Josh

15 1 0
                                    

Usai makan siang sekadarnya, Josh, nama anak laki-laki yang berada di meja tempat Nisa dan Nafisa makan itu pun bercerita. Ia teramat berterima kasih, karena sejak perubahan besar-besaran yang terjadi di London, orang semakin nyaris tidak peduli dengan sesamanya.

Josh bercerita kalau dia bekerja di sebuah pabrik tekstil. Upahnya tidak seberapa, jam kerjanya panjang. Namun, itu sama sekali tidak menyurutkan semangatnya. Ia melakukan itu demi membantu perekonomian keluarganya. Ayahnya meninggal tiga bulan yang lalu. Ibunya dulu bekerja di perkebunan, tetapi kebun-kebun itu perlahan beralih menjadi pabrik-pabrik.

Nisa menjadi iba mendengar penuturan Josh. Padahal usia anak itu ternyata baru tiga belas tahun, lebih muda tiga tahun darinya. Kadang memang hidup teramat keras, tapi Tuhan memberi akal bagi manusia yang membuatnya terus beradaptasi untuk menaklukkan kerasnya kehidupan.

Josh menceritakan banyak hal yang akhirnya membuat Nisa dan Nafisa tahu kalau mereka sedang melakukan lompatan waktu yang amat jauh pada zaman revolusi industri mulai bergema. Entah apa misi yang sedang mereka jalani saat ini. Namun, mereka yakin apapun yang akan mereka lakukan tak mungkin bisa mengubah fakta sejarah yang sudah tertulis.

Mereka bertiga keluar dari bar. Mereka berjalan menyusuri bangunan-bangunan pertokoan. Sial memang tak bisa dibendung. Saat mereka melewati gang yang cukup sepi, langkah mereka dihadang oleh seorang laki-laki berhidung bengkok yang terlihat sangat tidak ramah. Di tangannya tergenggam botol minuman berbau alkohol yang menyengat. Mereka berusaha menghindar dengan berbalik dan melanjutkan langkah. Akan tetapi laki-laki itu mengejar lalu menarik kasar lengan Nisa yang kebetulan berada di barisan belakang.

"Give me your money!" pintanya kasar.

"We don't have any money," jawab Nisa tergagap.

Nafisa dan Josh akhirnya berhenti. Mereka tidak bisa membiarkan Nisa menghadapi seorang thug life.

Laki-laki itu tertawa mengejek, lantas menarik paksa tas selempang milik Nisa.

Nafisa cepat-cepat mendekati Nisa dan menyuruhnya berjalan meninggalkan penjahat itu.

"Nis, udah biarin aja," ujar Nafisa saat melihat Nisa berusaha mempertahankan tasnya.

Belum lama mereka berjalan, terdengar lagi suara bentakan kasar dari laki-laki berhidung bengkok itu. "Benda apa ini?! Di mana uangnya?"

Laki-laki itu terlihat marah. Dengan langkah panjangnya ia kembali menghadang mereka bertiga lalu melempar tas Nisa.

"Cepat berikan uangmu!"

"Sudah kubilang, kami nggak punya uang," jawab Nisa sambil memungut tasnya.

Laki-laki itu semakin marah. Ia memukulkan botol minuman di tangannya ke kepala Josh hingga berdarah.

"Don't hurt him!" mohon Nisa.

Namun, permohonan itu tak ada gunanya. Penjahat itu sudah terlanjur kalap, kesal karena tidak mendapatkan barang berharga melainkan benda-benda aneh yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

Josh mencoba melawan. Perlawanannya tampak tidak mengubah apapun. Tubuhnya terlalu kecil dan tenaganya jauh lebih kecil dibandingkan penjahat yang dihadapi.

Nisa dan Nafisa mencoba membantu dengan memukul pria bengis itu, tapi dengan sekali sentak saja kedua remaja perempuan itu jatuh terhuyung.

"Kalian pergilah, cari bantuan!" perintah Josh kepada Nisa dan Nafisa. "Aku akan menghadapi dia."

"Nggak, Josh. Kami nggak mungkin ninggalin kamu.

Penjahat itu semakin kesal. Anak laki-laki itu terlihat tidak takut menghadapinya. Meskipun perlawanannya tidak berpengaruh apa-apa, tapi mereka telah menghabiskan waktunya.

Penjahat itu pun mengambil pecahan botol minuman yang tadi terpelanging di jalan, lalu kembali memukul kepala Josh dengan bagian yang tajam.

Josh seketika terjerembab di jalan. Darah segar menetes dari tengkorak Josh.

Penjahat itu langsung kabur. Sementara Nisa dan Nafisa mencari bantuan. Sayang sekali mereka terlambat, Josh telah meninggal saat tenaga medis dan polisi datang ke tempat kejadian itu.

 Sayang sekali mereka terlambat, Josh telah meninggal saat tenaga medis dan polisi datang ke tempat kejadian itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tema day 30

Pergi ke website https://springhole.net/writing_roleplaying_randomators/causeofdeath.htm dan buat cerita berdasarkan hasil yang kalian dapatkan. Tidak boleh refresh.

Ya Allah, hari terakhir temanya gelap begini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ya Allah, hari terakhir temanya gelap begini. Ya sudah, Gaes, Nisa dan Nafisa pamit dulu ya. Semoga tahun depan bisa ikut DWC lagi buat melanjutkan cerita mereka yang masih terjebak di London masa silam.

LET'S PLAYWhere stories live. Discover now