Sudden Change (1)

136 10 0
                                    


•••

°°°

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

°°°

"Kau bercanda?"

Itulah perkataan yang dilontarkan sang gadis di saat matanya tengah membaca dan menganalisis baik-baik dokumen yang telah diberi oleh pemuda berambut mangkuk hitam itu.

Mendengar respon sang gadis dihadapannya yang langsung frontal terhadap rencana nya tak menggugah ekspresi datar yang dimiliki lawan bicara nya, "Apakah ekspresi ku mengatakan bahwa aku sedang bercanda?" Ucapnya seraya duduk dengan kedua kakinya ia angkat ke atas kursi seraya memakan mie cup yang sudah disediakan oleh asistennya.

Untuk sesaat, ia melirik ke arah ekspresi yang tertera di paras wajah sang pemuda bernama Jinpachi Ego itu. Terlihat jelas bahwasanya tak ada satupun tanda yang ditunjukkan oleh wajahnya jika ia memang menulis hal-hal konyol di dokumen yang sekarang tengah berada di genggaman sang gadis.

Tapi tetap saja, gadis bersurai cokelat muda kilau itu tak bisa memungkiri bahwa sekarang ia sedang memandang remeh rencana yang dibuat oleh pemuda berambut mangkuk itu.

Apalagi, ada beberapa hal yang membuat nya jadi semakin engah untuk menyetujui kontrak yang telah dirancang oleh pemuda bermarga Jinpachi itu yang mungkin sudah dari jauh hari tanpa dirinya ketahui.

"Bukankah ini sebuah kesempatan yang bagus? Kau pasti tahu kan kalau banyak permata diluar sana yang tak bisa bersinar akibat ia kurang 'beruntung'" Ucap Ego sambil memegang sebuah sumpit di tangan kanannya berupaya memakan mi instan yang berada di hadapannya.

Perkataan yang telah dilontarkan oleh sang pemuda berkacamata itu tak bisa dipungkiri oleh [Name], proyek dengan mengumpulkan siswa dan mengembangkan talenta mereka ke puncak pasti dapat menjadi sebuah hal yang akan membawa kesuksesan ke sekolah mereka.

Namun, gadis itu mendengus tak suka sambil berkecak pinggang kearahnya. Ia melangkahkan kakinya ke depan agar si pemuda bermarga Jinpachi itu dapat melihat dengan jelas apa yang sekarang sedang dipermasalahkan oleh gadis dihadapannya ini.

Dan dengan kasar ia menyorongkan dokumen yang baru saja diberi oleh lelaki berkacamata itu ke depan wajahnya dan menunjuk ke salah satu bagian yang tertulis didalamnya yang merupakan faktor dari penolakan gadis itu, "Apa maksudmu dari 'memecat seluruh tenaga pendidik dan menggantikan nya dengan yang lebih cakap'?" Tanya gadis itu sambil mengerucutkan dahinya untuk tanda tak setuju maupun bingung.

Tatapan matanya lurus menghadap sang pemuda dengan mata hitam kelam yang dihiasi dengan sebuah bayangan gelas alias mata panda disekitar matanya yang kira-kira merupakan hasil dari kurangnya waktu tidur yang ia miliki, netra amethyst milik [Name] masih menatap tajam ke arah mata lawan bicara.

Jika mungkin ada seorang pihak ketiga diantara mereka, mungkin ia bisa merasakan suasana intens yang sedang terjadi saat perang tatap mata mereka.

Dan pada akhirnya, salah satu pihak memilih untuk membuka mulut tak ingin waktunya terbuang sia sia hanya karena sebuah perang tatap mata, "Aku mengerti jika kau akan memecat sebagian, tapi memecat seluruhnya? Kau ingin sekolah ini mengalami libur nasional ya?"

Redemption || Blue lockOnde histórias criam vida. Descubra agora