SAKI VS SAKA (BAB 2)

20 4 0
                                    

Hari kedua MOS, semua siswa dikumpulkan di lapangan dan dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri dari 30 orang.

"Kita akan main Rantai Nama." Saka berdiri di tengah-tengah 30 orang yang berdiri melingkari dirinya dan mulai menjelaskan aturan permainan. "Permainan akan dimulai dari ...." Saka memutar badannya lalu menunjuk satu orang. "Siapa namamu?"

"Niken, Kak," jawab gadis berambut sebahu yang memakai nama dada 'Beruang'.

"Lalu kamu?" Saka beralih pada lelaki yang berdiri di sebelah kiri Niken.

"Okta," jawab siswa bernama dada 'Merak'.

"Kalau kamu?" Kali ini Saka menujuk siswi berkacamata bulat di samping kiri Okta.

"Nama saya Kinan, Kak," jawab siswi yang diberi julukan 'Domba' itu.

"Oke, saya akan beri contoh. Perhatikan baik-baik. Setelah saya memberi aba-aba 'Siapa namamu?', nanti Niken harus menjawab, 'Perkenalkan nama saya Niken', lalu Okta harus melanjutkan, 'Perkenalkan nama saya Niken, Okta', dilanjutkan lagi oleh Kinan, 'Perkenalkan nama saya Niken, Okta, Kinan' dan seterusnya berlanjut ke orang yang berada di kiri sampai kembali lagi pada Niken." Saka menatap satu per satu anggota dalam kelompoknya. "Jika ada yang melakukan kesalahan, maka permainan akan diulang dari awal."

"Satu kesalahan bernilai tiga tanda tangan panitia MOS." Aluna yang berdiri di luar lingkaran kelompok Saka melanjutkan intruksi. "Semakin banyak kesalahan yang dibuat, maka semakin banyak tanda tangan panitia MOS yang harus kalian kumpulkan. Jika gagal mengumpulkan tanda tangan, kalian harus siap pada hukuman selanjutnya."

Saka memasang wajah datar ketika ia mendengar adik-adik kelasnya mengeluh usai mendengar penjelasan Aluna. Hingga beberapa detik kemudian senyum Saka muncul ketika netranya mendapati Agni memasang wajah manyun. Tidak berselang lama, senyum Saka langsung lenyap begitu mengetahui Saki berdiri di sebelah Agni. Saka menatap tajam ke arah Saki dengan aura permusuhan yang kuat.

"Sak, ayo dimulai permainannya," perkataan Aluna membuyarkan diamnya Saka. Laki-laki itu bahkan tidak tahu sejak kapan Aluna ada di sampingnya.

Permainan dimulai. Selama tiga puluh menit berjalan, kelompok yang dipimpin Saka melakukan lima kali kesalahan. Artinya, masing-masing peserta harus mengumpulkan 15 tanda tangan panitia MOS.

"Waktu kalian hanya dua jam untuk mengumpulkan tanda tangan panitia," papar Aluna di saat Saka berkeliling membagikan lembaran berisi nama seluruh panitia MOS pada 30 anggota kelompok. "Kalian harus bisa mengumpulkan minimal 15 tanda tangan dari nama-nama yang ada di kertas. Dua jam lagi, kalian harus berkumpul lagi di sini."

"Jika kalian terlambat atau gagal mengumpulkan 15 tanda tangan--"

"Memangnya ada orang yang bisa menghafal semua nama secepat kilat? Permainan tadi pasti kedok doang karena gak ada ide lain buat sok ngartis." Saki dengan entengnya menyela penjelasan Saka tanpa menatap wajah ketua OSIS itu.

"Apa katamu? Sok ngartis? Ini anak emang butuh ekstra pelajaran." Aluna hendak menghampiri Saki, tapi Saka mencegahnya.

"Ada, ada kok yang bisa menghafal dengan cepat." Saka menatap Saki dengan senyum tipis.

Saki tidak berkata apa-apa, tapi ekspresi wajahnya menantang.

"Niken, Okta, Kinan, Diana, Ricky, Kevin, Devani, Ryan, Angkasa, Yolanda, Riana, Asyifa, Abi, Ghifari, Firman, Tifany, Eliza, Nugraha, Aliando, Reza, Gabriella, Agni, Saki, Dava, Alfandi, Tiara, Rachma, Nabila, Keysa dan Nathalie. Apa dari semua nama yang tadi saya sebut ada yang salah?" tanya Saka usai menyebutkan semua nama anggota kelompok yang ia pimpin dengan lancar di luar kepala.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CERITA BERSAMA RRWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang