Chapter 20: Part II

976 52 5
                                        

TW ⚠️ : sexual content, kalimat vulgar, detail sex!

Kalo gak nyaman sama TW diatas gausah dibaca. Dirty talk in English, kalo ga ngerti translate aja.

*********

First-person POV: Jade

Satu persatu orang mulai berpamitan untuk kembali ke asrama masing masing, termasuk Evan.

"Kalian cocok," ucapnya menunjukku dan Riddle yang berdiri disampingku. Aku tidak memberi balasan apapun hanya mengacungkan jari tengahku padanya tapi Riddle mengurungkannya dengan menurunkan tanganku. "Bye, Rubes!" Evan melambaikan tangan padaku. Sekarang hanya tersisa Susan, Hannah, Aku dan Riddle.

"Kau ingin kami membereskan ini?" tanya Susan.

"No, no no, kalian berdua kembali lah ke asrama, kalian sudah banyak membantu, aku akan membereskan ini sendiri," kataku sambil merapikan piring piring diatas meja.

"Kau yakin?" Hannah menatapku lalu bergantian menatap Riddle dengan curiga.

"Dia denganku, jangan khawatir," sergah Riddle yang merasa dia sedang dicurigai.

"Okay okay! Come on, Susy." Hannah menarik Susan keluar bersamanya. Dan sekarang hanya aku dan Riddle yang tinggal.

Aku duduk diatas sofa yang tiba tiba saja ada disana dan Riddle ikut duduk disampingku. "Apa rencanamu selanjutnya?" tanyaku. Jujur, aku kehabisan akal tidak seperti biasanya.

"Aku ingin para Malfoy, bukan hanya Draco," jawabnya.

"Aku juga," balasku menatap kearahnya yang ada disampingku. Dia sangat tampan dari sisi ini. Kulit kecoklatannya sangat sempurna bertemu dengan rambut ikalnya. Rahangnya tegas dan tajam, bulu matanya lentik membuatku iri. Everything about him are perfect.

"You want me to help you?" tanyanya lagi.

Aku menggelengkan kepalaku dan berkata sambil menatap bibirnya. "I don't want your help this time."

"Lalu apa yang kau mau?"

"Aku ingin kau."

Riddle meraih wajahku dan menempelkan bibirnya denganku. Dia menciumku dengan penuh semangat tanpa memberiku jeda. Dia menekan tengkukku untuk memperdalam ciuman. Ciumannya kali ini berbeda dengan yang sebelum sebelumnya. Dia menciumku dengan penuh percaya diri dan keinginan terdalamnya. Ciuman kali ini membuatku merasa panas.

Riddle menarik diri dari ciuman dan menatap wajahku. "With tongue?" tanyanya. Aku mengangguk menjawab pertanyaannya. Dia kembali menciumku lebih bergairah kali ini. Dia menyelipkan lidahnya kedalam mulutku, mengabsen gigiku membuatku mengeluarkan suara aneh. "What was that?" Riddle berhenti menciumku dan bertanya.

"Sorry."

"No no, don't be, i love that. You just moaning for me, i love that." Riddle menatap bibirku yang sepertinya mulai membengkak. "Merlin, Jade, you didn't know what effect you have over me just because that sound of you."

"What effect?" tanyaku tak mengerti apa maksudnya.

"You'll know," jawabnya kembali menciumku. Aku membawa tanganku menggenggam rambut Riddle. Itu membuatnya menarikku kepangkuannya.

Riddle melepaskan ciuman, berpindah menciumi leherku dengan kecupan yang kuat. Aku tidak bisa menahan untuk tidak mengeluarkan suara aneh dari mulutku. "Riddle..." ucapku.

Riddle berhenti mencium leherku, dia menatapku dengan tatapan yang tak bisa kubaca. "I love hearing you say my name," ucapnya.

"Riddle atau Mattheo?" balasku menatapnya sambil merapikan rambutnya. "Riddle bukan namamu."

Defouted  || Mattheo RiddleWhere stories live. Discover now