"Aku maunya sama, Abang"

"Banyak polusi dijalan" alibinya, tapi memang benar adanya.

"Bisa pakai masker"

"Kalau kamu kedinginan gimana?"

"Pakai jaket" mereka terus berdebat tak memperdulikan beberapa bodyguard yang sedang menatap kearah mereka berdua

"Pokoknya kamu sama Papa aja" putus Samuel membuat Kenniro merengut kesal

"Sam, kenapa belum jalan?" Mendengar suara itu, keduanya pun menoleh melihat Olivia, Irene dan Demario yang sedang berjalan kearah mereka

Melihat Kenniro yang masih terkecoh dengan kehadiran ketiganya, buru-buru Samuel menyalakan motornya dan langsung pergi dari sana

"Abang!" Teriaknya kesal karena ditinggal. Tapi bahkan Samuel pun tak menoleh kebelakang

"Aku sumpahin bannya bocor ditengah jalan!" Lanjutnya dengan wajah yang masih terlihat kesal

"Nggak boleh ngomong gitu, Ken" tutur Irene dengan tegas

"Tapi aku mau naik motor, Ma"

"Kamu baru aja sembuh Kenniro. Sana berangkat, udah hampir jam setengah delapan loh ini" pernyataan dari Irene membuat Kenniro terkejut, ia pun melirik jam di handphone nya. Dan benar saja! Kenapa cobaan hidupnya nggak selesai-selesai?!

"Ayo Pa! Cepat!" Ujarnya dengan sedikit berteriak sambil memasuki mobil yang sudah terparkir disana. Kenniro menurunkan kaca jendela saat dirasa Demario tak juga masuk ke dalam

"Ayo, Pa!"

"Tapi kita akan pakai mobil yang ini" ujar Demario sambil menunjuk mobil hitam yang ada di sebelah mobil yang ditumpanginya

Malu, tentu saja! Bahkan para bodyguard tampak melirik ke arahnya. Ingin rasanya menceburkan diri ke dasar samudera!

"Ekhem" berdehem sedikit untuk menetralkan rasa malunya

"Tapi aku maunya pakai yang ini, titik!" Tanpa mau mendengar balasan sang lawan bicara, Kenniro langsung menutup kaca jendelanya lagi

Sedangkan Demario tersenyum dalam hati melihat tingkah laku sang anak

"Aku berangkat, sayang" Demario mengecup pucuk kepala Irene setelah itu mengelusnya dengan pelan

"Hati-hati" Demario mengangguk

Mobil hitam itupun berjalan dengan Roy sebagai pengemudi. Disampingnya, ada Carlos yang duduk dengan tenang. Lalu sepasang Ayah dan anak itu duduk dibelakang saling terdiam. Si anak yang sibuk memandang keluar jendela dan sang Ayah yang sibuk dengan tablet ditangannya

.

.

.

"Carlos"

"Ya, tuan kecil?"

Carlos menatap wajah Kenniro yang terlihat gugup dengan tangan yang saling bertautan

"Emm...."

Tentu tingkah aneh Kenniro membuat Carlos keheranan, tak biasanya tuan kecilnya bersikap seperti itu. Ia dengan sabar menunggu kalimat apa yang akan diucapkan Kenniro setelah ini

"Gue minta maaf" ujarnya dengan cepat

"Untuk apa tuan?" Heran Carlos. Karena seingatnya Kenniro tak pernah sekalipun membuat kesalahan kepadanya

"Ck! Tinggal jawab iya susah banget!! Dasar bangsul!!" Pekik Kenniro yang langsung pergi dari sana yang membuat Carlos semakin dibuat keheranan

Sedangkan Kenniro sedang mengabsen semua binatang dalam hatinya, tak taukah Carlos bahwa dirinya malu setengah mampus karena mengatakan itu? Dirinya ini sedang bertobat karena dulunya ia sudah berperilaku tak enak pada Carlos, maka dari itu ia minta maaf.

"KEN!"

Kenniro membalikkan badannya, melihat Raka dan Kemal yang berlari kearahnya, menghiraukan tatapan para siswa-siswi di sekitar

Mereka memeluk Kenniro dengan erat setelah sampai

"Homo Lo berdua!" Pekik Kenniro sambil mendorong Kemal dan Raka agar melepaskan pelukannya

"Kita kangen sama Lo" ujar Raka yang tak terima pelukannya di lepas

"Jijik bangsat"

Mereka bertiga lalu berjalan menuju ke kelas beriringan. Kemal dan Raka juga sudah minta maaf karena sempat akan menjauhi Kenniro

"Eza! Tara.....Kenniro udah masuk sekolah!" Heboh Raka dengan senyum yang mengembang. Hubungan Raka, Kemal dan Eza cukup dekat selama beberapa hari ini

"Lebay Lo!" Dengus Kenniro, meletakkan tasnya dimeja dan duduk tenang di samping pemuda kutub itu

Tak lama bel masuk pun berbunyi, seorang guru pria masuk lalu mengabsen satu persatu murid di kelas XI IPA 2

Pelajaran pun berlangsung dengan tenang, Kenniro yang pada dasarnya suka mencari keributan pun nampak diam ditempatnya sambil memperhatikan ke depan

"Izin, toilet"

Kenniro melongo ditempatnya, adakah murid seperti itu? Izin sih iya, tapi bukankah kurang sopan seperti itu? Bahkan pak guru disana belum menjawab 'iya' atau apa, tapi Eza malah langsung pergi begitu saja

Tapi ini Faezza, dia mana peduli dengan tanggapan orang tentangnya?
























Tapi ini Faezza, dia mana peduli dengan tanggapan orang tentangnya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anaknya Papa Mario yang nakalnya minta ampun👆. Musuh terbesarnya adalah Carlos Santana, kemana-mana ngintilin Mulu kayak nggak ada kerjaan. Padahal mah kerjaannya emang ngintilin anaknya Mario .
Tapi kalau kata Papa Mario sih anaknya itu gemesin dan ngangenin🤗




Kalau yang ini Papanya yang di atas nih!, jangan diambil nanti anaknya nangis. Lagi mabok mikirin anaknya yang nggak nurut-nurut, ngebantah terus kan jadi gemes pengen nampol

See you next time
🍄🍄🍄





ALESSANDRO||END||Where stories live. Discover now