihatin.

"Bang, lu merasa mereka friendzone gak sih?"

"Pagi-pagi gak boleh gosip." Ohm melanjutkan sarapan yang tertunda nya tadi.

"Tapi serius Bang, tiap anak kosan mulai ngomong sama Nanon si Chi itu bibirnya manyun kaya bebek."

"Jam berapa sekarang Perth Thanapon?" Ohm mengingatkan pemuda itu, Perth menepuk jidatnya, nanti lagi deh ceritanya dari pada dia diusir dosen karena terlambat.

"Dadah Bang Ohm, selamat sarapan, selamat bekerja." Perth lari ke arah mobilnya.

"Dasar." Uh, mimpi apa Ohm punya mantan seperti itu. Dasar mantan gadungan.

"Pagi Bang Ohm."

"Pagi.."

Dua suara berbeda, yang satu bersemangat sementara yang satunya masih malu-malu menyapa. Pond dan juga Dunk, dua tom and Jerry ini turun bersamaan.

"Pagi, Sarapan Pond? Dunk?" Tawar Ohm.

"Iya ini mau sarapan Bang." Ujar Pond mengambil satu roti milik Dunk membuat si yang punya memukul kepalanya.

"Punya gua itu, asal ngambil aja." Ucap Dunk tak terima.

"Ya elah, bagi dikit doang sih."

"Ya minimal jangan yang ada selainya dong."

Ohm buru-buru menghabiskan sarapannya lalu kembali ke kamar untuk bersiap ke kantor, membiarkan dua orang ini berdebat di dapur.

"Hai, Joong mau sarapan bareng?" Pond yang melihat itu pun hanya menunjukkan wajah muak nya. Bagaimana bisa dari yang tadinya iblis berubah menjadi malaikat seperti itu. Mana sok manis banget lagi.

"Pagi semua." Bukan Joong yang menjawab melainkan sapaan baru dari Phuwin yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Pagi~" jawab ketiganya kompak.

"Nih Joong." Dunk memberikan satu lapis roti yang sudah di oles oleh selai kacang. Joong pun menerima nya.

"Makasih Dunk, Phuwin udah sarapan?" Phuwin yang ditanya pun menggeleng, rencana nya ia akan mampir ke Starbucks dulu membeli roti dan kopi.

"Nih, makan ya." Roti yang diberikan Dunk, diberi lagi kepada Phuwin membuat tiga orang itu terdiam sejenak. Joong pergi mengambil sepatunya tanpa ucapan apapun.

"Eum?" Phuwin tentu saja merasa tidak enak.

"Gak apa-apa makan aja." Dunk menghela nafasnya tidak mood untuk kembali sarapan. Dia pun pergi meninggalkan Pond dan juga Phuwin.

"Bagi ya?" Phuwin pun mengangguk lalu Pond menggigit bagian roti yang masih Phuwin pegang.

"Kak Pond?"

"?" Pond menaikan alisnya bertanya dia masing mengunyah ngomong-ngomong.

"Buat kakak aja." Phuwin menyerahkan roti tadi lalu pergi begitu saja.

"Aneh? Gua udah gosok gigi kok." Ucapnya.

To be continued
Jangan lupa vote nya😉

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 08, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KOSAN GMM (Griya Muda Mudi)Where stories live. Discover now