2. Kenan Melviano Pradipa

27 10 5
                                    

Hari berlalu, ini sudah hari terakhir ospek. Para siswa dan siswi di suruh membawa hadiah yang harganya tidak lebih dari sepuluh ribu rupiah. Tidak lupa mereka di suruh menulis surat untuk kakak pembimbing mereka selama mos. Untuk siswi mereka harus menggunakan amplop merah muda dan untuk pria mereka harus menggunakan amplop biru muda.

Beberap orang di pilih untuk maju kedepan dan membaca surat yang mereka tulis, kini giliran Tata yang mendapatkan bagian untuk membaca suratnya.

"Ekhem," dehem Tata sebelum ia mulai.

"Di kolam ada ikan koi."

"Cakep," ucap para kakak tingkat yang datang hari ini.

"Ikan koinya, di goreng sama mama."

"Duh, sedihnya," celetuk salah satu kakak tingkat.

"Hai, hai... kenalin aku Aninta Putri Sidqia bisa dipanggil Tata," ucap Tata seraya tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Hadeh ..." ucap Nathan seraya memutar malas bola matanya. Tata melirik sebal ke arah Nathan.

"Jalan-jalan ke Karawang,"

"Cakep...." jawab teman-teman sekelas.

"Jangan lupa beli kue lapis."

"Jauj amat, beli kue lapis ke Karawang. Sini, emak gua jualan Ta," celutuk salah satu teman seangkatan Tata yang langsung mendapatkan tatapan tidak suka Nathan yang hanya bisa di lihat oleh teman Nathan yang berdiri di dekat Nathan.

"Hai kak Nathan yang ganteng, itu bibir jangan ceriwis-ceriwis," ucap Tata seraya menatap berani Nathan sedangkan Nathan sudah menatap ingin melahap adiknya.

"Woh, woh, woh...  ternyata buat Nathan," ucap salah satu teman Nathan.

"Lanjut Ta, apa suratnya buat Nathan," ucap Prisila membuat Nathan kini menatap temannya dengan tatapan memperingati.

"Beli kue lapis, pakai baju merah," ucap Tata seraya menatap Nathan.

"Lanjut," ucap salah satu teman Nathan yang berdiri di dekat Nathan.

"Kak Nathan jangan ceriwis-ceriwis, nanti jauh jodoh," ucap Tata menatap berani Nathan.

Teman-teman Nathan sudah menahan tawanya. Sedangkan Nathan kini berdiri di samping Tata dan menatap kesal Tata.

"Kue lapis rasanya manis, makannya sambil minum kopi,"

"Artinya?" ucap semua panitia ospek.

"Heh! Tatakan gelas. Habis ini lo terima hukuman!" ucapa Nathan seraya menatap Tata dengan tatapan ingin mengajak berkelahi.

"Beli kue lapis rasanya manis, makannya sambil nonton.  Hei kak Nathan yang bibirnya ceriwis, jangan main kasih hukuman!" ucap Tata yang berani menatap tatapan sang kakak.

"Beli kue lapis ..."

"Udah, udah... ini perkara kue lapis enggak akan kelar-kelar," ucap ketua osis menghentikan ucapan Nathan.

"Tata bisa kembali ke tempat duduknya," ucap ketua osis yang bername-tag Anggara Baneswara.

Nathan memberikan  isyarat dua jarinya, yaitu telunjuk dan jari tengah dengan bergerak dari matanya ke arah Tata. Tata hanya melengos tanpa peduli dengan peringatan Nathan.

Beberapa murid sudah bergantian maju. Acara ospek akhirnya selesai juga, acara di tutup dengan beberapa pidato oleh guru yang menjadi panitia dan juga ketua  osis.

Nathan memegang kerah baju Tata membuat Tata tidak bisa pergi kemana-mana. "Heh! Bocah!" ucap Nathan.

"Lepas kak, udah enggak ada ospek-ospek lagi, ya," ucap Tata menatap kesal Nathan.

Kakak, Ayo Jadi PacarkuWhere stories live. Discover now