5.

1.2K 119 15
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.....

Malamnya kami benar benar di latih fisik oleh sang letnan, semua mengeluh lelah.

Sama hal nya dengan Minju, dirinya sangat amat lelah. Terlebih mereka semua baru saja mendapatkan kabar duka atas kepergian bu park.

Mereka berlatih, berlari, merangkak dengan isak tangis yang tertahan, dan keringat yang bercucuran terus menerus.

"Kalian akan mati jika lari seperti itu!"

"Berlari lah dengan benar!"

Minju memang tidak banyak mengeluh, tidak bersuara sama sekali. Bahkan tidak menangis seperti yang lain. Minju hanya fokus dan melampiaskan semuanya dengan latihan ini.

Minju memukul ban dengan kencang sampai jari dan telapak tangannya berdarah karna terlalu kencang memukul dan memegang senapan nya.

Minju terjatuh, sungguh. Dirinya lelah, Minju sudah tidak kuat. Semua terasa sangat berat, bahkan untuk sekedar menahan badannya agar tetap terjaga saja sangat tidak sanggup. Senapan nya pun terlempar saat dirinya terjatuh.

"Tamtama Kim Minju, berdiri! Dan lari! Kau mau menjadi beban untuk teman teman mu?!" Teriak letnan lee dengan mengangkat badan Minju dengan cara menarik rompi yang terpakai di badan nya. Lalu mendorong tubuh rapuh gadis itu untuk segera berlari, tapi Minju terjatuh lagi.

Minju membalikan badan nya untuk menghadap ke arah letnan, masih sama dengan posisi jatuh. Berdiri dengan tumpuan kedua lutut nya yang masih tertekuk untuk menumpu badannnya.

Tangan mungil Minju mulai menggenggam salah satu jari letnan lee, mendongak menatap wajah letnan lee dan mulai menangis.

Untuk pertama kali nya setelah sekian lamanya lagi Minju menangis, entah kapan terakhir Minju menangis lepas seperti ini.

"Tidak... Aku tidak bisa. Aku... Aku tidak sanggup lagi" Minju mulai terisak lirih, menundukkan kepalanya dengan tangan masih menggenggam jemari letnan.

"Aku takut..."

Semua nya berhenti dengan kegiatan latihan nya, mulai memperhatikan Minju yang sedang menangis. Melihat Minju menangis dengan terisak membuat yang lain ikut merasakan sesak.

Untuk pertama kalinya mereka melihat Minju serapuh ini, mereka mulai ikut menangis satu persatu. Mereka juga sama lelahnya, mereka juga takut. Seolah olah mereka sedang berperang dengan waktu, mereka di buat untuk dewasa.

Setelah kejadian itu mereka semua di beri waktu istirahat, masih dengan perasaan kesal dan lelah mereka mendudukan diri ber dekatan.

"Sial jika terus begini Latihan ini lah yang membunuh ku bukan bola nya!" Gerutu Junhee

"Dari awal memang tidak masuk akal! Bagaimana bisa kami mengikuti CAST setelah melakukan ini?!" Ucap Soyoon kesal

"Ini semua karna kita terlalu naif" Ucap Junhee

Duty after school [ Revisi ] Where stories live. Discover now