Mungkin hampir setengah jam Taeyong berusaha untuk menenangkan Mark dan Alana. Tangannya bahkan terasa sangat pegal karena harus menahan bobot tubuh Alana dan Mark. Mereka kelihatan sangat imut Jika seperti ini. Mark dan Alana mengusap mata mereka yang sudah dibenci oleh jejak-jejak air mata. Mark mengamati tas Taeyong yang berada di sudut ruangan. Tadinya yang tenang, Ia kini merasa sedih lagi.
“Papa sudah akan pergi?” tanya Mark sambil menunjuk Tas Taeyong.
“Iya sayang, mau bagaimana lagi. Papa kan sudah diusir, jadi Papa harus pergi. Kalian baik-baiklah bersama Mommy kalian. Mengerti?” baik Mark maupun Alana tidak ada yang bisa menanggapi perkataan Taeyong.
“Lana tidak suka Mommy, ” lirih Alana yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan pertanyaan Taeyong tadi.
“Kamu tidak boleh begitu, sayang. Mommy kamu kan cantik. Bukannya Alana sangat senang karena ada Mommy di sini ya? Jadikan Mommy bisa menggendong dan menyayangi Lana. Jadi, Alana bisa pamer sama teman-teman Lana kalau Mommy Lana sudah bangun kan?” sepanjang apapun Taeyong berbicara untuk memuji Nyonya Rosaline, tetap saja tidak mendapatkan respon yang baik dari anak-anaknya Mark dan Alana menggeleng pelan.
“Mark mau Papa. Tidak apa-apa kalau Mommy marah.”
“Lana juga mau Papa. Tidak apa-apa kalau Mommy sedih. ”
“Tidak boleh sayang, kalian harus berbakti sama Mommy kalian. Dengarkan Papa, biar bagaimanapun, Mommy adalah ibu yang mengandung kalian selama 9 bulan. Mommy rela membawa kalian kemana-mana. Bahkan dia juga rela membiarkan dirinya jadi jelek dengan perut buncit hanya untuk menjaga kalian. Dan jangan lupakan jika Mommy kalian telah mengorbankan nyawanya untuk kalian. Melahirkan itu adalah keadaan di mana seorang ibu mempertaruhkan nyawanya agar kalian bisa melihat dunia,” ucap Taeyong dengan mengusap kepala anak-anaknya.
Mark dan Alana mengerti dan tahu yang dikatakan Taeyong adalah benar, 100% benar. Tapi perilaku Mommy mereka yang kasar, angkuh dan semena-mena membuat mereka sedih begitu saja. Jauh di lubuk hati mereka, Mark dan Alana sangat yakin jika mereka menyayangi Mommy mereka. Tapi memaksa mereka untuk melepaskan Papa mereka adalah keputusan yang sangat sulit untuk mereka.
“Bagaimana Anak-anak? Kalian mengerti?” Taeyong bertanya kembali kepada Mark dan Alana yang masih diam membisu. Sampai akhirnya anak-anak itu menganggukkan kepala mereka dengan sangat terpaksa.
“Papa, ini kotak apa?” tanya Alana yang melihat sebuah kotak -misterius menurut Alana- di atas meja nakas Taeyong.
“Oh! Kotak ini memang kelihatannya jelek, tapi kotak ini berisi semua ungkapan perasaan Papa untuk Daddy kalian. Semua sudah Papa tulis di sebuah kertas. Papa akan memberikan kotak ini kepada Daddy kalian nanti.” Alana turun dari pangkuan Taeyong dan mengambil kotak itu yang kemudian ia serahkan kepada Taeyong.
“Termasuk tentang adik kami? Papa juga cerita di kertas itu kan?” tanya Mark yang membuat Taeyong tersenyum dan mengangguk,Mark dan Alana pun ikut tersenyum seketika, mereka senang jika Taeyong sudah mau terbuka dengan Daddy mereka. Sangat salah jika kehadiran calon adik mereka harus ditutupi. Entah dapat hidayah dari mana Taeyong ingin memberitahu Jaehyun mengenai kehamilannya.
“Jadi? Papa sudah janjian ingin bertemu dengan Daddy? ”
“Yup!, ”
“Kapan?”
“Malam ini.”
YOU ARE READING
Devil's Claw • [ JAEYONG ] • [ END ]
FanfictionSebuah kisah yang menceritakan seorang mafia berdarah dingin Ace --Jung Jaehyun-- (35) yang menjalani hubungan terlarang dengan tukang kebun barunya Lee Taeyong. [REMAKE] Cerita asli oleh : @princessayist bxb!!! Start : ²⁷/10/²⁰²¹ End. : ¹⁵/12/²⁰²³...
![Devil's Claw • [ JAEYONG ] • [ END ]](https://img.wattpad.com/cover/289643505-64-k15176.jpg)