CH : 1

353 38 0
                                    

Jay tengah menikmati masa
pensiunnya menjadi tentara penembak jitu Afghanistan. Ia menggigit gigit batang alang alang, memilin milinnya sambil menikmati padatnya kota Seoul dari ketinggian.

Dimasa pensiun ini, ia gunakan keahliannya untuk mencari uang. Jay bergabung pada kelompok pembunuh bayaran setempat 'snack eyes'. Yang kemudian kembali dikirim tugaskan di negara asalnya, Korea Selatan.

Jay tinggal di skyscraper building yang memiliki 25 lantai. Jay tidak bekerja secara mandiri, ia bekerja dibawah naungan SE ent yang bermarkas di tempat tinggalnya juga.

KRIING KRIINGG!!!

lamunannya buyar ketika mendengar dering telepon dari agensi. Jay itu orangnya mageran, alhasil ia mengulurkan kakinya untuk menekan tombol telepon khususnya.

"Hm".

"Fred, tugasmu sudah kukirim. Aku mencoba memahamimu untuk tidak menyuruhmu datang. Tapi ketika aku mengirimnya padamu 7 jam yang lalu, hingga sekarang belum kau buka. Apa yang sebenarnya kau lakukan? "

"Bukan urusanmu".

CTAK! Jay mematikan teleponnya sepihak.

Menyebalkan.

Berurusan dengan sekretaris yang terang terangan menyukaimu sungguh menjijikkan bukan? Apalagi dengan adegan skinshipnya yang membuat bulu kuduk meremang.

Jay mengambil laptopnya lantas membuka file yang dikirimkan agensi.

File itu berisi data diri seseorang yang akan Jay bunuh kali ini. Jay tidak perlu repot repot memikirkan cara membunuhnya, karena agensi telah menyiapkannya.

Ia membacanya teliti, mulai dari motif, latar belakang hingga kesehariannya.

"Yang Jungwon". Tanpa sadar ia menyebut namanya. Alisnya naik satu. Ia tertarik.

"Pamannya ingin membunuhnya karena Jungwon menyebalkan dan sering merokok hingga istrinya terkena bronkitis. Apakah itu alasan yang masuk akal?"

"Pria dengan muka bayi yang merokok. Haha... Konyol sekali"

Baru kali ini ia membaca bagian alasan. Biasanya ia langsung gaskeun tanpa membaca bagian tidak penting itu.

"Ayahnya meninggal karena kecelakaan dan ibunya tiada sejak melahirkannya. Yang Chae Sol adalah CEO dari YangYang corp. Bisnis properti dan bursa efek yang sudah menggurita dimana mana"

"Hah. Mengapa aku membaca hal tidak penting itu"

Jay beranjak. Mengambil peralatan 'kerja'nya, akan tetapi sesuatu menggelitik benaknya.

Ia membuka ponsel pribadinya, mengetikkan sesuatu

'Kecelakaan yang menewaskan Yang Chae Sol'

Dan benar saja seketika banyak sekali artikel yang menuliskan bahwa kecelakaan CEO YangYang corp itu adalah kecelakaan yang janggal.

Mulai dari cctv yang tidak berfungsi, kenyataan tidak masuk akal dari para saksi dan polisi setempat yang menolak memperlihatkan jasad Yang Chae Sol setelah autopsi.

Jay mengklik salah satu artikel.

'Kematian janggal Yang Chae Sol CEO YangYang Corp yang diduga direkayasa oleh keluarganya sendiri'

Tanpa sadar ia mulai melancarkan jarinya mengetikkan kembali sesuatu yang terkait dengan kecelakaan itu, kali ini ia menggunakan aplikasi kotak berwarna merah dengan lambang pause putih ditengahnya.

'CCTV terakhir yang menampakkan mobil Yang Chae Sol sebelum kecelakaan '

Ia melihat videonya. Mobilnya tampak baik baik saja. Terlihat mobil Mercedes-Benz berwarna hitam melaju dengan kecepatan normal dijalanan lengang.

Heh? Lagipula ini bukan urusannya. Mengapa tiba tiba ia mulai mencampuri urusan orang?

Okay, daripada sok sok menjadi detektif mending ia langsung meluncur saja. Kebiasaanya ketika mendapat tugas adalah langsung menyelesaikannya, karena ia memerlukan banyak waktu untuk duduk duduk nolep. Ya begitulah prinsip orang mager.

                                 ***

"Sunoo, lihat es krim itu. Ahh.. Aku tidak bisa fokus, itu terlalu lezat hanya untuk dipandang saja". Jungwon sudah bosan setengah mati dengan penjelasan gurunya.

"Aku juga menginginkannya won, bisakah bersabar sedikit? Kita bisa dihukum jika terus bising".

Jungwon menghembuskan nafasnya pasrah. Sepertinya tadi sudah hampir penutupan, tapi malah dilanjut lagi.

Berkali kali ia menengok jam tangannya, berharap bel istirahat segera berbunyi. Astaga, ini sudah lewat 7 menit jika bel nya tepat waktu!

Ia sungguh tidak bisa konsentrasi memikirkan makanan. Huh.. Perutnya keroncongan karna sejak pagi belum sarapan.

Ia lebih memilih keluar rumah pagi pagi buta tanpa sarapan sebelum semua orang bangun daripada melihat muka pamannya yang seperti ingin menelannya hidup hidup.

"aku benci paman Do Ha"

"Kau tidak boleh membenci pamanmu sendiri. Lagi pula ia yang sudah merawatmu semenjak ayahmu tiada". Sunoo mengusap usap pundak Jungwon, menenangkannya.

"Berhenti mengatakan itu, paman Do Ha itu licik. Saking inginnya dia mengenyahkanku mungkin ia benar benar akan menyewa pembunuh bayaran." Ucap Jungwon melantur.

"ssstt.. Mulutmu itu. Nanti kalau benar terjadi bagaimana? "

"Ya sudah, biar saja aku menyusul papa. Biar Do Ha makan semua aset papaku sekalian". Jungwon kesal, Do Ha selalu meminta uang dengan dalih tidak punya uang karena menghidupinya.

KRRIING KRIINGG!!!

Akhirnya, yang di tunggu tunggu tiba. Tapi, entah mengapa Jungwon malah jadi tidak mood dengan es krim itu.

"Ayo jungwon, nanti kau kehabisan es krimnya! " Sunoo sudah beranjak, tetapi urung ketika melihat sahabatnya tidak bersemangat.

"Hah.. Persetan dengan es krim, aku berharap aku bertemu dengan ajalku hari ini. "

"Hey heyy..!!! Jangan berkata seperti itu. Meski kau tertekan tetaplah happy kiyowo!".

Ia sudah muak dengan kelakuan pamannya. Bagaimana tidak, Do Ha secara terang terangan mengancam akan membunuh Sooyoung, istrinya sendiri jika Jungwon tak memberinya uang.

Jungwon sayang bibi nya karena memperlakukannya dengan tulus. Sooyoung sudah menjadi figur ibu baginya.

Hah! Padahal YangYang corp bangkrut sekarang gara gara kinerja pamannya.




Sebagian murid telah keluar kelas, beberapa masih didalam.

"Yang Jungwon, ada seseorang yang mau menemuimu. Ke kantor sekarang juga ya. "

Seorang guru datang dan menyatakan ada seseorang ingin menemuinya. Hah! Ia sungguh berharap bahwa itu bukan si Do Ha keparat yang akan mengemis uangnya!.

"Aku duluan ya" Sunoo beranjak meninggalkan Jungwon, tetapi tangannya segera ditahan.

"Jangan pergi dulu, temani aku bertemu orangnya"

"Baiklah, okay okay"






















                                  ***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                                  ***

Seimut ini loh ~_~
Masa jay tega bunuh sih?

That Assassin Is MineWhere stories live. Discover now