Best Friend!

54 1 0
                                    

Shanchik

"Sampai kapan lo lari dari masalah sih, Dir?"

Suara sahabatku mendominasi kamar, setelah ia ku persilahkan masuk. Tak ingin ku menjawab, ku nikmati segelas kopi yang telah dingin di suasana senja balkon kamar.

"Gue sedih liat lo selalu terpuruk gini Dir, harusnya lo bisa jelasin ke dia apa yang sebenernya dan hubungan lo bisa kaya dulu lagi, gak kek gini."

Hembusan nafas dengan kasar terdengar dari arah belakang, dimana sahabatku berada. "Apa yang harus gue jelasin Siska? Kita gak ada masalah kita baik-baik aja selama ini." Akhirnya ku buka suara setelah keheningan tercipta diantara kami.

"Kalo hubungan kalian baik, harusnya lo gak ngindarin dia kaya gini Dir. Gue ngrasa kalian kaya orang asing tahu nggak."

"Dia yang nyuruh gue pergi, Sis. Apa gue salah nurutin permintaan dia ha? Jawab gue, apa disini gue yang salah?" Ku usap dengan kasar, setetes air mata jatuh di pipiku. "Dia yang nyuruh gue pergi Sis." Lirih ku beriringan luruhnya tubuhku di pembatas balkon, seketika isak tangis ku pecah.

________

Keesokan harinya,

"Ma, Pa. Dira berangkat sekolah dulu ya."

"Nggak sarapan dulu, nak?"

"Nggak Bund, Dira udah telat. Nanti sarapan di kantin aja."

"Yaudah hati-hati yaa, jangan ngebut bawa motornya."

"Siap Yah, kalo gitu Dira pergi ya, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" kompak kedua orang tua ku.

Aku menuju garasi mengambil motor kesayanganku yang sedang di panasi mang Ujang, "Mang Ujang!" "Eh iya neng, udah mau berangkat ya? Motornya udah mamang panasin neng, tinggal di bawa aja" jawab mang Ujang. "Iya mang Dira mau berangkat, makasih ya mang." "Siap atuh neng, hati-hati bawa motornya." Ku anggukan kepalaku membalas ucapan mang Ujang, ku lajukan motorku keluar gerbang.

Saat hendak keluar gerbang, kulihat sebuah mobil berhenti di depan rumah sebrang jalan. Ku perhatikan sekilas, seorang siswa berseragam sama denganku membukakan pintu kursi penumpang kepada siswi yang digandengnya. "Syukur deh kalo dijemput" gumamku di balik helm full face yang ku pakai.

___

Haha sudah cerita begini, kalian belum kenal gue ya? Haha, salahin authornya tuhh, masih noob memang, maafin ya guys (author: bombastics side eye) hehe canda thor. Oke, perkenalkan nama gue Shanin Dira Wiratama, biasa dipanggil Dira. Gue sekarang kelas 2 SMA, di SMA Wiratama. Yaa, kalian bener di sekolah bokap gue, tapi gak ada yang tahu kalo gue anak tunggal dari pasangan Sanjaya Wiratama dan Rena Permata, kenapa? Karena gue gak mau kalo mereka berteman karena kekuasaan orang tua gue. Dah yaa gitu saja, kalo penasaran baca ceritanya saja sampai habis hehe.

__Skip sampai sekolah

"Woy Dirr!!" suara cemprengnya menusuk gendang telingaku, ku tatap dengan malas sahabatku yang sedang berlari kearahku. "Apaan?" tanyaku. Dengan tampang tanpa dosanya dia hanya nyengir "hehehe gapapa Dir, masih pagi udah marah-marah aja lo." "Gak jelas lo Sis, dah ah gue mau ke kantin mau sarapan." "oy Dir! kok gue ditinggal sih."

"Budhe! Bubur ayamnya satu yaa, sama teh tawar anget." "Siska sama Budhe, samain kaya punyanya Dira." "Oke siap neng tunggu bentar ya."

Saat menikmati dengan hikmat buryam, seseorang berdehem dengan keras.

"Ekhem."

"Lo kalo batuk minum obat Sis, risih gue ndengernya."

"Heh monyet, siapa yang batuk sih, noh nengok ke belakang lo"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 03 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KembaliWhere stories live. Discover now