anak yang hebat

8 3 0
                                    

Pagi ini kayla bangun lebih pagi dari biasanya. Dibuatkannya sang ibu yang masih tidur air hangat berisi dedaunan yang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit sang ibu.

Kayla lalu menyelempangkan handuk lalu menyeret dirinya sendiri ke kamar mandi. Ritual paling malas yang dilakukan oleh anak itu, terkadang kayla pergi tanpa membasuh tubuhnya sama sekali. Apa bedanya? Toh, mandi atau tidak aku masih terlihat dekil dan Kumal, pikir kayla

Di gubuk kayu yang hampir rubuh, kayla tinggal berdua bersama ibunya. Sang ayah berpulang sekitar 4tahun lalu. Kisah mereka hampir sama dengan kisah kisah rakyat jelata lainnya: orang miskin di larang sakit. Mungkin, jika ada sedikit faktor pembeda, dahulu kala keluarga mereka kelurga terkaya di desa ini, sang ayah merupakan saudagar kaya. hingga, pada suatu ketika ia di tipu oleh sahabat sekaligus koleganya. Singkat cerita keluarga ini bangkrut

Kayla masih ingat ekspresi ayahnya ketika harus merenggut nyawa di puskesmas yang terletak 2 kilometer dari desanya.

Kini kayla harus berjuang mati matian bersama sang ibu. Terkadang kayla berdagang donat buatan sang bunda untuk menghidupi keluarga.

Kayla bersiap sekolah ia memakai seragam sekolah yang sedikit kekecilan, sudah menguning, dan penuh jahitan di sana sini

Diciumnya tangan sang ibu ia lalu berkomat kamit baca doa. Jika beberapa anak mendoakan ibunya ketika mereka berangkat tidur. Kayla berdoa bisa 3 sampai 5 kali sehari, ia tak ingin kehilangan ibunya seperti ia kehilangan ayahnya

Sang ibu terbatuk "sekolah nak?" Tanya sang ibu

"Iya bu"jawab kayla sambil menalikan sepatu yang sudah lusuh di bagian kiri dan menganga si bagian kanan karena belum di tambal

"Kenapa pagi sekali hari ini?"tanya sang ibu

"Kayla tak mau terlambat buk, kayla dapat tugas membacakan karangan"jawab kayla

"Karangan apa?"tanya sang ibu

"Karangan buatan kayla sendiri bu"jawab kayla

"Oh ya?, Tentang apa"ucap sang ibu dengan nada bangga

"Keadilan negeriku bu"ucap kayla

Sang ibu tersenyum, sebelum kembali batuk lagi. Kayla mengingatkan nya pada sang suami yang juga nasionalisme. Anehnya, nasionalisme tumbuh ketika mereka mulai jatuh miskin. Dan itulah yang terus ia tularkan pada kayla.

Kadang perempuan itu heran, apalah arti mencintai negeri ini, sementara negeri ini sibuk mencintai rakyat kaya raya anak pemerintah, dan bukan anak rakyat jelata yang tak punya apa apa. Tapi, suaminya pernah berkata, " aku mencintai negeri ini seutuhnya, dan negeri ini lebih dari sekedar orang orang yang memerintah di ibukota sana"

"Kayla pergi dulu ya bu"ucap kayla

Sang ibu mengangguk. Anaknya keluar dari pintu bambu tanpa engsel. Pintu ditutup. Sang ibu kembali batuk kali ini 3 kali lebih banyak.

Butuh satu kilometer dari rumahnya untuk sampai ke sekolah, sesampainya di sekolah kayla langsung berbaris di lapangan

Kepala sekolah naik ke mimbar yang terbuat dari kayu. Dan si samping kepala sekolah ada guru guru yang jumlah nya bahkan bisa di hitung oleh jari, setelah berpidato kepala sekolah memanggil nama kayla dan mempersilahkan untuk maju

Kayla pun maju dengan kaki sedikit gemetar, semua peserta upacara menatap ke aranya, di angkat kertas karangan dan di baca olehnya:
"hai keadilan apa kabar?
bagaimana kabarmu?
apakah kau ingat padaku?

dimana kau selama ini
dimana kau ketika kami rakyat bawah menderita
dimana kau ketika kamu tak bisa sekolah karena atap sekolah kami bocor
dimana letak slogan sila ke Lima mu yang selalu aku tunggu

apakah kau masih sibuk mengurusi anak anak orang kaya di kota yang hidup serba kecukupan, hingga kau lupakan aku dan teman teman ku yang rakyat bawah

dimana kau wahai keadilan?"ucap kayla dengan lantang

Mata kayla sejenak menyapu barisan dan tanpa sengaja mengeluarkan air mata

"Dimana kau saat ibu ku sakit, apakah kau sibuk mengurusi wakil rakyat yang sedang berobat ke luar negeri"ucap kayla

Seberes upacara kayla ditanya oleh reza

"Kenapa nangis?"tanya reza padahal ia tahu kegundahan anak itu disebabkan oleh ibunya yang sakit

Kayla menunduk sebelum akhirnya memberanikan diri untuk bertanya

"Pak, apakah kita hidup di negeri ya g adil?"

Reza terdiam, sebuah pertanyaan seberat itu terlontar dari seorang anak muda seperti kayla. Reza menghela nafas lalu tersenyum

"Suatu saat nanti kau akan mengerti"ucap reza

Kayla mengangguk

"Oh ya bapak dengar ibu kamu sakit, sakit apa memangnya?"tanya reza

Kayla terdiam bingung untuk menjelaskan

"Tak apa apa sesekali kita harus cerita"ucap reza

"Radang paru paru pak"jawab kayla

"Sudah diperiksa"ucap reza khawatir

Kayla menggeleng

" Tak ada biaya pak"ucap kayla

Reza cemas sendiri, ia tahu betul bahwa radang paru-paru adalah penyakit menular, dan ia takut penyakit itu menular ke kayla. Apa jadinya anak sepintar ini yang sudah disulitkan oleh ekonomi harus disulitkan lagi oleh kesehatan

"Kalau bapak bawa ibu kamu ke dokter gimana?"tanya Rizki

"Jangan pak merepotkan?"ucap kayla

"Tak apa apa nanti, sepulang sekolah bapak ikut ke rumah kamu gimana?"tanya reza

Kayla ragu ragu takut ibunya marah

Akhirnya kayla setuju

glimpse Where stories live. Discover now