chp. 2 - Owzen's Cafe

20 6 0
                                    

"Yaelah lix, masa lose streak!" gerutuku sambil menatap layar monitorku. "Sorry deh, lanjut ga?" Tanya Felix, kulihat jam menunjukkan pukul 01:31 AM. "Ga dulu deh lix, besok gw dah mulai sekolah"

"dah selesai liburnya?"

"hooh"

"oke bye kalo gitu, tidur nyenyak"

"oke"

Setelah itu kulepas headsetku dan meregangkan badan.

Aku beranjak dari kursi gaming itu dan membaringkan diri di kasur. Ku tatap langit-langit kamar, "Dikabarkan sebuah truk lepas kendali mengakibatkan seorang siswi berusia 17 tahun tewas di tempat" . Suara berita itu benar-benar menghantuiku selama liburan ini, rasanya ingin kuhentakkan kepalaku ke dinding atau lantai karna rasa bersalah. Kata andai mulai bermunculan di benakku, hampir setiap malam kupaksakan mataku untuk tertutup. Walau membutuhkan waktu yang lama, tapi cara ini sedikit berhasil.

Seperti biasa, aku bangun pagi tanpa rasa puas akan tidur. Rasanya aku hanya seperti memejamkan mata, aku beranjak dari kasur dan bersiap-siap untuk sekolah. Aku pergi dari rumah tanpa sarapan, "alah sarapan di kantin aelah" batinku. Tapi alam berkata tidak untuk sekolah hari ini.

Awan mendung menyambutku pagi itu, tak kuhiraukan, aku tetap melajukan motorku menuju sekolah. Gerimis mulai turun, dan semakin ku terobos semakin deras hujan itu. Mau tak mau, ku belokkan motorku ke sebuah kafe bernama "Owzen's Cafe". Suara bel pintu terbunyi saat aku masuk, semua mata tertuju ke arahku, namun aku berpura-pura untuk tak peduli.

Aku pergi ke kasir untuk memesan minuman. "Pesen apa?" Tanya sang Barista, baiklah, aku jujur, mataku tak berkedip ketika barista itu memberikan pandangannya kepadaku, tak bergerak, tak berkata, membeku, ya lebih tepatnya itu! Sang barista mengernyitkan alisnya. Aku tersadar dari lamunanku, "Vanilla Latte" ucapku spontan ketika tersadar, sang Barista langsung membuatkan pesananku.

"Hah apa? Vanilla Latte? Ngga ngga, gw salah omong, duh? salah, bilang ga ya? mana dah dibikinin lagi" Batinku tiba-tiba. "Bilang aja kali ya" Pikirku membulatkan tekad, "Mas" Panggilku. Barista itu menghentikan pembuatan minum sejenak dan kembali melihatku, aku kembali terbeku dan gugup, "N-Ngga gajadi!" Seruku panik. Ia kembali membuat minuman.

"Elin lu kenapaaaaaaaa?!!!!!" Tanyaku pada diri sendiri sambil menunduk. "Nama?" Tanya sang Barista itu tiba-tiba, aku secepat mungkin mengangkat kepalaku, "V-Vellyn! v-e-l-l-y-n!" jawabku sigap. Sang Barista menuliskan namaku sesuai ejaan. Setelah itu diberikannya minuman itu dan aku dengan cepat membayar minuman itu.

Aku duduk di salah satu bangku dekat jendela. Ku seruput Vanilla Latte sambil melihat ke luar jendela, pemandangan hujan, "Ya sudahlah gapapa, enak juga" Batinku. Tiba-tiba, kulihat setongkrongan laki-laki yang mengenakan seragam yang sama denganku. Dan, itu adalah tongkrongannya Zayn, cepat-cepat ku alihkan pandanganku sebelum mereka melihat.

Terlambat, ternyata memang Zayn daritadi sudah melihatku. Ia pun menghampiriku dan duduk di bangku depanku. "Elin nih? Ga salah liat? Wah ga sengaja ketemu nih, tandanya apa dong?" Tanya nya.

"Elin? Gw ada bolehin lu manggil gw pake nama itu?"

Zayn tersenyum, "Harus ada perizinannya ya? Yaudah..."
Ia menyentuh tanganku halus, "Vellyna Gracia, gw boleh manggil lu elin?" Tanya nya dengan senyum yang menjijikan, mungkin orang-orang sekolah, termasuk Maya, akan meleleh dengan senyum menjijikkan ini.

"Jijik anjir" Aku menepis tangannya cepat, "Ngapain lu? Sana balik ke tongkrongan lu, gw ga ganggu sumpah, gw cuma neduh" Sambungku.

Ia tertawa kecil, "Gw cuma mau minta jawaban dari pertanyaan yang udah gw kasih sebelum liburan, itu doang" jawabnya.

"Ga, gaada! Lu tau sendiri jawabannya!"

"Ga tau, tuh?"

"Ga usah sok-sok gak tau"

"Gw mau denger sendiri jawabannya dari lu"

"Sanaaa!" Kuusir dia secara kasar walau tak mempan baginya.

"Kalo lu gamau jawab, gw anggap lu terima gw dan lu pacar gw sekarang"

"Apaansi ni orang gajelas banget maksa-maksa, ngga, gw gamau jadi pacar lu"

"Loh? Kenapa?"

"Ya karna..."

Mampus, aku tak bisa menjawabnya, not interested? sudah pasti jawabannya "gw bakal bikin lu insterested sama gw", punya pacar? aku single, hayoyo

"Karna dia pacar gw, kenapa?" Suara misterius tiba-tiba terdengar di telingaku. Langsung ku putar kepalaku untuk mencari pemilik suara itu, tepat di belakangku, si Barista. Zayn langsung beranjak dari kursi dan menarik kerah si Barista. "Lu pikir dengan lu nunjukin eksistensi lu, gw bakal nyerah? Ngga!" Ucap Zayn.

"Great, Bro. Lu keren, pantang menyerah, but nicetry, bro, try again later. Tunggu dia putus dari gw ya, tapi keknya ga bakal" Jawab si Barista. Kepala Zayn makin panas, hampir saja ia melayangkan pukulan pada wajah tampan sang Barista. Ia menghentikannya. "Kenapa? Pukul aja gw, asal ga lu paksa pacar gw" Tantang si Barista dengan smirk di wajahnya. Berapa kali ia sebut kata "Pacar" yang ntah, aku sendiri tak pernah merasakan rasanya pacaran.

"Udah, udah!" Leraiku panik, aksi mereka berdua hanya menjadi tontonan pelanggan kafe. Zayn melepas kerah baju si Barista dan pergi meninggalkan kafe bersama teman-temannya yang lain. Ketika ia pergi, suasana kafe mulai kembali netral, "Makasih dan Maaf bikin ricuh" Ucapku tak enak pada si Barista.

"Gw cuma mau kasih kembalian kurang tadi" Jawabnya dengan tatapan mata datar yang tak ada ramah-ramahnya sama sekali. "Ambil aja! Ucapan makasih dari gw!" Ucapku dengan senyum ramah.
"Makasih, tapi gabutuh" Ia meletakkan uang itu di atas meja. Aku menatap heran ke Barista aneh itu, ku lihat jam menunjukkan pukul 09:30, "dah ah gausah sekolah sekalian" pikirku. Kulihat hujan yang mulai reda, aku keluar dari kafe dan kembali menaiki motorku untuk pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, aku berbaring di atas kasurku dan ku cek lagi handphone-ku.

Sesampainya di rumah, aku berbaring di atas kasurku dan ku cek lagi handphone-ku

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Dan lagi-lagi, game menguasai hariku, ntah sampai kapan.

vellynaphile Onde as histórias ganham vida. Descobre agora