"Telus Ayah halus ulus Bunda, iya kan Ayah?" sela Ziel dengan raut menggemaskan. "Iya, Ziel tau kok. Ziel bisa mandi sendili, udah seling diajalin Bunda."

Nata tersenyum lega.

"Ayah, ayo kita bagi tugas!" seru Ziel senang sembari mengalungkan tangannya pada leher sang Ayah. "Ayah ulus Bunda, Ziel mandi sendili!"

Senyum Nata semakin lebar. Senang anaknya bisa mengerti. Dengan gemas dia mencium seluruh wajah Ziel, membuat si anak lagi-lagi tertawa geli. "Pinter banget sih anak Ayah."

Ziel tersenyum bangga. "Tapi Ayah, bolehkan ajak Halu main kesini? Ayah kan halus telus-telus ulus Bunda, jadi bial Ziel gak bosen Ziel mau main sama Halu aja. Boleh kan, Ayah?"

Nata mengangguk, "oke jagoan!"

Tentu saja boleh, apapun untuk anak semata wayangnya. Itu hal mudah. Bahkan jika suatu saat nanti Ziel minta dibelikan pulau, Nata sama sekali tidak akan keberatan.

Berlebihan? Loh gak papa lah, wong yang punya duit juga dia.

***

Nata dengan sabarnya merangkul Ayyara yang baru saja selesai mandi. Tubuh wanita itu memang selalu seperti ini ketika sedang datang bulan. Nyeri di sekujur tubuh, apalagi di pinggang dan juga punggung. Jadinya, dia tidak bisa beraktivitas dengan bebas. Kakinya pun akan ikut-ikutan lemas.

Pokonya nyusahin deh.

Makanya Ayyara suka sedih kalo dia datang bulan, karena itu artinya dia bakal ngerepotin Nata.

"Mas, Haru udah dateng belum?" tanya Ayyara setelah berhasil duduk di pinggiran ranjang.

Tadi Ziel sempat datang ke kamar mereka dengan penampilan yang menggemaskan dan juga wangi, tandanya anak itu berhasil mandi sendiri. Dia juga memakai bedaknya sendiri sampai cemot.

Anak itu datang bertujuan untuk mengingatkan Nata yang katanya akan menelpon Haru. Ziel tidak banyak tingkah, mengerti tentang kondisi Ayyara. Setelah mendapatkan jawaban bahwa Haru akan datang, Ziel bersorak gembira tentu saja.

Mengucapkan terimakasih pada Nata lalu mendaratkan kecupan manis di kening Ayyara.

"Semoga cepat sembuh Bundanya Ziel."

Itu katanya, lalu pergi dengan langkah riang.

"Udah." jawab Nata. Laki-laki itu mengoleskan minyak kayu putih disekitaran punggung, pinggang, perut dan dada bagian atas milik istrinya. Biasanya ampuh. "Juna juga masih di bawah."

Ayyara mengangguk mengerti. "Maaf ya, ngerepotin mas terus tiap bulan. Sampe-sampe mas harus izin dari kantor."

"Lebay kamu." tukas Nata. Dia menaikan kaki Ayyara, mencoba membaringkan tubuh istrinya. "Istirahat. Saya nemuin Juna."

Ayyara menghela nafas melihat tubuh Nata yang menghilang dibalik pintu. Kesel juga dia. Gak bisa ya, Nata jawabnya romantis. Misalkan;

"Iya gak papa, kan udah kewajiban aku ngurus dan menjaga kamu."

Atau

"Gak perlu mikirin itu, kamu yang lebih penting."

Atau apapun kek! Jangan cuma bilang lebay. Tiap bulan loh, jawabannya itu mulu. Gak bisa di upgrade apa?!

Tapi, Ayyara gak bisa kesel lama-lama. Karena meskipun Nata bersikap datar, laki-laki itu tetap pantas menyandang gelar suami paling siaga juga sabar dalam menghadapi perempuan yang tengah datang bulan. Nata tidak pernah mengeluh dengan semua kelakuan Ayyara yang Ayyara sendiri sadari bahwa kelakuannya saat datang bulan benar-benar menyebalkan dan merepotkan.

1000% GENGSIDove le storie prendono vita. Scoprilo ora