Tengah malam, Kenniro kembali melenguh merasakan dingin yang seakan-akan menembus tulangnya. Demario dan Irene yang memang tidur di kedua sisinya pun terbangun mendapati Kenniro yang sudah menggigil.

"Lepasin Wildan, Pa" lirih Kenniro dengan mata yang setia tertutup

Mungkin Kenniro masih terbayang-bayang dengan kejadian tadi siang. Mungkin juga itu yang membuat Kenniro jadi sakit seperti ini

Irene terbangun dengan wajah bantalnya, begitu juga dengan Demario yang langsung duduk mendengar lirihan anaknya

"Sakit" ujar Kenniro sambil terisak. Matanya mulai terbuka menampilkan sorot mata yang tampak sangat sayu. Sudut matanya berair dan wajahnya yang pucat

"Mana yang sakit?"

"Semuanya" jawabnya

"Kamu pijitin Ken dulu, mas. Aku mau ambil kompresan" ujar Irene yang diangguki oleh Demario

"Dingin" keluhnya lagi yang membuat Demario menghentikan pijitan di kepala Kenniro

"Papa peluk, biar nggak dingin" Demario yang akan kembali membaringkan tubuhnya mengurungkan niatnya kala Kenniro kembali melenguh

"Nggak mau tidur"

Demario duduk, mengangkat tubuh Kenniro untuk disandarkan ke dadanya. Rasa panas langsung terasa saat kepala Kenniro bersandar disana.

"Pusing~" rengekan itu membuat Demario kembali melanjutkan pijitan di kepala anaknya

"Pusing" keluhnya lagi dan lagi

"Iya, ini kan udah Papa pijitin" sumpah demi apapun, baru kali ini Demario dibuat kerepotan. Tapi tak ayal, hatinya merasa begitu senang bisa merawat anaknya yang tengah sakit. Apalagi Kenniro mungkin sudah bisa menerima kehadirannya

Pintu kamar terbuka, nampak Irene yang sedang berjalan dengan baskom berisi air hangat. Tangannya dengan lihai mencelupkan handuk kecil itu ke air lalu Irene memerasnya. Setelah itu melipatnya menjadi beberapa bagian dan langsung ia taruh di kening Kenniro

"Sepertinya Kenniro sudah mulai menerima kamu" ujar Irene melihat bagaimana lengketnya Kenniro pada Demario hari ini

"Hm, dan ternyata Putraku sangat rewel saat sakit"

Irene tersenyum cantik walaupun baru bangun tidur

"Kenniro memang seperti itu, mas. Dia jarang sakit, tapi sekalinya sakit akan sangat manja seperti ini" balas Irene diiringi kekehan samar nya

"Terimakasih sudah menjaga Kenniro selama aku tidak ada"

"Tidak perlu berterimakasih, mas. Kenniro itu juga putraku. Sudah tugas seorang ibu menjaga dan merawat anaknya"

Demario tersenyum melihat wajah ayu wanita yang di pujanya. Merasa bersyukur telah memiliki Irene di kehidupannya yang telah melahirkan sosok pangeran kecil di tengah-tengah mereka

Walaupun Demario tidak menyaksikan perkembangan Kenniro dari kecil hingga sebesar ini, tapi ia masih beruntung bisa bertemu lagi dengan dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya, Irene dan Kenniro.

"Tidurlah, malam ini biar aku yang menjaga Kenniro"

"kita akan menjaganya bersama-sama" tolaknya dengan halus

"Tidak, sayang. Setidaknya biarkan aku menjaga Kenniro untuk malam ini"

"Baiklah, good night my husband"

"Night too my wife"

.

.

.

Paginya, Irene terbangun karena sinar matahari yang menerobos masuk. Dirinya baru bisa tidur jam dua dini hari, beda lagi dengan Demario yang entah tidur jam berapa semalam

Pemandangan pertama yang ia lihat Pagi ini adalah Kenniro yang sedang memeluk tubuh besar suaminya begitu juga sebaliknya

Tangannya menyentuh kening Kenniro yang sudah tidak sepanas tadi malam

Lalu setelah itu Irene bangkit dari kasur tak lupa membawa baskom dengan air yang masih terasa sedikit hangat. Apa Demario tidak tidur semalaman hanya untuk mengganti kompresan Kenniro?

Tak ingin berpikir lebih jauh, Irene segera pergi dari sana. Diluar kamar, ada Roy dan juga Carlos yang sedikit membungkuk saat ia membuka pintu

"Carlos, kemana saja kau?" Tanya Irene sedikit terkejut dengan kehadiran pria besar itu

"Saya ada sedikit urusan, Nyonya"

"Em, baiklah. Roy, ganti air ini ya saya mau mandi sebentar" Roy mengambil baskom yang ada ditangan Irene dan langsung melenggang pergi untuk melaksanakan perintah

"Apa tuan kecil masih sakit?" Tanya Carlos yang diangguki oleh Irene

"Iya, kalau Ken sudah sakit bakal lama sembuhnya"

Setelah dirasa tak ada percakapan, Irene pun pergi dari sana untuk membersihkan badannya yang terasa sangat lengket. AC dikamar dimatikan semalaman, tidur di samping Kenniro yang tubuhnya sangat panas membuat ia pun ikut merasakan panasnya. Lalu apa kabar dengan Demario yang semalam suntuk di peluk oleh Kenniro?





















See you next time...
🍄🍄🍄



ALESSANDRO||END||Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt