Vinland Saga #1

4 0 0
                                    

Setitik demi setitik salju perlahan menjadi badai, di mana itu menjadi hambatan yang membuat pasukan Askeladd kewalahan menghadapinya. Langkah demi langkah mereka jalani dan tidak terasa mentari sudah menampakkan dirinya lagi dan Askeladd juga pasukannya memutuskan untuk istirahat di suatu desa kosong.

“Aneh sekali, padahal desa ini memiliki pemandangan juga persediaan yang cukup, tapi mengapa sudah kosong? Bahkan tak ada mayat yang merupakan pertanda kalau desa ini diserang.” Ungkap Bjorn pada Askeladd merasa ragu.

“Hm.. kita lihat saja situasinya. Yang terpenting mereka bisa beristirahat.” Balas Askeladd yang kemudian mereka berdua menoleh ke arah seorang prajurit dari pasukan.

“Yuhuu banyak sekali makanan di sini! Kau memang hebat, Askeladd!” Teriak prajurit tersebut dengan mimik gembira karena menemukan barang yang cukup berharga.

Saat pasukan perompak tersebut sedang bersuka-cita, Thorfinn, seorang anak yang berambisi untuk membalaskan dendam ayahnya memilih untuk duduk di tepi danau yang membeku. Ia tak tahu apa yang harus dilakukan sampai sebuah tangan berusaha menggapai bahunya. Namun karena kewaspadaan Thorfinn begitu tinggi, Ia langsung menghindar dan hampir menancapkan pisaunya ke leher Canute, sang kandidat penerus takhta Kerajaan Denmark dan Inggris.

Begitu mengetahui bahwa itu adalah Pangeran, Thorfinn langsung menurunkan senjatanya lalu memasang jarak. Berbeda dengan Canute yang butuh beberapa saat untuk kembali tersadar.

“K-kau hampir saja melukaiku, tahu! Aku ini penerus Kerajaan Denmark. Kau bisa saja dihukum mati jika menggoresku sedikit saja.” Ancam Canute yang sepertinya tak akan dianggap oleh Thorfinn.

“Untuk apa kau ada di sini?” Benar saja, Thorfinn mengabaikan ucapan Canute dan menatapnya dengan tajam.

“Aku.. a-aku menemukan ini.” Canute kemudian menunjukkan setangkai bunga tetesan salju dengan wajah yang memerah padam.

Thorfinn yang tak habis pikir langsung berbalik dan pergi meninggalkan sang pangeran manja itu sendirian.

“Tunggu, T-Thorfinn!” Langkahnya terhenti dan kini pemuda yang memegang senjata di kedua tangannya itu menghadap ke pangeran.

“Ada apa? Apa yang sebenarnya mau kau tunjukkan?” Remeh Thorfinn tanpa sedikit pun bermaksud menyembunyikannya.

“Bunganya indah, bukan?” Mendengar pertanyaan konyol itu, Thorfinn hanya bisa menghela nafas.

“Aku tidak tahu, aku tidak suka bunga.” Entah mengapa di kepalanya kembali teringat kepingan masa lalu, di mana Ia bisa menikmati hidup bersama keluarganya di sebuah negeri di Utara.

“Thorfinn?” Panggilan itu menyadarkannya dari lamunan dan segera kembali bersikap.

“Hanya itu? Ck, andai Askeladd tak memberiku imbalan aku tak akan menjagamu.”

Mendengar hal tersebut, wajah Cenute langsung berubah, bunga yang putih itu jatuh ke tanah berlapiskan salju. Ia menundukkan kepala tanpa daya. Namun, itu tak membuat Thorfinn menyesal dan kembali berjalan meninggalkannya.

Waktu kembali diputar saat Cenute melihat bunga itu setelah sampai di desa. Bunga yang indah dan Ia tergerak untuk memetik lalu ingin memberikan pada seseorang, tapi tak tahu siapa. Dalam hatinya Cenute ingin berteriak tapi Ia memilih untuk menelannya, tak akan ada gunanya untuk melawan karena memang dia sangat lemah saat ini.

Begitulah kisah kecil mereka yang tak berarti bagi semua orang di pasukan Askeladd. Semuanya kembali berjalan normal seperti tak ada bahaya yang mengintai mereka.

Random FFМесто, где живут истории. Откройте их для себя