Keesokan harinya, seperti biasa, Nakala menjalani perkuliahannya di minggu kedua. Kali ini ia sudah lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan baru di kelasnya.
"Nggak jadi pulang bareng si Shera?" tanya Reygan tiba-tiba.
Nakala yang sedang mengemasi buku-bukunya langsung menarik napas lesu. "Dia kemarin bilang nggak bisa pulang bareng."
Reygan mengernyit dahi. "Kenapa? Dia bilang alesannya nggak?"
Nakala mengedikkan bahu. "Nggak tahu."
"Lah, lo nggak nanya?"
"Emang gue harus nanya?" tanya Nakala polos.
Reygan berdecak. "Tunggu, lo tuh kemarin jalan sama dia ke Gramedia juga nggak tahu status hubungan dia apa?"
"Maksudnya?"
"Ya, kan, siapa tahu aja gitu dia punya pacar tapi backstreet, punya pacar tapi LDR. Lo nggak nanya dia single atau nggak gitu?"
Nakala menyimpulkan cepat. "Dari tampangnya sih dia kelihatan jomblo."
Reygan meringis mendengar kepercayaan diri Nakala. "Cewek secantik dia, lo yakin beneran nggak pacaran? Hati-hati, lho. Soalnya jatuh cinta itu kalau nggak NT alias nice try, ya cuma nice to meet you, hahahaha."
Nakala langsung terdiam. Ia merenungi perkataan Reygan yang ada benarnya juga.
Suasan kelas sudah sepi dan hanya tersisa Reygan dan Nakala yang sedang memainkan ponselnya masing-masing. Mereka berdua sengaja menunggu Raka yang masih berkeliling fakultas untuk menjajakan jajanannya agar hari ini benar-benar habis. Karena terlalu lelah untuk mengikuti semangat Raka yang berkeliling di setiap lantai demi lantai fakultas, mereka pun memutuskan untuk menunggu di kelas.
Tidak lama kemudian, pintu kelas terbuka dengan kencang, menampilkan Raka yang setengah tertunduk dengan napas terengah-engah seperti habis berlari. "W-woi, Kal!"
Lelaki yang dipakai langsung mendongak, menatap Raka dengan penuh tanda tanya.
"Cewek lo, si Shera, gue tadi lihat dia berduaan sama cowok."
Mendengar itu, Nakala langsung bangkit dari duduknya. Ia buru-buru menghampiri Raka yang masih berdiri di ambang pintu.
"Dimana? Sama siapa? Kapan?" tanya Nakala beruntun.
Raka mengangkat satu box jalan koteknya. "Syaratnya lo habisin dulu jalan kotek gue. Tinggal enam, baru gue jawab pertanyaannya."
Reygan yang mendengar itu langsung menghela napas panjang. Ia bersedekap dada, merasa salut dengan strategi marketing Raka.
"Ini tapi lo serius nggak? Kalau serius ya udah gue habisin jalan kotek lo."
"Serius, sumpah! Masih ada di bawah tuh si Shera sama cowoknya."
YOU ARE READING
Infinity Lovein Of Shera [Telah Terbit]
Teen Fiction"𝐎𝐛𝐚𝐭 𝐢𝐭𝐮 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮, 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐨𝐬𝐨𝐤 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐫𝐮." 𝓢𝓻𝓲 𝓗𝓪𝓻𝓯𝓲𝓪𝓷𝓲 - 𝓘𝓷𝓯𝓲𝓷𝓲𝓽𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮𝓲𝓷 𝓞𝓯 𝓢𝓱𝓮𝓻𝓪 *** "Shera, bersatu atau tidak nya kita, kamu akan tetap menjadi tokoh utama yang tidak pernah...