“Dimana?

“Di taman belakang.”

“Kami boleh ikut?”

“Eum, tidak.”

“EHH, KENAPA?”

“Karena besok kalian sekolah.”

“Kalau begitu sebentar saja, kami temenin Papa menunggu Daddy di taman belakang. Boleh ya?”

“Bagaimana ya, Papa takut kalian tidak bisa bangun pagi besok.”

“Tidak, kami pasti bisa kok. Kami sudah terbiasa bangun pagi kok. Semenjak Papa merawat kami, jadi tidak susah untuk bangun pagi lagi.”

“Ya sudah kalau begitu. ”

YEAY!!

Jadilah ketiga manusia itu duduk di kursi taman belakang mereka bersama. Udara dingin yang menusuk pun tidak menggoyahkan mereka untuk menunggu lebih lama lagi. Mark bahkan tadi rela membawakan tas Taeyong yang besarnya tidak seberapa. Entah apa isi tas itu, rasanya sangat ringan bagian tak berisi. Bahkan si kecil Alana pun tak mau kalah, ia yang membawa kotak bercat mirip kayu rapuh milik Taeyong. Awalnya Taeyong menolak, tapi mendapat pelototan elit dari anak-anaknya, akhirnya ia menyerah.

Lama, sangat lama mereka menunggu. Hampir lebih dari 3 jam mereka menunggu. Jam pun sudah menunjukkan pukul 10.00 malam.
Daddy ke mana sih? dia tidak lupa dengan janjinya kan?” lirih Alana yang mulai menggigil. Taeyong segera memeluk tubuh Alana di sampingnya. Tubuh Taeyong sebenarnya tidak terlalu hangat, tapi paling tidak ia bisa sedikit menghangatkan Alana.Tapi Mark menyadari itu, tubuhnya yang paling hangat diantara mereka. Karena tubuh Mark lah yang lebih berisi dibandingkan mereka.

Mark pun berdiri dari duduknya dan memeluk mereka berdua dari belakang. Memang benar, tubuh Mark lah yang paling hangat.
“Kalian lebih baik masuk ke dalam rumah sekarang. Hari sudah semakin malam dan dingin. Besok kalian akan ke sekolah.” Taeyong tidak menghawatirkan Nyonya Rosaline karena wanita itu berada di luar saat ini. Ia sedang mengunjungi orang tuanya, kakek dan nenek dari anak-anak.

“Tapi Papa akan sendirian disini,” ujar Alana kecil dengan menatap wajah Taeyong dari bawah.

“Tidak apa-apa, Papa bisa menunggu sendiri. Angin malam sangat tidak baik untuk kesehatan  dan pertumbuhan kalian, masuklah sayang.” sekuat tenaga Taeyong memaksa Mark dan Alana untuk masuk ke dalam rumah.

“Tapi kami tidak mau meninggalkan Papa di sini sendirian!.” Mark dan Alana tetap keukeuh dan memaksa untuk menuggu sang Daddy dengan Taeyong.

Dengan sangat terpaksa, Taeyong harus menggunakan cara yang terakhir.
“Jika kalian tidak masuk sekarang, Papa akan marah.” dan benar sekali, ia mengancam Mark dan Alana. Ternyata cara itu cukup ampuh, terbukti dari tatapan terkejut anak-anak. Dengan terpaksa juga, akhirnya mereka menyetujui keinginan Taeyong.

Taeyong bertekuk lutut di hadapan Mark dan Alana, Mark bahkan sedikit lebih tinggi dari Taeyong pun menekukkan lututnya mengikuti Taeyong. Jadilah mereka sama-sama menopang lutut saat ini.
“Ingat! Kalian harus jaga diri baik-baik. Kalian harus jadi anak yang baik. Jangan pernah bantahan apa yang dikatakan Daddy dan Mommy kepada kalian. Karena semua itu pasti untuk yang terbaik, orang tua kalian tahu dan mau yang terbaik untuk kalian. Mengerti?.”

Devil's Claw • [ JAEYONG ] • [ END ]Where stories live. Discover now