COS - 1

43.6K 2.4K 18
                                    

~ happy reading ~

pagi ini Agarish sudah siap dengan seragam khas Neo Internasional High School atau lebih dikenal dengan SMA Neo.

sekolah bertaraf internasional yang uang bulanannya saja bisa mencapai puluhan juta rupiah, ditambah dengan fasilitas lengkap juga mewah menjadikan SMA Neo sebagai salah satu SMA favorit ke 2 di kota tersebut. selain itu hampir semua murid disana berprestasi, baik itu dalam bidang akademik maupun non-akademik. SMA Neo sudah sering menyumbangkan piala maupun piagam dari berbagai jenis olimpiade, entah itu dalam bentuk pelajaran ataupun olahraga.

namun dibalik itu semua, di SMA Neo juga masih marak kasus pembulian yang dimana kekuasaan lah yang menjadi nomer satu disana. termasuk Haizal yang dulu, yang selalu menjadi bahan bulian di sekolahnya.

berbeda dengan Neo Clain Internasional High School. sekolah tempat Agarish bersama para saudaranya dulu sebelum ia memasuki raga Haizal. peraturan disana sangatlah ketat, salah satunya adalah bullying. baik itu dari kalangan atas maupun bawah. tak tanggung-tanggung, hukuman yang akan di dapatkan pun sangatlah setimpal jika mereka melakukan kesalahan.

oleh karena itu, SMA NC menjadi sekolah favorit pertama di kota tersebut. juga SMA NC dan Neo merupakan salah satu aset milik keluarga Clain.

back to topic

merasa sudah cukup, Agarish mengambil tas yang hanya berisi satu buah buku kosong dan pulpen juga powerbank. ia mulai berjalan keluar kamar, tak lupa juga untuk menguncinya. karena bagi Agarish itu, privacy number one.

sesampainya di ruang makan, seluruh mata menatap ke arahnya dengan pandangan terkejut. bagaimana tidak? Haizal yang dulu berbeda dengan yang sekarang.

tidak ada lagi kacamata bulat yang selalu ia pakai, baju yang selalu dimasukan ke dalam celana bahkan sedikit kebesaran ditubuh mungilnya, rambut yang dibuat serapi mungkin membuatnya seperti laki-laki lemah tak berdaya. itu menjadi salah satu pemicu keluarga Draxon tidak menyukai Haizal.

but now? sungguh perbedaan yang luar biasa.

Agarish hanya menatap mereka dengan tatapan datar yang terkesan malas, manusia bodoh. pikirnya. tanpa mempedulikan beberapa pasang mata yang terus menatap ke arahnya, Agarish lebih memilih untuk melangkahkan kakinya menuju dapur, "kak Laras, bi Inah kemana?"

Laras, perempuan yang lebih tua 10 tahun dari Agarish menoleh saat mendengar namanya disebut. "den Haizal? bi Inah belanja ke pasar, katanya bahan makanan udah mulai abis."

Agarish mengangguk, "yaudah, Aga berangkat sekolah dulu ya kak. nitip salam juga buat bi Inah,"

"Aga?"

"hehe, from now, I'm Agarish. call me Agarish not Haizal. oke kak? juga ga usah pake embel-embel den, panggil Aga aja udah."

meskipun bingung, Laras tetap mengangguk. "baik den Aga," ya walaupun kata 'den' masih tersemat.

"kak, jangan panggil Den ish. panggil Aga aja, lagian kakak lebih tua dari Aga, jadi ga masalah."

Laras menghela nafas pasrah, ia sangat tau tabiat dari Haiz- maksudnya Agarish. keras kepala, "iya, udah gih kamu berangkat, nanti kesiangan. hati hati di jalan,"

Agarish membuat pose hormat, "ay ay kapten." lalu setelahnya mereka tertawa bersama. "yaudah, Aga berangkat dulu. see u kak Laras." pamitnya sebelum bergerak meninggalkan dapur.

baiklah, mari kita jelaskan sedikit. Bi Inah dan Laras adalah pelayan di kediaman Draxon, Laras adalah anak kandung bi Inah dan pak Harto yang menjadi supir keluarga Draxon. mereka adalah orang yang merawat Agarish dari kecil hingga sekarang. mereka juga tau apa yang terjadi dengan tuan muda mereka, maka dari itu ke-tiga nya sangat menyayangi Agarish layaknya keluarga.

kembali pada Agarish.

berbeda ketika ia sedang bersama Laras, setelah meninggalkan dapur. wajah ceria juga senyuman manis milik Agarish berubah hanya dalam hitungan detik. ia kembali menjadi Agarish yang dingin, datar, cuek dengan aura intimidasi yang kuat.

ia berjalan melewati ruang makan dimana seluruh keluarganya berkumpul, tanpa menyapa bahkan menoleh pun ia enggan melakukannya sebelum sebuah suara menghentikan langkah kakinya, "kak Izal mau berangkat ya? kenapa ga sarapan dulu?"

suara yang begitu lembut bagi siapapun yang mendengarnya, tapi itu tidak berlaku untuk Agarish.

"benar apa yang dikatakan Laura. kenapa kamu tidak sarapan dulu sebelum berangkat? apakah seperti ini caranya menghormati yang lebih tua? dimana sopan santun mu Haizal? Mommy tidak pernah mengajari untuk menjadi anak durhaka!"

tanpa menjawab, Agarish kembali akan melanjutkan langkahnya menuju pintu utama.

" Haizal! jika ada yang bertanya jawab, bukan malah pergi begitu saja! dasar tidak tau diri, mau jadi anak durhaka kamu?"

"sorry, but I'm not Haizal! understand?!"

tanpa peduli dengan teriakan yang terus memanggil namanya, Agarish lebih memilih untuk segera bergegas pergi sekolah.

-----

tbc
agak males sebenernya, tapi entahlah. idk for sure wkwk.
follow this account, vote and comment.
see u.

change of soulsWhere stories live. Discover now