Chapter 8

46 11 3
                                    


Rekaman lagu mereka sudah selesai, hanya tinggal menyelesaikan rekaman untuk music video mereka.
"Yah aku lelah sekali, suaraku hampir habis."

"Ku bilang juga apa kim chaewon, jangan menggunakan kunci terlalu tinggi, bisa bisa belum comeback kau jatuh sakit."

"Hyung, lihatlah bebek itu menyumpahi ku." Adu chaewon pada sang leader yang tengah menyiapkan makanan pesanan mereka.

"Sudahlah, sehari tidak berkelahi bisa kan?"

"Nee.."

"Chaeyeon-a apa kau punya nomor telepon sakura-ssi?" Tanya hyewon yang juga ikut membantu menyiapkan makanan.

"Tentu, Hyung mau?"

"Tidak, tapi bisakah kau memintakan nomor wonyeong padanya?" Pinta hyewon.

"Jika Hyung laki-laki minta saja saat bertemu dengan nya, kali ini aku tidak bisa membantu hyung hehe."

Hyewon berdecak menanggapi balasan adiknya yang menyebalkan, dirinya cukup malu untuk meminta nomor telepon wanita itu.

"YA AYO MAKAN!"

"NEE."









°°°°°°°°°°°°









Di mobil jo yuri:

Yuri terus menghafal script drama nya, dirinya gugup untuk bermain drama pertama kali.
"Yuri-ya bagaimana?"

"Hah, aku harus terus melatihnya apalagi ada adegan dimana aku harus menangis dan itu membuat ku gugup." Jawab yuri.

"Tidak apa lakukan perlahan, syutingnya besok dan jaga kesehatan mu, oppa akan menyesuaikan jadwal mu terlebih dahulu." Menejer oppa.

"Terimakasih."

Drrrttt

Kim minju is calling...

"Wae?" Jawab yuri begitu panggilan itu di jawab.

"Annyeong-haseyo dengan jo yuri-ssi." Tunggu ini bukan suara minju.

"Siapa ini? Dimana minju?" Tanya yuri panik.

"Ah maaf, saya lancang tapi kim minju -ssi sekarang di rumah sakit karena mengalami kecelakaan."

"NE! Dimana rumah sakitnya?"

"Di xxx" Setelah tahu dimana rumah sakitnya yuri dan menejer nya segera pergi.


















Wajah yuri sudah panik tak karuan, langkah nya dengan cepat menuju ruangan dimana minju dirawat.

Brak

"Minju-ya!" Panggil yuri.

Dilihatnya minju sudah sadar dengan keadaan lengan nya di perban serta wajah yang di tempelkan plester di beberapa lukanya.

"Ohh jo yuri." Respon macam apa itu.

"Yak, bisakah kau sehari tak membuat ku khawatir lihat keadaan mu." Ucap yuri sedikit risih dengan melihat luka minju.

"Bisakah kau sehari tidak berteriak padaku jo yuri, suara mu membuat gendang telinga ku hampir pecah." Balas minju.

"Baik, aku minta maaf, bagaimana ini bisa terjadi? Apa kau mabuk saat mengendarai mobil?"

"Ekhm." Deheman itu membuat jo yuri berbalik dan mendapati seorang wanita yang tersenyum padanya.

"Maaf, tapi sepertinya saya harus pamit." Ucapnya.

Yuri menoleh pada minju untuk menjelaskan siapa gadis itu, "Gadis itu yang menolong ku, dia jang wonyeong."

"Ah maaf, ku kira kau yang membuat minju terluka terimakasih telah menolongnya." Ucap yuri seraya membungkuk.

"Ah tidak apa, aku juga hanya tak sengaja lewat kalau begitu aku permisi cepat sembuh kim minju-ssi." Wonyeong.

"Nee terimakasih Wonyeong-ssi."



Keduanya hanya terdiam setelah kepergian wonyeong, lalu tertawa tanpa sebab.
"Ya kenapa kau tertawa?"

"Kau yang memulai."

"Oke oke cukup, sebaiknya aku disini saja." Ucap yuri.

"Kau ingin diberhentikan dari drama karena kelelahan, aku tidak apa sebaiknya kau pulang dan beristirahat aku tahu syuting drama mu akan di mulai besok, jadi berikan kesan yang menyenangkan." Nasehat minju.

"Ya ya ya aku tahu, tapi bagaimana juga dengan drama mu? Dengan keadaan yang seperti ini?" Tanya yuri.

"Aku sudah mengajukan pengunduran diri untuk drama nya, jadi kau tak usah khawatir aku akan cuti untuk beberapa minggu."

"Yahh jjinja, kalau begitu aku panggilkan eunbi eonnie bagaimana?" Tawar yuri.

"Tidak tidak bisa bisa aku dimarahi olehnya, lagi pula pekerjaan nya banyak mengurusi comeback boy group nya dan lagi maknae mereka juga syuting drama yang sama dengan ku."

"Ahn yujin, pria puppy itu?" Minju mengangguk.

"Lalu siapa pengganti mu?"

"Moon gayoung sunbaenim."









°°°°°°°°°°°°
















Wonyeong meregangkan tangannya tubuhnya lelah setelah peresmian gallery menemani ibunya makan malam dengan kolega dan menolong seorang gadis yang tertabrak karena menyelamatkan seorang anak-anak.

"Punya sahabat seperti gadis tadi pasti menyenangkan, sayang nya aku tak punya." Monolognya merebahkan tubuhnya.

Mengingat persahabatan minju dan yuri membuat seorang jang wonyeong iri, sejak sekolah menengah dirinya tak mempunyai teman karena dianggap sebagai perebut kekasih orang.

Karena hal itu wonyeong selalu menghabiskan waktunya untuk melukis yang dilakukannya hingga saat ini untuk mengisi waktu luang.

"Hah aku berharap mimpi indah." Pintanya seraya menutup mata menuju alam mimpi.




Ting!

| Annyeong wonyeong-a?













Tbc.
Fighting!

Don't Mind!Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz