Sen, aku benar-benar tak habis pikir lagi.
Pesan yang baru saja masuk di notifikasi ponsel Sena membuat gadis itu terkekeh. Reaksi Runa―sahabatnya―sungguh membuatnya ingin tertawa.
Namun di saat yang bersamaan, membuatnya sadar. Lagipula, kalau Sena pikir ulang untuk ke sekian kalinya. Apa yang ia perbuat memang mengerikan.
Sebab, membuat suatu akun yang bahkan tak diikuti oleh orang yang kausukai. Lantas kau membuat highlight story yang hanya bisa dilihat olehnya―karena kau memasukannya ke dalam close friend. Agaknya, memang berlebihan.
Sudah hampir 6 tahun berlalu sejak jalan mereka terpaut jauh. Tak lagi di jalan yang sama. Tanpa impian yang sama. Jauh, tak lagi ada di kota yang sama. Bahkan negara yang tak lagi sama.
Tanpa pernah Sena tahu lagi keberadaannya.
Bahkan meski ia punya kesempatan untuk bertanya. Ia tak bisa melakukan itu. Terlalu egois. Ia tak ingin menghalangi langkah sosok itu.
Langkah yang mungkin membuat mereka semakin jauh.
Bukannya tahun lalu kamu bilang mau move on?
Satu pesan kembali masuk di tengah lamunan Sena yang kian menjauh. Membuat senyumnya semakin merekah. Menahan tawa―namun tak memungkiri rasa sakit di dadanya.
Bahkan meski mengatakan hal itu pada Runa, tapi tak sedikitpun niatnya untuk melupakan sosok itu.
Terlampau bodoh.
Sena sungguh tahu itu.
Hanya saja, ia tak bisa meninggalkan sosok itu begitu saja. Bahkan meski kini, mungkin, ia sudah memiliki orang yang ingin ia lindungi. Namun, Sena belum bisa melangkah pergi.
Bahkan meski di lubuk hatinya sering bertanya-tanya akan kebenaran perasaanya. Namun, kalau sejauh ini, ia harus menyebutnya apa?
Hal yang sama seperti sebelumnya? Obsesi kekanakan adik pada kakaknya? Rasanya tidak demikian. Rasanya, ada yang berbeda. Namun sampai kini, Sena tak bisa dengan gamblang menyatakannya.
Hanya sebatas, "Akan menyenangkan kalau aku bisa kembali akrab dengannya."
***
Bogor, 26 Juni 2023
Tebak, apa mbti char di atas? 🤣
Regards
Rul
YOU ARE READING
Jibun no Marionette - NPC 30 Days Writing Challenge 2023
RandomKau yang tenggelam di hari lalu itu masih bergerak. Meski tak mencari jalan keluar. Tali tak terlihat itu masih menggenggam hidupmu erat-erat. Menuntunmu perlahan. Sama halnya dengan sosok menggiring ke dalam kegelapan itu. Lantas membawamu kembali...
